tirto.id - “Jam dua pagi si bungsu badannya anget, ngeluh kupingnya sakit. Kata dokter jaga, gendang telinga kalau disenter harusnya bersinar seperti mutiara. Tapi ini terlihat merah khas radang, dan pinggirnya ada phlegm.”
"Hati-hati kalau lagi flu dan hidung mampet, jangan dipaksa blowing lewat hidung. Bakteri dan virusnya bisa menyebar ke kuping, lalu bikin radang dan infeksi.”
Demikian unggahan seorang ibu di twitter beberapa waktu lalu.
Hidung mampet memang mengganggu, baik bagi anak maupun orang dewasa. Oleh karena itu, kebiasaan mengeluarkan ingus dianggap hal yang biasa (dan boleh) dilakukan untuk melegakan pernafasan. Padahal, memaksakan mengeluarkan ingus saat hidung tersumbat, memberikan dampak lain.
Rasa pengap saat hidung tersumbat berasal dari pembuluh darah yang meradang. Meniup hidung hanya akan semakin mengiritasi pembuluh tersebut, yang dapat meningkatkan pembengkakan.
Sebuah tes yang dilakukan oleh Dr. J. Owen Hendley dan peneliti lain di University of Virginia mengungkapkan bahwa batuk dan bersin menghasilkan sedikit tekanan pada rongga hidung dibandingkan dengan membuang ingus.
Batuk dan bersin dikatakan hanya menghasilkan sepersepuluh dari tekanan yang dihasilkan oleh membuang ingus. Namun saat seseorang memaksa mengeluarkan ingus dari hidungnya, setiap hembusan dapat memindahkan sekitar satu milimeter lendir ke dalam sinus.
Meniup hidung memberi tekanan besar pada rongga hidung, yang membuat virus atau bakteri dapat masuk ke dalam sinus. Dan kemudian menyebabkan infeksi lebih lanjut pada seseorang yang sakit.
Mengenai hal ini, dr. Tri Hedianto, Sp. THT, Dokter Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan, mengimbau agar berhati-hati membuang ingus pada kondisi hidung tersumbat, terutama yang disertai radang tenggorokan maupun pilek hingga keluar ingus yang keruh dan kental.
“Apabila saat ingin membuang ingus namun tidak lendir tidak keluar, kondisi itu tidak boleh dipaksakan.” Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dalam kondisi ini akan mengakibatkan udara kembali ke dalam, masuk ke rongga sinus dan ke saluran pembuangan telinga atau tuba eustachius. Lama kelamaan akan memicu sinusitis dan infeksi telinga seperti otitis media akut.
Proses penyembuhan pilek atau flu memang sangat dipengaruhi oleh imunitas tubuh, dan imunitas tubuh ini akan bekerja efektif bila seseorang mendapatkan istirahat yang cukup.
Untuk mengatasi hidung tersumbat bisa menggunakan cara alami atau dengan pemberian obat. “Cara alami yaitu menghirup uap air hangat, cuci hidung menggunakan NaCl 0.9% atau cairan infus. Dengan pengobatan yaitu menggunakan obat tetes hidung yang mengandung dekongestan maupun obat minum untuk pilek,” jelas dr. Tri.
Bila timbul keluhan sakit di telinga ketika flu atau pilek, kita perlu waspada. Gangguan pada telinga bisa ditandai dengan rasa tersumbat seperti naik pesawat, telinga terasa ada air didalamnya, dan demam.
"Apabila belum teratasi, akan mengakibatkan gendang telinga berlobang akibat tekanan dari balik gendang telinga,” papar dr. Tri. Kondisi ini harus segera dibawa ke dokter untuk dipastikan kondisi liang telinga dan gendang telinganya. Dokter akan menentukan perlu tidaknya diberikan antibiotik untuk mengatasi kasus ini.
Bagai satu paket, selain hidung, telinga juga sering terkena imbas pilek atau flu. Telinga buntu, rasanya seperti berada pada ketinggian tertentu. Suara-suara terasa jauh dan kecil. Ini disebabkan karena iritasi atau peradangan di rongga hidung dapat menjalar ke bagian belakang hidung, yaitu pada saluran pembuangan telinga atau eustachius.
“Apabila karena pilek lalu telinga buntu, sebaiknya diberi obat pilek atau diberikan obat tetes hidung yang mengandung dekongestan,” kata dr. Tri. Ini sekaligus untuk mencegah terjadinya infeksi telinga. Sepertinya cara mengatasi yang mudah bagi dua masalah yang berbeda; hidung dan telinga buntu.
Tahap awal pilek biasanya ingus yang mengalir sangat cair dan akan menjadi kental ketika pilek akan sembuh. Ini terjadi karena proses antibodi tubuh yang berusaha untuk melakukan filter virus, bakteri maupun debu. “Saat lendir menjadi kental, di dalamnya terdapat larutan air, protein, antibodi dan garam yang sudah tercampur bakteri atau virus yang akan dikeluarkan,” jelas dr. Tri.
Meski siap dikeluarkan, kerap kali ingus yang sudah mengental juga sulit keluar.
“Bila ini terjadi, sebaiknya lakukan cuci hidung menggunakan NaCl 0.9% agar lendir dapat keluar bersama larutan ini. Mencuci hidung juga dapat mengencerkan lendir yang ada di dalam rongga hidung sehingga lendir dapat dibuang dengan mudah,” kata dr. Tri.
“Saat pilek, yang kita khawatirkan terjadi adalah adanya proses infeksi yang mengakibatkan saluran pembuangan telinga atau tuba eustachius tertutup. Kalau saluran tersebut tertutup, maka terjadi penumpukan cairan di balik gendang telinga yang mengakibatkan gangguan pendengaran,” jelas dr. Tri.
Kalau dibiarkan, cairan di balik gendang telinga ini akan menekan gendang telinga sehingga pecah karena tekanan dari dalam, telinga mengeluarkan cairan, dan telinga terasa berdengung.
Padahal gendang telinga berfungsi membantu pendengaran. Ketika ada suara-suara di sekitar kita, gendang telinga atau membran timpani ini bergetar, kemudian getaran ini dikirim ke telinga bagian tengah, lalu diteruskan ke otak.
Gendang telinga robek atau pecah memang bisa sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi butuh waktu mulai dari tiga minggu sampai tiga bulan, dengan menjaga telinga selalu dalam keadaan kering.
Bila dalam waktu yang lama kondisi gendang telinga tidak juga pulih, dokter akan melakukan tindakan untuk memulihkan gendang telinga.
Pilek Tidak Sama dengan Flu
Kita sering menggunakan istilah flu dan pilek secara bergantian dan menganggap keduanya sama. Flu dan pilek adalah dua hal yang berbeda.
“Flu adalah penyakit yang seringkali disebabkan oleh virus yang memiliki gejala hidung tersumbat dan mengeluarkan lendir, demam, nyeri kepala, batuk, dan sakit tenggorokan,” kata dr. Tri. Sedangkan pilek adalah gejala suatu penyakit yang ditandai dengan hidung keluar ingus dan tersumbat.
“Pilek sendiri masih dibedakan menjadi dua. Yaitu pilek infeksi dan pilek alergi. Bedanya adalah pada jenis lendir atau ingusnya. Lendir karena pilek infeksi cenderung lebih kental dan keruh, namun pilek yang diakibatkan oleh alergi, lendir cenderung encer dan bening.”
Pilek dan flu sama-sama bisa mengakibatkan hidung tersumbat. Ini terjadi, menurut dr. Tri karena hidung mengalami proses iritasi atau radang, sehingga menyebabkan peningkatan aliran darah ke hidung terutama pada organ yang disebut konka.
Organ ini terletak di dalam hidung yang berfungsi salah satunya untuk menghangatkan udara - mengatur suhu udara di dalam hidung sebelum masuk ke paru-paru. “Apabila konka membesar, tentu aliran udara yang masuk ke rongga hidung terhambat dan mengakibatkan hidung mampet,” jelas dr. Tri.
Pilek biasanya bisa sembuh sendiri tanpa diobati karena pilek merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh alami, tidak selalu disebabkan oleh infeksi. “Namun, apabila gejalnya cukup berat walau masih dalam satu dua hari awal, dipertimbangkan untuk mengonsumsi obat pilek,” tutup dr. Tri.
Penulis: Imma Rachmani
Editor: Lilin Rosa Santi