tirto.id - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengungkap beberapa hal yang harus dilakukan apabila ingin negara Indonesia berhasil. Hal itu ia sampaikan dalam pidato kebangsaan bertajuk "Mewujudkan Swasembada Energi, Pangan dan Air" di Hotel Po, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (15/2/2019).
"Pertama kita harus swasembada pangan, kita harus siapkan. Mampu menyediakan pangan untuk rakyat kita. Negara merdeka tidak boleh ada rakyatnya yang kelaparan. Negara yang berdaulat tidak boleh ada anak-anaknya yang kurang gizi," kata Prabowo.
Kedua, kata Prabowo, adalah swasembada energi. Menurut dia, negara harus punya bahan bakar yang berasal dari negaranya sendiri. Ketiga, swasembada air. Prabowo optimistis, semua swasembada itu mampu dilakukan.
"Apa mampu, kita menghasilkan energi sendiri? Ternyata kita mampu. Pakar-pakar ini yang meyakinkan saya. Indonesia mampu," ungkapnya.
Selain itu, Prabowo juga menekankan pentingnya menghadirkan institusi pemerintahan yang unggul dan bebas dari korupsi.
"Sistem yudikatif hakim, jaksa, polisi, harus unggul dan harus kuat tidak boleh disogok. Kemudian aparat pemerintah birokrasi harus unggul hebat dan tidak boleh disogok. Dan untuk menghasilkan itu harus konsepsional tidak hanya pakai mulut [saja]," kata Prabowo.
Agar para penegak hukum bisa jauh dari korupsi, Prabowo menilai perlu untuk memperbaiki sistem kesejahteraan mereka.
"Jika masih korupsi bisa disogok [...] Ya kita nanti pikirkan bagaimana. Saya harus hati-hati bicara, apalagi banyak kamera," kata Prabowo sambil bergurau.
Di sisi lain, Prabowo juga menilai perlu untuk menghadirkan sistem pertahanan dan tentara yang unggul. Namun bukan berarti hal itu membuat bangsa Indonesia bermaksud mencari musuh.
"Kebijakan kita, harus Indonesia cinta damai. Indonesia tidak akan menggangu dan mengancam negara mana pun, tapi Indonesia akan mempertahankan dirinya dari pada penjajah," katanya.
Selain itu, kebijakan luar negeri yang akan Prabowo terapkan bila menjadi presiden adalah menggandeng negara yang ingin bersahabat dan bermitra dengan bangsa Indonesia.
"Kita akan menjalankan politik luar negeri dengan asas saling menghormati [...] Kalau Indonesia sulit jangan pernah kita meminta belas kasihan," ujarnya.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Alexander Haryanto