tirto.id - Presiden Bank Dunia David Malpass menuturkan, negara-negara termiskin di dunia saat ini berutang sekitar 62 miliar dolar AS atau setara dengan Rp952,3 triliun dalam pembayaran utang tahunan kepada kreditur bilateral resmi, atau meningkat 35 persen selama setahun terakhir. Sementara itu, Malpass juga memprediksi peningkatan beban tersebut berpotensi mendorong risiko gagal bayar (default).
Dikutip dari Antara, dia menjelaskan dua pertiga dari beban utang ini sekarang berutang ke Cina. Memberikan beberapa rincian laporan statistik utang tahunan pemberi pinjaman pembangunan yang akan dirilis minggu depan.
"Saya khawatir tentang proses gagal bayar yang tidak teratur di mana tidak ada sistem untuk benar-benar mengatasi utang untuk negara-negara miskin," kata Malpass dalam konferensi Reuters NEXT di New York, Jumat (2/12/2022).
Sebelumnya, mengutip AP News, berdasarkan laporan Crisis Response Group pada Juni 2022, PBB memprediksi akan ada lebih banyak negara yang terancam mengalami kebangkrutan. Kebanyakan negara tersebut merupakan negara termiskin di dunia.
Kondisi tersebut terjadi karena, adanya kondisi dimana negara tersebut terlilit utang dan berisiko tinggi. Krisis di negara itu terjadi karena korupsi, perang saudara, kudeta, dan bencana lainnya. Negara negara tersebut diantaranya Afganistan.
Kondisi ekonomi Afganistan mengalami permasalahan usai adanya alih kuasa yang dilakukan Taliban dari tangan AS pada tahun lalu. Berbagai bantuan dari asing terganggu bahkan layanan transfer antar bank sempat terhenti dan membuat sektor perdagangan lumpuh. Dari permasalahan itu ada 39 juta penduduk rawan mengalami krisis pangan. Hal tersebut dipicu oleh tenaga kerja seperti guru, dokter, perawat hingga PNS tidak mendapatkan upah selama berbulan bulan.
Negara lainnya ada Argentina, berdasarkan laporan tersebut empat dari 10 orang di Argentina merupakan orang miskin. Sudah lama Argentina mengalami krisis ekonomi, sampai ada jutaan orang yang bertahan hidup mengandalkan dapur umum.
Awal dari krisis ekonomi yang menimpa Argentina terjadi usai bank sentral kehabisan cadangan devisa usai terjadinya pelemahan mata uang peso. Dari permasalahan yang berkepanjangan itu, inflasi Argentina di tahun ini diprediksi mencapai 70 persen. Mesir menjadi negara ketiga yang terancam mengalami kebangkrutan. Pemicu utamanya adalah tingginya inflasi di negara tersebut yang mencapai 15 persen pada April 2022.
Imbas dari tingginya inflasi yang terjadi, ada 103 juta penduduk jatuh miskin. Masyarakat Mesir yang saat ini menghadapi inflasi tinggi tambah menderita dengan adanya program reformasi ambisius pemerintah dengan membuat mata uang mengambang. Selain itu untuk melakukan penghematan anggaran, pemerintah malah memangkas subsidi untuk bahan bakar, air hingga listrik.