Menuju konten utama

Bantuan Umat Lintas-Agama untuk Korban Tsunami Selat Sunda

Jemaat Misa Natal di Gereja Katedral Jakarta hari ini mendoakan para korban tsunami Selat Sunda. Ormas Muhammadiyah, FPI, dan Tzu Chi menurunkan bantuan ke lokasi.

Bantuan Umat Lintas-Agama untuk Korban Tsunami Selat Sunda
Anggota Tim Basarmas mengintensifkan pencarian korban meninggal dunia dengan menyisir reruntuhan rumah di Kampung Sembolo, Kecamatan Carita, Pandeglang, Banten, Selasa (25/12/2018). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

tirto.id - Umat lintas agama menyampaikan kepedulian terhadap korban tsunami Selat Sunda yang menghantam pesisir pantai Provinsi Banten dan Provinsi Lampung, Sabtu (22/12/2018) pekan lalu.

Umat Katolik yang ikut Misa Natal di Gereja Katedral Jakarta, Selasa pagi (25/12/2018), menyelipkan doa untuk para korban.

"Pada kesempatan ini marilah kita berdoa untuk saudara-saudara kita yang terkena bencana alam di Selat Sunda, Banten dan Lampung. Bagi mereka yang meninggal semoga diberikan kedamaian abadi. Bagi mereka yang telah kehilangan keluarga yang mereka cintai, semoga diberikan kekuatan," seru Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo yang memimpin misa tersebut.

Uskup Ignatius juga menyerukan kepada jemaat untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama manusia, dalam rangka mengurangi penderitaan para korban.

"Tenggang rasa bagi kita semua untuk mengurangi penderitaan mereka, untuk saudara-saudara kita yang kesulitan akibat bencana alam," katanya.

Muhammadiyah Turunkan Tim Medis

Sementara itu, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menurunkan tim medis untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat terdampak tsunami.

Koordinator Tim Medis tsunami Banten dr Corona Rintawan mengatakan tim MDMC menempatkan petugas media di dua lokasi, yakni di Desa Banyu Biru dan Desa Ciate, Kampung Pucung Bera, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten sejak Ahad (23/12/2018).

Tim Medis ini terdiri dari dokter, perawat, apoteker, tim SAR, dan sopir ambulans dari dua rumah sakit, yaitu RSI Jakarta Pondok Kopi, RSI Cempaka Putih Jakarta, dan tim medis MDMC Banten.

“Tim medis MDMC sudah melakukan koordinasi dengan Poskoor MDMC Banten dan tim klaster kesehatan untuk membantu layanan kesehatan masyarakat dan klinik rawat inap Cikadu,” kata dr Corona, seperti dikutip Suara Muhammadiyah.

Menurut Koordinator Poskoor MDMC Banten, Uit Mufti Widya, tim MDMC masih melakukan pencarian dan pertolongan bagi masyarakat terdampak. Akses lokasi dan alat bantuan pencarian menyebabkan tim relawan di lapangan mengalami kesulitan.

Bantuan juga datang dari Relawan Front Pembela Islam (FPI). Massa FPI mengevakuasi jenazah, menyalatkan, membersihkan rumah warga dari lumpur, dan mengirimkan bantuan logistik sejak kabar soal tsunami beredar.

Di saat yang sama, Tim Tanggap Darurat (TTD) Yayasan Tzu Chi Indonesia menurunkan sebelas relawan ke lokasi terdampak tsunami wilayah Pandegelang, Banten dan sekitarnya. Dikutip situs Tzuchi, relawan Tzu Chi Lampung menyalurkan bantuan ke salah satu lokasi musibah, yakni di Desa Way Mulih, Kalianda, Lampung Selatan.

Relawan menempuh perjalanan darat selama dua jam ke wilayah yang berjarak 82 KM dari Bandar Lampung itu. Bantuan yang disalurkan berupa 250 makanan siap saji, air mineral 30 dus, serta pakaian layak pakai.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan data terakhir dari dampak tsunami Selat Sunda pada Selasa (25/12/2018) pukul 13.00 WIB. Korban bertambah menjadi 429 orang meninggal dunia, 154 orang hilang, 1485 orang luka-luka, serta 16082 orang mengungsi.

Baca juga artikel terkait TSUNAMI SELAT SUNDA atau tulisan lainnya dari Abul Muamar

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Abul Muamar
Editor: Abul Muamar