tirto.id - Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2020 akan mengalami perlambatan cukup signifikan dari target pemerintah. Hitung-hitungan Bank Dunia menghasilkan prediksi ekonomi berpotensi tumbuh 0 persen di 2020.
“Pertumbuhan diperkirakan akan menjadi nol persen pada tahun 2020 karena pengaruh COVID-19. Asumsinya ada 2 bulan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” ucap Senior Economist Macroeconomics, Trade, and Investment Ralph Van Doorn dalam diskusi virtual, Selasa (2/6/2020).
Prediksi Bank Dunia ini jauh di bawah estimasi pemerintah yang masih optimistis ekonomi tetap tumbuh di setidaknya 2,3 persen di akhir 2020. Jika situasi memburuk pun, barulah pertumbuhan melambat hingga kontraksi minus 0,4 persen.
Menurut Ralph anjloknya pertumbuhan ekonomi ini berpotensi terjadi karena perlambatan konsumsi rumah tangga. Sebabnya adanya potensi kehilangan pekerjaan, perlambatan aktivitas ekonomi dan penurunan kepercayaan konsumen.
Sementara itu, pertumbuhan investasi mengalami perlambatan signifikan. Ia mencatat ada besarnya ektidakpastian akibat penyebaran COVID-19 yang masih terjadi dan sulitnya membaca arah penanganan pandemi ini.
Belum lagi ada persoalan berkurangnya aktitvitas ekonomi. Ia bahkan memprediksi jika PSBB berlangsung 4 bulan atau lebih lama dari posisi saat ini, ekonomi akan semakin terpuruk.
“PSBB yang semakin lama (4 bulan) dapat mengarah pada kontraksi 3,5 persen,” ucap Ralph.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Hidayat Amir menyatakan pemerintah masih tetap bertahan pada skenario sangat berat ke berat atau minus 0,4 persen sampai 2,3 persen.
Ia bilang salah satu langkahnya pemerintah akan mencari keseimbangan antara ekonomi dengan penanganan pandemi.
Di sisi lain pemerintah, kata dia, telah mengalokasikan sejumlah besar sumber daya untuk jaring pengaman sosial. Belum lagi ada sederet program seperti Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang didukung juga oleh program Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meminimalisir dampak Corona pada perekonomian.
“Intinya pemerintah dalam konteks ini ingin menahan dampak ekonomi tidak menyebabkan kebangkrutan massal dan ketika COVID-19 berhenti proses recovery bisa berjalan dengan baik. Recovery bisa di kuartal III, IV, atau tahun depan,” ucap Hidayat dalam diskusi virtual, Selasa (2/6/2020).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz