Menuju konten utama

Bahlil Jadi Kandidat Tunggal Calon Ketua Umum Partai Golkar

Bahlil menjadi kandidat Calon Ketua Umum Partai Golkar tunggal setelah kandidat lain, Ridwan Hisjam, gagal memenuhi syarat pendaftaran.

Bahlil Jadi Kandidat Tunggal Calon Ketua Umum Partai Golkar
Menteri ESDM yang juga kader Partai Golkar Bahlil Lahadalia (kiri) berbincang dengan Plt Ketum Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) saat mendaftarkan diri sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (19/8/2024). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU

tirto.id - Steering Committee (SC) Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golongan Karya (Golkar) hanya meloloskan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, sebagai kandidat Calon Ketua Umum (Caketum) Partai Golkar. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil verifikasi berkas dan persyaratan bakal calon ketua.

"Malam ini Steering Committee melalui komite pemilihan telah menemukan satu orang Calon Ketua Umum Partai Golkar saja untuk periode 2024-2029 atas nama saudara Bahlil Lahadalia," papar Ketua SC Rapimnas dan Munas XI Partai Golkar, Adies Kadir, dalam konferensi pers, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Senin (19/8/2024).

Selain itu, SC Rapimnas dan Munas Partai Golkar juga menyatakan bahwa bakal Caketum lainnya, Ridwan Hisjam, gagal maju sebagai Caketum Partai Golkar pada Munas XI Partai Golkar. Adies mengklaim berkas Ridwan tidak memenuhi syarat sebagai calon ketua umum di Rapimnas dan Munas XI mendatang.

"Berkas pendaftaran bakal calon atas nama Ridwan Hisjam dinyatakan tidak memenuhi persyaratan sebagai calon ketua umum Golkar pada Munas XI Partai Golkar," ujar Adies.

Adies menerangkan, kegagalan Ridwan Hisjam untuk pencalonan Caketum Partai Golkar karena dua dari tujuh persyaratan yang tidak terpenuhi, salah satunya adalah terkait surat dukungan.

Meski merupakan calon tunggal, Adies tidak bisa mastikan Bahlil akan maju sebagai Ketua Umum Golkar secara aklamasi atau tidak. Ia beralasan, SC masih harus melihat pandangan umum dari pemegang hak suara dalam Munas esok hari.

"Kuncinya di situ, pemegang hak suara ini bagaimana pendapatnya tentang Bakal Calon yang telah diverifikasi oleh Steering Committee. Kita tunggu kalau tidak salah pandangan umum itu besok malam sekitar jam 9, jam 10 itu pandangan umum pemegang hak suara. Bisa aklamasi, bisa juga tidak aklamasi tergantung pemegang hak suara," tegas dia.

Sebelumnya, Ketua Steering Committee (SC) Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golongan Karya (Golkar), Adies Kadir, mengungkapkan panitia menerima dua berkas Calon Ketua Umum (Caketum) Partai Golkar, yakni Ridwan Hisjam yang mendaftarkan diri pada sekitar pukul 16.00 WIB dan Bahlil Lahadalia yang mengirimkan berkasnya pada sekitar pukul 20.15 WIB.

Sementara itu, Bahlil Lahadalia, selaku pendaftar Caketum Partai Golkar, datang dengan membawa berkas setebal 20 cm, dengan 469 suara atau sekitar 80 persen dari total 558 pemilih suara. Selain itu, Bahlil juga menyertakan SK yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah menjadi pengurus DPP yang ditandatangani oleh Aburizal Bakrie dan Idrus Marham, melainkan pernah menjadi pengurus daerah partai.

"Hari ini saya membawa SK saya, saya enggak pernah menjadi pengurus DPP, tapi saya pernah menjadi pengurus DPD Golkar Provinsi Papua 2009-2014, dan SK nya ditandatangani Pak Aburizal Bakrie dan Pak Idrus Marham," ujar dia.

Kemudian, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu juga membawa serta surat pernyataan tidak pernah masuk ke partai lain dengan mengikuti prinsip Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak Tercela (PDLT).

Sementara itu, Bahlil menilai bahwa adanya nama Ridwan Hisjam sebagai salah satu kandidat Caketum Partai Golkar. Hal itu, kata Bahlil, merupakan bentuk demokrasi yang ada di Partai Golkar. Oleh karena itu, hal tersebut tidak perlu diperdebatkan dan dia juga menganggap kompetisi sebagai suatu hal yang indah.

"Ada yang mengikuti kompetisi selain saya, itu saya pikir dalam demokrasi di Golkar, itu biasa-biasa saja. Tidak usah untuk diperdebatkan, dan kebetulan mazab saya mazab kompetisi. Tidak pernah jabatan pemberian dan seluruh jabatan kita kompetisi. Dan kompetisi Golkar itu sesuatu yang indah karena bertanding untuk bersanding," tegas dia.

Baca juga artikel terkait CAKETUM GOLKAR atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Politik
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Andrian Pratama Taher