tirto.id - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan tidak lolos dalam tes psikologi calon pimpinan KPK berikutnya. Menurut Indonesia Corruption Watch (ICW) gagalnya Basaria adalah hal yang wajar.
Sebab, kata Peneliti ICW Kurnia Ramadhana, Basaria adalah salah satu sosok yang tidak mereka setujui untuk menjadi pimpinan KPK. Selain karena dari unsur Polri, Kurnia juga tidak puas dengan kinerja Basaria.
"Kami sendiri menilai dari komisioner sekarang sendiri, kami berikan catatan kritis dan kami tidak terlalu puas dengan pimpinan KPK saat ini," kata Kurnia kepada Tirto, Senin (5/8/2019).
Sebaiknya, kata Kurnia, calon pimpinan KPK yang berasal dari kepolisian tetap berada di Korps Bhayangkara saja. Ia juga tak mau berspekulasi terkait tidak lolosnya Basaria dalam tes psikologi.
"Saya bukan ahli psikologi jadi tidak tahu [...] Tapi memang kami mendorong calon dari Polri berada di institusinya saja," kata Kurnia lagi.
Sebelumnya, Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyaring dari 104 nama menjadi 40 nama selepas melewati tahap tes psikologi. Hal itu diumumkan langsung oleh Ketua Pansel Capim KPK Yenti Garnasih di gedung Sekretariat Negara (Setneg) Jakarta.
"Dinyatakan lulus tes psikologi sebanyak 40 orang," kata Yenti.
Peserta yang lolos terdiri dari 36 laki-laki dan 4 perempuan. Untuk latar belakang profesi, terdapat akademisi atau dosen (7), advokat atau konsultan hukum (2), jaksa (3), pensiun jaksa (1), hakim (1), anggota Polri (6), auditor (4), Komjak atau Kompolnas (1), Komisioner atau pegawai KPK (5), PNS (4), pensiun PNS (1), dan lain-lain (5).
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto