Menuju konten utama

Benarkah Musik Klasik Bermanfaat untuk Ibu Hamil?

Para ahli di Jepang, AS dan negara-negara Eropa meyakini bahwa musik klasik akan merangsang perkembangan sel-sel otak janin.

Benarkah Musik Klasik Bermanfaat untuk Ibu Hamil?
Ilustrasi ibu hamil. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Terapi musik klasik untuk ibu hamil dinilai memiliki beragam manfaat, terutama untuk meningkatkan kecerdasan bayi sejak dalam kandungan. Namun, benarkah demikian?

Musik klasik yang diputar secara teratur oleh seorang ibu saat kehamilan dinilai sangat berpengaruh terhadap bayi, terutama dalam meningkatkan daya ingat serta mampu mempercepat proses mengurutkan angka-angka.

Dalam buku Warna-Warni Kecerdasan Anak yang diterbitkan Kanisius menyebutkan, janin dalam kandungan memang sudah bisa menerima stimulasi, salah satunya adalah menerima rangsangan musik klasik.

Guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Dr. Utami Munandar mengatakan ada tiga jenis stimulus yang bisa dilakukan ibu hamil untuk janinnya: Pertama, stimulus fisik-motorik yang dilakukan melalui mengelus-elus perutnya. Kedua, stimulus kognitif yang dilakukan melalui bercerita dan berbicara dengan janin. Ketiga, stimulus afektif dengan menyentuh perasaan anak.

Menurut dia, mendengarkan musik klasik juga merupakan bagian dari stimulus tersebut. Apabila sang ibu semakin sering memberikan stimulus, maka semakin terasa pula pengaruhnya. Para ahli di Jepang, AS dan negara-negara Eropa juga meyakini bahwa musik klasik akan merangsang perkembangan sel-sel otak janin.

Masih dalam buku tersebut, dr. Suharwan Hadisudarmo, ahli kandungan, menyampaikan pada umumnya, wanita hamil yang mengalami stres akan meningkatkan kadar renin angiotensin yang sudah meningkat saat hamil.

Stres dan kadar tersebut akan berdampak pada sirkulasi pasokan nutrisi dan oksigen ke rahim, plasenta dan janin. Salah satu hal yang bisa menghilangkan hambatan tersebut adalah terapi musik klasik, terutama karya-karya Mozart.

Lantas, apa hubungannya musik klasik dengan kecerdasan?

Fenomena yang dinamakan “Mozart effect” ini pertama kali disarankan oleh penelitian yang dilakukan ahun 1993.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh sebuah kelompok di University of California itu menunjukkan mahasiswa yang mendengarkan Mozart selama beberapa menit sebelum melakukan tes terlihat lebih baik dari mereka yang tidak mendengarkan Mozart. Demikian dikutip dari The Telegraph.

Penelitian yang dilakukan terhadap 26 mahasiswa itu menyebabkan sebagian warga di Amerika mulai mendengarkan musik klasik untuk bayinya yang baru lahir.

Namun, seorang psikolog bernama Chistoper Chabris mengatakan berdasarkan penelitian terhadap 16 studi tentang “Mozart efek” ditemukan bahwa hanya ada peningkatan satu setengah poin IQ saja yang bertambah dari anak-anak yang mendengarkan musik klasik.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa mendengarkan musik klasik dapat menghidupkan jalur spasial di dalam otak. Namun, peningkatan ketrampilan spasial ini akan memudar sekitar satu jam usai berhenti mendengarkan musik klasik.

Baca juga artikel terkait KEHAMILAN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Musik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto