tirto.id - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia melakukan pertemuan dengan Chief Executive Officer (CEO) Badische Anilin- und Soda-Fabrik (BASF) Martin Brudermüller di Paviliun Indonesia. Dalam pertemuan ini, Bahlil mendorong rencana investasi pemurnian nikel untuk keperluan pengembangan kendaraan listrik di Maluku Utara.
Pada pertemuan itu, Bahlil mendukung rencana investasi BASF di Indonesia. Hal itu sejalan dengan proyek prioritas pemerintah terkait hilirisasi pertambangan.
BASF akan bekerja sama dengan Eramet yang telah memiliki legalitas usaha atas nama PT Eramet Halmahera Nikel (PT EHN). Rencana investasi bersama BASF - Eramet yang diberi nama Proyek Sonic Bay berlokasi di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara. Proyek ini merupakan pabrik pemurnian nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) yang menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitates (MHP).
“Kami di Kementerian Investasi/BKPM akan mengawal segala proses investasi BASF dari awal hingga akhir agar proyek ini bisa segera terlaksana” ungkap Bahlil.
CEO BASF, Martin Brudermüller mengungkapkan apresiasinya terhadap keberhasilan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan performa pertumbuhan ekonomi yang sangat baik bahkan mampu mengungguli negara-negara di Eropa. Dia juga berterima kasih atas dukungan yang diberikan Kementerian Investasi/BKPM sehingga proses investasi BASF mampu berjalan dengan baik khususnya dalam hal pengurusan perizinan.
Martin menegaskan bahwa kesepakatannya dengan Eramet sudah memasuki tahap akhir dan akan segera direalisasikan. Adapun nilai investasi yabg akan digelontorkan kurang lebih 2,4 miliar euro dan akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara langsung sebanyak 1.000 lapangan pekerjaan.
“Kami ingin menyampaikan bahwa kesepakatan kami dengan Eramet sudah pada tahap final, kemungkinan keputusan kami akan diambil pada semester I 2023 ini. Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Kementerian Investasi/BKPM sehingga proses investasi kami berjalan lancar. Kami juga berencana melakukan investasi tindak lanjut.” jelas Martin.
Proyek Sonic Bay diperkirakan akan meraup nilai investasi hingga 2,2 – 2,6 miliar dolar AS dan kapasitas produksi sebesar 67 ribu ton nikel/tahun dan 7,5 ribu ton kobalt/tahun. Rencana investasi tindak lanjut BASF sendiri bertujuan untuk memproduksi MHP menjadi prekursor baterai listrik.
BASF merupakan perusahaan multinasional asal Jerman dan produsen kimia terbesar di dunia yang saat ini bekerjasama dengan perusahaan pertambangan asal Prancis di bidang industri smelter pemurnian hidrometalurgi nikel dan kobalt yang menghasilkan produk bahan baku baterai kendaraan listrik.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin