tirto.id - Beirut (2018) akan tayang di Bioskop Trans TV pada Selasa (16/2/2021) pukul 23.30 WIB jika tidak terjadi perubahan jadwal dan judul film.
Beirut adalah film garapan sutradara Brad Anderson yang ceritanya fokus pada mantan diplomat AS yang diutus agen CIA untuk melakukan negosiasi nyawa. Teman dari mantan diplomat itu mengalami masalah serius di tengah perang saudara.
Cerita film Beirut ditulis oleh Tony Gilroy. Awalnya, Gilroy bertemu dengan mantan analis CIA, Robert Cort. Dari situ, Cort memberikan ide bahwa mungkin menarik mengambil sisi negosiasi politik dari diplomat luar negeri untuk diangkat sebagai cerita film.
Saat itu, juga baru terbit buku From Beirut to Jerusalem karya Tom Friedman. Menurut Gilroy, membuat cerita film dengan menempatkan negosiator sebagai latar sejarah bisa membuat alur terasa nyata tanpa bener-benar merujuk pada kisah nyata.
Film ini didukung oleh aktor Jon Hamm, Jay Potter, Khalid Benchagra, Ania Josse, Leila Bekhti, Kate Fleetwood, dan Mark Pellegrino. Lokasi pengambilan gambarnya banyak dilakukan di Tangie, Maroko, untuk mencerminkan keadaan di Beitu. Di sisi lain, pengambilan gambar yang sudah dimulai dari Juni 2016 itu, juga dilakukan di Rhode Island, AS, untuk waktu singkat.
Beirut tayang pertama kali pada 18 April 2018. Dengan durasi tayang 1 jam 50 menit, Beirut memperoleh rating 6,4 dari 10 oleh 19.074 penilai di IMDb. Sementara itu, film Beirut meraup pendapatan dalam penayangannya di seluruh dunia setidaknya lebih dari 7 juta dolar AS.
Sinopsis Film Beirut (2018)
Beirut menceritakan tentang diplomat AS di Beirut, Lebanon, bernama Mason Skiles yang bertugas di tahun 1972. Dia tinggal dengan Nadia, istrinya yang asli orang Lebabnon. Mereka mengangkat anak Palestina bernama Karim yang berusia 13 tahun.
Suatu hari agen CIA, Cal Riley, menanyai Karim tentang pembunuhan Munich tahun 1972. Karim adalah saudara laki-laki dari Rafid Abu Rajal yang menjadi pelakunya. Lalu, suatu hari, Karim diculik dan Nadia tewas di sebuah baku tembak.
Dan, 10 tahun pun berlalu. Skiles yang pensiun dari pekerjaan diplomatnya lebih banyak menghabiskan waktu dengan mengonsumsi minuman alkohol. Dia kini menjadi wirausahawan di New England.
Suatu hari klien lama bernama Sully, meminta Skiles untuk mengisi kuliah di Lebanon atas nama pemerintah AS. Awalnya Skiles belum setuju, tapi dia akhirnya memutuskan berangkat ke Beirut. Di Beirut, dia bertemu dengan orang-orang CIA dan memberitahu bahwa koleganya dahulu, Cal Riley, telah diculik di negara itu.
Skiles juga diberitahu bahwa sang penculik menginginkan dirinya yang menjadi negosiator. Kelompok penculik itu ternyata dipimpin oleh Karim. Karim ingin menukar Riley dengan Rafid.
Sebenarnya pihak AS sudah memberitahu bahwa Rafid tidak dalam penahanan mereka. Sementara itu, Skiles mencurigai jika Rafid ditahan Israel. Saat melakukan perjalanan dengan Ruzak, pihak dari Israel mengaku tidak memiliki Rafid dan Skiles kembali ke Beirut.
Keesokan harinya, Skiles mengisi perkuliahan di Universitas Amerika di Beirut. Tiba-tiba, sebuah bom meledak di luar gedung. Dalam kekacauan itu, Skiles pergi menemui Karim lalu dibawa ke Riley.
Dari pertemuan itu, Skiles diberitahu bahwa Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang menahan Rafid. Sebelum membebaskan Riley, Karim mengancam akan menjual Riley kecuali Rafid dibebaskan malam itu. Lalu, Skiles mencoba meyakinkan anggota CIA, Sandy Crowder, bahwa PLO menahan Rafid, dan Skiles mencuri 4 juta dolar AS dari kantor CIA, untuk ditukar dengan Rafid.
Apakah Skiles mampu mengatasi masalah tersebut? Simak kelanjutan ceritanya dalam film Beirut di Bioskop Trans TV.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Ibnu Azis