tirto.id - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga menganggap tudingan hoaks pembangunan jalan desa tidak berdasar.
Hal itu karena perbandingan yang dipakai tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno adalah panjang jalan desa dengan diameter bumi.
Padahal, kata Arya, logika yang dipakai harusnya sederhana saja. Pembangunan 191 ribu jalan desa tersebut tidak lurus. Jika pembangunan bersifat lurus, jalan tersebut bahkan mungkin sudah melewati batas antar provinsi.
"Kita sampe ketawa-ketawa itu. Jalan itu kan nggak lurus, tapi belok dan muter-muter. Panjang jalan itu bisa muter-muter. Satu desa juga gitu. Jadi nggak logis itu [BPN]. BPN katakan jalan desa bukan infrastruktur. Nah itu ilmu dari mana? Itu tuh infrastruktur dasar," kata Arya di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Menurut Arya, jalan desa bisa mencapai 2,5 kilometer setiap desanya. Sedangkan jumlah desa mencapai 70-80 ribu lebih di Indonesia. Dengan demikian, jumlah 191 ribu jalan desa bukanlah hal yang tidak mungkin.
"Rata-rata pembangunan desa dipakai untuk bangun jalan uangnya. Jadi kalau logika dia mengatakan bahwa itu gak bisa, wah itu lucu banget," ucapnya lagi.
Sedangkan Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto mempersilakan klaim semacam tersebut beredar.
Namun, jika BPN merasa hal itu keliru, seharusnya tim sukses Prabowo-Sandi melakukan pengecekan secara langsung.
"Ya suruh ngukur aja , kalau gak percaya, gampang, diukur. Nanti kita bantu untuk gotong royong," tegas Hasto di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (19/2/2019).
Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Ketua TKN Johnny G Plate. Politikus Partai Nasdem ini menegaskan bahwa pembangunan jalan desa secara masif dengan dana desa baru terjadi pada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
"Kalau pak Prabowo tidak yakin dengan data itu, silahkan ke 75 ribu desa di Indonesia ini tanyakan kepada masyarakat di sana, baru omong," tegas Johnny.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno