tirto.id - Pemerintah Belanda secara resmi menyampaikan permintaan maaf kepada pemerintah Indonesia atas kekerasan masa lalu saat masa penjajahan di Indonesia.
“Selaras dengan pernyataan pemerintahan saya sebelumnya, saya ingin menyampaikan penyesalan saya dan permohonan maaf untuk kekerasan yang berlebihan [pasca-Proklamasi] dari pihak Belanda di tahun-tahun tersebut,” kata Raja Belanda Willem Alexander dalam pernyataan pers bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (10/3/2020), dikutip dari Antara.
Raja dan Ratu Belanda Willem Alexander-Maxima Zorreguieta Cerruti ke Indonesia untuk kunjungan kenegaraan khusus pada 9-13 Maret 2020.
Menurut dia, beberapa tahun setelah Soekarno-Hatta mengumumkan Indonesia merdeka, terjadi sebuah perpisahan yang menyakitkan dan mengakibatkan banyak korban jiwa.
“Saya melakukan ini dengan kesadaran penuh bahwa rasa sakit dan kesedihan keluarga-keluarga yang terdampak masih dirasakan sampai saat ini,” katanya.
Setelah proklamasi, terjadi agresi militer dua kali di Indonesia oleh Belanda.Kini kedua negara bakal menjalin hubungan intens. Kedatangan Raja-Ratu Belanda kali ini disertai dengan rombongan pengusaha yang akan berinvestasi di Indonesia.
Raja Belanda menyebut, 75 tahun lalu pada 17 Agustus 1945, Indonesia mengumumkan
Proklamasi, dan menuntut tempatnya di antara negara-negara yang bebas dan merdeka. Pada 2005, Belanda baru mengakui tanggal kemerdekaan Indonesia.
“Pemerintah Belanda secara tegas telah mengakui hal ini, baik secara politik maupun secara moral, 15 tahun yang lalu. Hari ini kami dengan penuh kehangatan mengucapkan selamat pada rakyat Indonesia pada saat perayaan 75 tahun kemerdekaan,” katanya.
Menurut dia, hubungan yang membaik di antara dua negara yang pernah berseteru didasari oleh rasa hormat, saling percaya, dan persahabatan.
“Ikatan di antara kita semakin erat dan beragam. Ini sungguh menggembirakan saya. Dan saya tahu di Belanda banyak yang merasakan hal yang sama. Banyak orang di Belanda merasakan ikatan yang kuat dengan Indonesia,” katanya.
Dalam kunjungannya selama empat hari, Raja dan Ratu Belanda mengaku sangat menantikan beberapa hari mendatang itu.
“Kunjungan kami mempunyai program yang menarik dan berorientasi ke masa depan. Pada saat yang bersamaan, merupakan sesuatu yang baik bila kita tetap menghadapi sejarah kita. Masa lalu tidak bisa dihapus, dan perlu diakui setiap generasi pada waktunya,” katanya.
Penulis: Zakki Amali
Editor: Abdul Aziz