tirto.id - Pandemi virus corona (Covid-19) telah berlangsung hampir 7 bulan sejak Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan statusnya sebagai wabah yang mengglobal pada 12 Maret 2020. Sebelumnya, penularan corona juga telah mewabah di China dan beberapa negara lain sejak awal tahun ini.
Hingga 1 Oktober 2020, pandemi belum menunjukkan tanda akan mereda. Upaya pengembangan vaksin corona pun belum menghasilkan antivirus yang terbukti aman dan manjur, meskipun sudah ada kemajuan yang menjanjikan. Sementara jumlah korban terus bertambah.
Total jumlah kasus positif corona di dunia hari ini telah mencapai 33.978.492 orang, dengan angka kematian 1.014.291 jiwa. Data CSSE Johns Hopkins University menunjukkan, sampai Kamis sore (1/10/2020), baru 23.644.768 orang berhasil sembuh dari Covid-19. Sebanyak 9,3 juta orang kini masih menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi karena terinfeksi virus corona.
Di Indonesia, total pasien positif corona pada 1 Oktober 2020 tercatat mencapai 291.182, setelah ada penambahan 4.174 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Dari jumlah itu, 218.487 orang sudah sembuh dan 10.856 pasien corona lainnya meninggal. Sebanyak 61.839 pasien corona di tanah air masih harus dirawat dan menjalani isolasi (kasus aktif).
Penambahan kasus baru dan angka penularan Covid-19 yang masih tinggi di Indonesia membuat pemerintah melalui Satgas Satgas Penanganan Covid-19 menggencarkan kampanye pencegahan infeksi untuk mendorong masyarakat disiplin melakukan 3M, yakni "Memakai Masker," "Menjaga Jarak dan "Menjauhi Kerumunan," serta "Mencuci Tangan dengan Sabun."
Bagaimana Virus Corona Menyebar dan Menular
Virus corona yang memicu penyakit Covid-19 (SARS-CoV-2) bisa masuk ke tubuh manusia melalui mukosa mata, hidung dan mulut. Setelah masuk tubuh manusia, virus corona jenis baru ini dapat menggandakan diri dalam sel tubuh orang yang terinfeksi, terutama di bagian saluran pernapasan bawah, seperti paru-paru.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro menjelaskan virus corona mengganggu imunitas atau kekebalan tubuh saat menginfeksi manusia.
"Bagi mereka yang sudah punya penyakit penyerta, atau penyakit bawaan, seperti penyakit ginjal, diabetes, darah tinggi, akibatnya dapat fatal," kata Reisa, dikutip dari laman Covid19.go.id.
Ia menambahkan penyebaran virus corona dari satu manusia ke manusia lain bisa melalui percikan droplet, yakni cipratan air liur yang keluar saat bersin, batuk, dan berbicara. Droplet orang yang terinfeksi virus corona bisa menjadi saranan penularan Covid-19, baik melalui kontak langsung maupun permukaan benda tertentu.
Jadi, saat orang yang terinfeksi Covid-19 batuk, bersin atau berbicara, virus corona dapat keluar melalui bulir dan percikan droplet dan masuk ke tubuh orang lain.
"Apabila percikan droplet tersentuh oleh tangan atau jatuh di permukaan benda yang ada di sekitar orang tersebut, besar kemungkinan dapat menjadi sumber penularan," kata Reisa.
Penularan virus corona melalui droplet menjadi pola paling umum terjadi. Apalagi, banyak orang yang terinfeksi tidak mengalami gejala sakit parah sehingga tidak merasa membawa bahaya bagi orang lain yang memiliki kondisi rentan. Lain itu, virus corona bisa bertahan hidup di permukaan benda selama beberapa jam hingga beberapa hari, kecuali dibersihkan dengan cairan disinfektan.
Selain lewat percikan droplet yang muncrat ke orang terdekat atau permukaan benda, penularan virus corona juga dapat melalui aerosol di udara (airborne).
Hasil sejumlah riset yang membuktikan penularan Covid-19 dapat melalui udara membuat WHO merevisi panduan ilmiahnya, pada Juli 2020 lalu.
Berdasarkan sejumlah riset, pola penularan yang terakhir terjadi karena aerosol (partikel percikan cairan mulut dan hidung yang berukuran lebih kecil dari 5 mikrometer) bisa mengambang di udara selama beberapa lama. Aerosol dapat keluar saat seseorang bernapas, berbicara, menyanyi, atau tertawa. Para peneliti menemukan bukti bahwa virus corona bisa terbawa dalam aerosol.
WHO menyatakan masih perlu banyak penelitian untuk memahami pola penularan virus corona via udara. Namun, WHO mengakui ada potensi penularan via aeorosol di udara dalam ruang tertutup yang ventilasinya tidak memadai.
Potensi itu dibuktikan dengan adanya kasus-kasus penularan di ruangan tertutup yang dipenuhi oleh banyak orang, seperti restoran, klub malam, tempat ibadah, ruang kantor, hingga fasilitas kesehatan.
Cara Mencegah Penularan Virus Corona
Adanya bukti bahwa virus corona dapat menular melalui paparan droplet secara langsung (kontak erat) maupun tidak (permukaan benda), dan sebaran aerosol di udara ruang tertutup, menegaskan bahwa perilaku 3M merupakan langkah pencegahan yang penting dilakukan oleh semua orang.
Oleh karena itu, kebiasaan memakai masker, menjaga jarak fisik dengan orang lain, menjauhi kerumunan, serta rajin mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir, sangat ditekankan untuk dilakukan oleh masyarakat. Sejumlah langkah itu diyakini menjadi metode paling efektif untuk mencegah penularan virus corona.
Bagi mereka yang berada di ruang publik, memakai masker secara benar, menjaga jarak, hingga menjauhi kerumunan bahkan menjadi kewajiban.
"Paling penting jaga jarak. Percikan droplet bisa mencapai jarak 1-2 meter, baik ketika seseorang bicara, atau saat lawan bicaranya batuk, atau bersin," ujar Reisa. "Kalau misalnya batuk atau bersin, jaraknya [jangkauan droplet] bisa lebih jauh lagi, sampai 3-5 meter."
Laman resmi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 sudah menginformasikan langkah-langkah yang benar dalam menerapkan perilaku 3M untuk mencegah penularan virus corona. Detailnya adalah sebagai berikut.
1. Cara memakai masker yang benar untuk mencegah Covid-19
- Semua orang harus memakai masker, terutama jika di luar rumah.
- Sebelum memakai masker, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir (minimal 20 detik)
- Bila tidak tersedia air, gunakan cairan pembersih tangan (minimal alkohol 60%).
- Pasang masker untuk menutupi mulut dan hidung
- Pastikan tidak ada sela antara wajah dan masker.
- Hindari menyentuh masker saat digunakan.
- Bila menyentuh masker, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir minimal 20 detik, atau bila tidak ada, gunakan cairan pembersih tangan (minimal alkohol 60%).
- Jangan sentuh atau buka-tutup masker saat digunakan.
- Ganti masker yang basah atau lembab dengan masker baru.
- Masker medis hanya boleh digunakan satu kali saja.
- Buang segera masker 1x pakai di tempat sampah tertutup atau kantong plastik usai dipakai.
- Masker kain 3 lapis dapat dipakai berulang, tapi harus dicuci dengan deterjen usai dipakai.
- Saat membuka masker: lepaskan dari tali belakang dan jangan sentuh bagian depan masker.
- Cuci tangan setelah menyentuh atau membuang masker.
- Perlu diingat, Penggunaan masker yang keliru justru meningkatkan risiko penularan.
2. Cara mencuci tangan yang benar untuk mencegah Covid-19
- Langkah pertama, basahkan tangan dengan air mengalir.
- Langkah kedua, sabuni tangan.
- Langkah ketiga, gosok semua permukaan tangan, termasuk telapak dan punggung tangan, sela-sela jari dan kuku, selama minimal 20 detik.
- Langkah keempat, bilas tangan sampai bersih dengan air mengalir.
- Langkah kelima, keringkan tangan dengan kain bersih atau tisu pengering tangan yang harus dibuang ke tempat sampah segera setelah digunakan.
- Sering cuci tangan pakai sabun, terutama sebelum makan, usai batuk atau bersin, sebelum menyiapkan makanan, dan setelah ke kamar mandi.
- Biasakan mencuci tangan pakai sabun setelah dari luar rumah atau sebelum masuk sekolah dan tempat lain.
- Bila sabun dan air mengalir tidak ada, gunakan cairan pembersih tangan berbahan alkohol (minimal 60%).
3. Cara menjaga jarak fisik (physical distancing) untuk mencegah Covid-19
- Physical distancing artinya tidak berdekatan, tidak berkumpul, dan menjauhi kerumunan.
- Selalu menjaga jarak fisik lebih dari 1 meter dengan orang lain
- Tetap berada di rumah sesuai panduan pemerintah, kecuali ada keperluan mendesak.
- Bekerja, belajar dan beribadah di rumah.
- Keluar hanya untuk belanja hal penting atau pengobatan, itu pun seminimal mungkin.
- Gunakan masker saat di luar rumah.
- Sebisa mungkin hindari penggunaan kendaraan umum.
- Tunda atau batalkan acara berkumpul bareng keluarga besar atau teman
- Komunikasi tatap muka bisa dilakukan via telepon, internet, media sosial, dan aplikasi
- Tunda atau batalkan acara pertemuan, konser musik, pertandingan olahraga, kegiatan keagamaan, dan kegiatan lain yang mengundang orang banyak.
- Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi dokter dan fasilitas lain.
- Kalau mengalami demam, merasa lelah dan batuk kering, lakukan isolasi diri.
- Semua orang harus melakukan physical distancing untuk mencegah penularan Covid-19
- Physical distancing harus lebih ketat jika untuk melindungi orang yang berisiko
- Orang yang berisiko, yaitu: berusia 60 tahun lebih; atau memiliki penyakit penyerta seperti sakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, kanker, asma dan paru; Ibu hamil.
Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Editor: Agung DH