Menuju konten utama

Banyuwangi Akan Gelar Swarna Fest 2016

Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur akan menggelar "Swarna Fest 2016" pada 8-9 Oktober 2016. Rencananya, Swarna Fest 2016 mengusung tema penggunaan pewarna pakaian dari bahan alami.

Banyuwangi Akan Gelar Swarna Fest 2016
Perajin menyelesaikan pembuatan tenun siak 'pucuk rebung' dengan menggunakan alat tradisional di rumah tenun di pekanbaru, riau, kamis (13/8). Dalam satu bulan perajin dapat menyelesaikan lima sampai enam helai tenun, dan tenun siak dipasarkan dari harga rp 1,5 juta hingga rp 2 juta tergantung bahan dan motif. ANTARA FOTO/Rony Muharrman

tirto.id - Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur akan menggelar "Swarna Fest 2016" pada 8-9 Oktober 2016. Rencananya, Swarna Fest 2016 mengusung tema penggunaan pewarna pakaian dari bahan alami.

Rencana tersebut diungkapkan oleh Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Euis Saedah di Banyuwangi, Kamis, (10/3/2016).

"Swarna Fest digelar untuk melestarikan kekayaan adat dan kearifan lokal untuk menggunakan serat dan warna alam dari potensi yang ada di sekeliling kita. Kami ingin beritahukan ke dunia bahwa industri kreatif Indonesia masih banyak yang menggunakan pewarna alam," ujarnya.

Festival ini, kata Euis, akan menekankan pemanfaatan potensi-potensi alam yang ada sebagai bahan baku alami, terutama dalam proses pewarnaan.

"Etika pada alam karena kita memanfaatkan potensi alam di sekeliling yang ramah lingkungan, bukan pewarna buatan. Etika pada budaya karena kita menghormati kearifan lokal," ujar Euis Saedah.

Menurut Saedah, Swarna Fest akan dilaksanakan dengan memadukan antara workshop peningkatan kualitas kerajinan, pameran, serta peragaan busana. Selain itu, dalam festival ini perajin akan diberi kesempatan untuk berkenalan langsung dengan para pembeli.

"Sehingga, mereka bisa tahu dan paham bagaimana karyanya dihargai oleh konsumen," katanya.

Sementara itu, desainer Merdi Sihombing yang terlibat dalam Swarna Fest mengatakan festival ini sekaligus menjadi ajang kampanye penggunaan serat dan pewarna alami sebagai bagian dari industri busana etnik.

"Kegiatan ini merupakan bagian dari tren dunia yang mengusung busana etnik. Produk pakaiannya harus berkelanjutan, yaitu dengan penggunaan serat dan pewarna alami," katanya

Baca juga artikel terkait BANYUWANGI atau tulisan lainnya