tirto.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul telah menyiapkan kawasan khusus industri untuk menarik minat investor agar menanamkan modalnya. Daerah yang disiapkan adalah wilayah Piyungan untuk industri dengan polutan tinggi, sedangkan industri polutan ringan di wilayah Sedayu.
Kepala Bidang (Kabid) Penanaman Modal Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Bantul, Noviari Nurmades berharap kebijakan tersebut dapat menyerap tenaga kerja lokal dan mengurangi jumlah pengangguran.
“Kebijakan pemerintah daerah itu, bahwa PMA (penanaman modal asing) harus padat karya yang menyerap ribuan tenaga kerja, dan itu (perekrutan) diprioritaskan dari tenaga kerja lokal,” kata Noviari, di Bantul, Kamis (10/3/2016).
Menurut dia, salah satu investor yang serius membangun pabrik di Bantul adalah investor asal Taiwan. Saat ini, lanjut dia, pembangunan fisik pabriknya sudah selesai dan rencana akan diresmikan pada April mendatang.
Industri garmen yang memproduksi sarung tangan di kawasan industri wilayah Desa Argodadi Kecamatan Sedayu tersebut, kata Noviari, nilai investasinya diperkirakan mencapai sebesar Rp 25 miliar.
Noviari mengatakan, guna mendukung operasional pabrik garmen asal Taiwan setidaknya membutuhkan tenaga kerja sekitar 3.000 orang, yang perekrutannya sudah dilakukan pihak pengelola jauh-jauh hari sebelumnya.
Terkait industri asing lainnya yang akan realisasi di Bantul pada tahun ini, kata dia, pihaknya belum memastikan. Namun demikian, lanjut dia, Pemkab sudah menyiapkan kawasan industri jika memang ada investor asing yang berminat investasi di Bantul.
“Sementara baru yang ini (industri garmen), untuk lainnya belum progresnya, dan memang pertumbuhan industri PMA di Bantul tidak banyak, per tahun rata-rata satu sampai dua yang realisasi,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun instansinya hingga akhir 2015 terdapat 58 investor PMA, namun demikian sebanyak 18 investor di antaranya pasif berinvestasi, karena setelah dicek tidak ada perkembangan maupun sudah tutup.