tirto.id - Melatih mental anak sangatlah penting untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan hidup. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan mental yang kuat?
Mental kuat bukan soal bersikap tangguh dan keras. Memiliki mental kuat juga bukan berarti tidak menunjukkan emosi seperti menahan tangis atau rasa sedih.
Bermental kuat berarti memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu dan percaya diri dalam menggunakan potensi mereka. Bahkan ketika berhadapan dengan kesulitan atau kegagalan, anak bermental kuat akan tetap ulet dan tidak mudah menyerah.
Memiliki mental kuat sangat berguna untuk menyelesaikan suatu masalah dan bangkit dari kegagalan. Karena itu, membentuk mental yang kuat sebaiknya dimulai sejak usia anak-anak agar mereka menjadi pribadi yang tangguh di masa mendatang.
Cara Mendidik Anak Agar Memiliki Mental yang Kuat
Dikutip dari laman Very Well Family, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melatih mental anak:
1. Jadilah teladan yang baik
Anak-anak sering mencontoh orang tuanya dalam segala hal. Tunjukkan pada anak-anak bahwa Anda adalah orang yang ulet dan tidak mudah menyerah dalam mencapai tujuan. Anda bisa berbagi dan menceritakan impian pribadi pada anak-anak dan membiarkan mereka melihat perjuangan Anda mewujudkannya.
2. Bantu anak menghadapi ketakutannya
Setiap anak pasti memiliki ketakutan terhadap sesuatu, mulai dari takut gelap, takut pada binatang tertentu, atau takut bertemu dengan orang baru. Sebagai orang tua, Anda harus bisa membantu mereka menghadapi ketakutannya tersebut selangkah demi selangkah.
Misalnya anak takut ke kamar mandi saat malam hari. Tanyakan pada mereka apa yang mereka takutkan, kemudian diskusikan bagaimana caranya agar tidak takut lagi. Beri semangat agar anak-anak lebih berani. Ketika mereka sudah berani dan berhasil keluar dari zona nyaman, jangan lupa memberikan reward berupa pujian.
Hal yang perlu diajarkan agar anak memiliki mental yang kuat
Ada beberapa hal yang perlu diajarkan pada anak-anak untuk menumbuhkan mental yang lebih kuat, yaitu:
1. Kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan ini sangat penting diajarkan agar anak-anak tidak cepat putus asa saat menghadapi masalah. Ketika anak mengalami kesulitan, jangan langsung tawarkan solusi atau jawaban, tapi ajak mereka berpikir tentang bagaimana caranya menyelesaikan masalah tersebut.
2. Disiplin diri
Buatlah aturan untuk hal-hal tertentu dan selalu libatkan anak saat membuat aturan tersebut. Diskusikan dengan anak tentang pentingnya aturan dan apa konsekuensinya. Anda juga bisa bernegosiasi dengan anak soal aturan tersebut, jadi jangan terlalu kaku dan otoriter.
3. Mengendalikan emosi
Ajari anak-anak tentang bagaimana cara menghadapi emosi negatif. Misalnya tentang marah, pastikan anak-anak mengetahui bahwa emosi yang mereka rasakan adalah rasa marah.
Setelah itu, beri tahu anak-anak bahwa mereka boleh saja mengekspresikan rasa marah, tapi ada batasan yang tidak boleh dilanggar, seperti tidak boleh berteriak, melempar barang, memukul, berkata kasar, dan semacamnya.
Ketika anak berhasil melakukannya dan marah tanpa melanggar batasan, berikan pujian agar anak tahu bahwa mereka melakukan hal yang benar.
4. Belajar dari kegagalan
Biarkan anak-anak merasakan kegagalan karena hal itu bisa jadi guru terbaik untuk melatih mental. Misalnya ketika anak gagal menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik, katakan bahwa mereka tetap hebat karena sudah berusaha dan tidak apa-apa jika gagal.
Beri semangat pada anak-anak dan pancing mereka untuk berpikir bagaimana caranya agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
5. Ajari anak berpikir positif dan optimis
Mendorong anak untuk selalu berpikir positif akan menumbuhkan perasaan optimis. Hal ini juga akan membuat mental mereka lebih kuat dan tidak mudah patah hanya karena suatu masalah.
Sebagai contoh, anak Anda merasa tidak bisa melukis sebagus temannya. Katakan bahwa setiap anak memiliki keunikan dan kelebihannya masing-masing. Jadikan diri Anda sebagai contoh dengan menyebutkan kelebihan dan kekurangan Anda.
6. Ajari untuk selalu bersyukur
Biasakan untuk mengajak anak Anda mensyukuri semua hal-hal baik, misalnya tubuh yang sehat, bisa tidur nyenyak, memiliki keluarga, dan sebagainya. Terbiasa bersyukur akan membuat anak lebih fokus pada hal positif dan meningkatkan rasa percaya diri.
7. Ajari anak mengakui kesalahan
Mengakui kesalahan membutuhkan keberanian besar. Ketika seorang anak melakukan kesalahan, biasakan untuk menegur dan memberitahu mereka tentang kesalahan tersebut sekaligus mencegah agar mereka tidak menyalahkan orang lain. Saat seorang anak berani mengakui kesalahan, maka mentalnya sudah mulai terbentuk.
8. Pembentukan karakter
Ajari anak-anak tentang mana yang baik dan mana yang salah sehingga mereka memiliki kompas moral atau patokan kebenaran yang kuat. Ketika anak memiliki kompas moral yang kuat, maka mereka akan lebih mudah membuat pilihan yang positif dan tidak mudah terpengaruh hal-hal yang buruk.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari