Menuju konten utama

Benarkah Setelah Divaksin Bisa Sebabkan Hasil Tes COVID-19 Positif?

Virus non aktif yang ada dalam vaksin tidak akan menyebabkan hasil tes COVID-19 baik antigen atau RT-PCR menjadi positif.

Benarkah Setelah Divaksin Bisa Sebabkan Hasil Tes COVID-19 Positif?
Ilustrasi vaksin virus Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Beredar informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa seorang yang sebelum divaksin melakukan tes COVID-19 dengan hasil negatif lalu setelah divaksin ia mengalami panas dingin, diare serta badan gemetar kemudian hari ke-3 usai vaksin melakukan tes COVID-19 dan hasilnya menjadi positif.

Sebelumnya, kasus serupa juga pernah dilaporkan terjadi pada beberapa orang. Namun, menanggapi hal tersebut, Ahli Patologi Klinis dari Universitas Sebelas Maret, dr. Tonang Dwi Ardyanto menegaskan bahwa virus non aktif yang ada dalam vaksin tidak akan menyebabkan hasil tes COVID-19 baik antigen atau RT-PCR menjadi positif.

"Jika seseorang mendapati hasil tes COVID-19 positif setelah vaksinasi, itu dikarenakan ia telah terpapar virus tanpa ia sadari," ujarnya seperti dilansir dari laman Satgas COVID-19.

Meski begitu, orang yang sudah divaksin tak lantas menjadi kebal COVID-19. Menurut para ahli, vaksinasi bukan berarti akhir dari virus. Vaksinasi hanya melindungi tubuh Anda dari efek berbahaya virus.

Infeksi dapat terjadi kapan saja, vaksinasi hanya membantu menangkal masalah serius yang mungkin dipicunya.

Orang yang telah divaksinasi juga harus mematuhi semua langkah keamanan untuk mencegah tertular virus. Orang-orang ini bahkan dapat menularkan virus ke orang lain.

Dikutip darilaman Times of India, berikut adalah beberapa dari banyak alasan mengapa orang yang telah divaksinasi bisa positif COVID-19,

  1. Mereka tidak mengikuti tindakan pencegahan seperti memakai masker di depan umum, membersihkan tangan, menjaga jarak sosial dan mengabaikan protokol keselamatan lainnya;
  2. Tidak mengikuti aturan setelah vaksinasi seperti yang disampaikan oleh dokter;
  3. Tidak mendapatkan dosis kedua tepat waktu atau tidak mendapatkan dosis kedua sama sekali;
  4. Tidak memiliki penghalang kekebalan. Bila seseorang dinyatakan positif setelah vaksinasi, artinya ia sudah terpapar virus COVID-19, tapi tidak menunjukkan gejala.
Apakah ini bisa disebut sebagai infeksi ulang?

Beberapa orang berasumsi bahwa proses seseorang yang tertular setelah vaksinasi dapat menjadi kasus infeksi ulang, tetapi itu tidak benar.

Tujuan utama dari vaksinasi adalah untuk mengubahnya dari infeksi parah menjadi infeksi ringan, jika itu terjadi. Vaksinasi juga mengurangi kemungkinan penularan agar orang lain tetap aman.

Jadi sebenarnya, belum ada vaksin yang menjamin perlindungan 100 persen terhadap virus. bahkan jika Anda sudah divaksinasi.

Hal terbaik yang harus dilakukan adalah dengan mengikuti aturan keamanan. Vaksinasi adalah suatu keharusan untuk mengurangi laju penularan dan karenanya setiap orang harus mendapatkannya.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait INGATPESANIBU atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Addi M Idhom