Menuju konten utama

Beda dengan Ahok, AHY Janji Izinkan Zikir Akbar di Monas

Untuk menggaet pemilih muslim cagub nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono berjanji mempermudah pengunaan kawasan Monas untuk doa dan zikir umat islam yang selama ini dilarang oleh Ahok.

Beda dengan Ahok, AHY Janji Izinkan Zikir Akbar di Monas
Ribuan umat Islam bersiap melaksanakan Salat Jumat di silang Monas, Jakarta, Jumat (2/12). Selain melaksanakan Salat jumat, mereka juga mengelar zikir dan doa bersama untuk kebaikan bangsa dan negara ke depan. ANTARA FOTO/Saptonoo/Spt/16

tirto.id - Kelak jika terpilih jadi Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berjanji akan mempermudah izin penggunaan kawasan Monumen Nasional (Monas) untuk doa dan zikir akbar umat Islam. Agus mendapat keluhan bahwa pada era kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama, Monas tidak boleh lagi digunakan sebagai tempat doa dan zikir akbar.

“Umat Islam akan saya beri kesempatan lagi untuk menggelar zikir akbar di Monas,” ujar AHY pada istigosah akbar besutan Forum Komunikasi Lembaga Dakwah di Lapangan Sepakbola Blok S, Jakarta Selatan, sore (9/2/2017).

Memang, dua tahun yang lalu Basuki Tjahaja Purnama Gubernur DKI saat itu melarang adanya pengajian akbar di Monas. Laki-laki yang akrab disapa Ahok, beralasan bahwa pengajian tidak harus di tempat publik seperti Monas, melainkan bisa di tempat ibadah seperti Masjid Istiqlal. "Pengajian kan bisa di Istiqlal atau dimana saja. Nggak usah pakai Monas. Apakah Tuhan nggak denger kalau nggak di Monas?” kata Basuki di Balai Kota DKI, Jakarta pada 16 Oktober 2015 lalu.

Alasan lainnya, bila dia mengizinkan majelis taklim tersebut untuk menyelenggarakan pengajian akbar, maka semua pihak yang ingin melakukan kegiatan akbar akan berbondong-bondong minta ke Pemprov DKI untuk memakai Monas. “Nanti jadi masalah juga kan kalau kita buka lagi. Yang gereka juga minta, yang Kristen juga minta mau doa Ibu Kota. Mistiknya kok di Monas,” ujarnya.

Alasan terpenting bagi Ahok adalah pemberian izin pengajian di Monas kerap disalahgunakan para pedagang kaki lima (PKL) untuk meraup rezeki saat kegiatan dilakukan. Kata Ahok, biasanya para PKL enggan pergi dari kawasan dalam Monas. “Kenapa nggak boleh, Monas sudah kita sterilkan sekarang, yang ngga boleh ada PKL. Nanti kalau iri-irian gimana? Ya kan. Itu sudah jadi kebijakan kita, kita sepakat monas ini, kita kembalikan sesuai dengan Keppres 95, bahwa ini harus menjadi tempat yang agung, yang tidak dirusak oleh penjual,” jelas Ahok.

Bagi Agus, Dia menyebut umat Islam perlu mendapat perhatian khusus mengingat populasinya dominan di DKI Jakarta. “Banyak yang menyampaikan pada saya akan harapannya bisa menggelar acara besar umat Islam di Monas,” ucap laki-laki jebolan militer ini, di hadapan warga sekitar Blok S dan pemuka agama dari 25 organisasi Islam. “Tentu hal ini menjadi penting dan strategis untuk menyatukan suara umat Islam,” imbuhnya.

Meski mayoritas penduduk Jakarta beragama Islam, AHY mengklaim akan memperlakukan adil agama minoritas lainnya. “Tentu saya tetap akan memberi ruang bagi warga DKI Jakarta yang non-muslim,” janjinya. Kendati begitu, Agus mengatakan kalau warga minoritas harus memahami realita bahwa DKI Jakarta mayoritas warganya beragama Islam. “Mereka (umat Islam –red) punya harapan besar pada saya agar diberdayakan lagi,” ucap Agus.

Dalam istigosah akbar itu, selain Agus-Sylvi, hadir juga mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa. Ditemui secara terpisah, Hatta Rajasa mengatakan pihaknya siap mendukung pemenangan Agus-Sylvi dalam Pilkada DKI 2017. “Ini kan doa bersama untuk kemenangan Agus. Apalagi tadi yang mendoakan adalah para ustad, ustadzah, kyai, habib, dan ulama,” ujar Hatta singkat kepada Tirto.

Baca juga artikel terkait AGUS-SYLVIANA atau tulisan lainnya

tirto.id - Politik
Reporter: Arya Adikristya & Rheza Alfian
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan