tirto.id -
Atas nama gerakan solidaritas terhadap serangan bunuh bom diri di Brussels yang menewaskan 31 orang, Pemerintah Kota Beirut, ibu kota Lebanon, menyelimuti salah satu situs populernya, Pigeon Rocks, sebuah lengkungan batu alam yang mencolok di pantai laut Beirut, dengan pancaran sinar lampu berwarna bendera Belgia dan Lebanon secara bergantian pada Sabtu, (28/3/2016).
"Hari ini kami mengirim pesan solidaritas dan kasih sayang ... dan kami katakan kepada semua orang, cukup sederhana, bahwa hidup harus menang atas kematian," kata Gubernur Beirut Ziyad Chebib pada acara itu bersama dengan Duta Besar Belgia untuk Lebanon, demikian laporan Reuters seperti dikutip kantor berita Antara.
Kota Mediterania itu mengalami perang sipil yang menghancurkan pada periode 1975-1990 sipil dan dilanda pengeboman November lalu yang menewaskan 44 orang, serangan yang dibayangi oleh pembunuhan di Paris pada hari berikutnya yang memicu kesedihan dan kecaman di seluruh dunia.
Sebelumnya, ISIS mengklaim bahwa serangan bom bunuh diri di bandara Brussels dan kereta metro pada jam sibuk di ibu kota Belgia itu pada Selasa, (22/3/2016), merupakan aksi yang dilakukan oleh mereka. Aksi menewaskan paling sedikit 30 orang tersebut, menurut ISIS, adalah serangan balasan atas serangan Uni Eropa dan NATO terhadap mereka.
Stasiun televisi Belgia, RTBF, telah melaporkan bahwa dua pelaku bom bunuh diri yang meledakkan bandara Brussels adalah dua bersaudara bernama Khalid dan Ibrahim El Bakraoui. Identitas mereka disampaikan oleh warga kepada polisi Belgia.
Harian Belgia, DH, sebelumnya melaporkan penyerang bandara Zaventem di Brussels yang masih buron diketahui bernama Najim Laachraoui (25), orang yang sudah diburu polisi sejak Senin atau sehari sebelum serangan bom di ibu kota Belgia tersebut. (ANT)