tirto.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Soemantri Brodjonegoro menyatakan salah satu alasan pemerintah mengkaji rencana pemindahan Ibu Kota ialah karena adanya kebutuhan pembentukan pusat ekonomi baru.
Bambang menjelaskan, secara makro, Pulau Jawa terlalu mendominasi perekonomian Indonesia. Itu pun aktivitas perekonomian belum menyebar ke seluruh Jawa melainkan baru terkosentrasi di kawasan Jabotabek atau DKI Jakarta dan sekitarnya.
"Makanya, perlu membangun pusat perekonomian baru di luar Pulau Jawa," ujar Bambang usai membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di Pangkalpinang, pada Jumat (7/4/2017) sebagaimana diberitakan Antara.
Bambang mengatakan salah satu cara efektif untuk mendorong munculnya pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Pulau Jawa ialah dengan memindahkan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke pulau lain. Presiden Joko Widodo meminta Bappenas menggelar kajian pemindahan Ibu Kota negara dengan maksud mendorong diversifikasi pusat pertumbuhan.
Bila rencana ini benar-benar terealisasi, beban Jakarta yang kini dianggap terlalu berat, karena berperan ganda sebagai pusat pemerintahan, keuangan sekaligus pusat bisnis, bisa dikurangi.
Karena itu, Bambang memperkirakan, kalaupun Ibu Kota negara pindah dari DKI Jakarta, pusat aktivis bisnis akan tetap berada di wilayah ini.
"Meskipun ibu kota pemerintahan dipindahkan dari Jakarta, tapi Jakarta tetap akan berfungsi sebagai pusat utama bisnis di Indonesia," kata dia.
Bambang mengimbuhkan kajian Bappenas terhadap rencana pemindahaan Ibu Kota negara masih memerlukan proses panjang. Pemindahan Ibu Kota Negara harus benar-benar memperhatikan rasionalitas ekonomi dan kecukupan anggaran serta banyak hal lainnya.
Menurut Bambang, Presiden Jokowi juga meminta Bappenas agar mengkaji pula skema pembangunan ibu kota baru yang tidak memberatkan APBN.
"Rencana pemindahan ibu kota ke luar Pulau Jawa harus benar-benar disiapkan secara baik," ujar Bambang.
Dia mengimbuhkan, "Tugas kami hanya membuat kajian mengenai bagaimana cara dan alasan pemindahannya serta perencanaan wilayah ibu kota baru ini."
Tahun lalu, saat menghadiri puncak Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) di Palangkaraya, pada 20 Desember 2016, Jokowi pernah mengungkapkan wacana Palangkaraya bisa menggantikan DKI Jakarta sebagai lokasi Ibu Kota negara. Namun, menurut Johan, gagasan ini masih mentah.
Sebagaimana dilansir Tirto sebelumnya, pada dekade 1950-an, Presiden Soekarno pernah mewacanakan Palangkaraya sebagai calon lokasi Ibu Kota negara baru. Bung Karno pernah dua kali mengunjungi daerah itu untuk melihat langsung potensinya sebagai Ibu Kota negara. Dia tertarik dengan Palangkaraya karena lokasinya berada di tengah wilayah Indonesia.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom