tirto.id - Hingga hari ini, badan pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di sekitar perairan Karawang masih belum ditemukan, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau yang dulu disebut Badan SAR Nasional (Basarnas) memutuskan untuk memperpanjang masa pencarian jatuhnya pesawat Lion Air JT610 selama 3 hari lagi.
“Setelah kami evaluasi dan koordinasi, serta masukan-masukan dari lapangan, operasi SAR kami perpanjang 3 hari,” kata Kepala Basarnas M Syaugi saat menggelar konferensi pers, di Posko Terpadu JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (4/11/2018) siang, dikutip dari setkab.go.id.
Dengan penambahan waktu tersebut ditambah dengan sinergitas dan soliditas seluruh tim gabungan yang terlibat dalam operasi SAR, baik dari Basarnas, TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, BPPT, KNKT, KKP, Bea Cukai, Pertamina, dan seluruh Potensi SAR, Kepala Basarnas berharap dapat segera menyelesaikan operasi tersebut.
Hingga Minggu (4/11/2018), menurut Kepala Basarnas, tim pencari telah berhasil mengevakuasi 105 kantong jenazah yang sudah diberi label oleh tim DVI. Selain korban, tim SAR khususnya para penyelam telah menemukan 1 (satu) engine dalam kondisi tidak lengkap yang sudah dipastikan koordinatnya.
Untuk roda, 1 lengkap sudah dievakuasi ke Posko Terpadu, sementara 2 roda lainnya dalam kondisi tidak lengkap sudah diketahui posisinya. Namun Kepala Basarnas M Syaugi mengakui sejauh ini belum menemukan body pesawat.
“Yang kami temukan dan kami evakuasi adalah bagian skin atau kulit-kulit pesawat cukup banyak di dasar laut. Ini berdasarkan data berupa gambar dan pencitraan dari ROV yang sampai saat telah menyapu area pencarian dengan radius 250 meter persegi,” jelas Syaugi.
Mengenai sinyal yang sebelumnya sempat terdeteksi Ping Locator meskipun sangat lemah, Kepala Basarnas menjelaskan, sudah ditelusuri oleh penyelam-penyelam gabungan yang andal. Namun belum berhasil ditemukan secara fisik.
“Posisinya sekitar 50 meter arah barat laut dari pusat pencarian. Kondisi dasar laut berlumpur, kalau kita tusuk dengan besi satu meter, belum sampai ke dasarnya,” jelas Syaugi.
Pada Senin (5/11/2018) ini, menurut Kepala Basarnas, akan dilaksanakan pertemuan dengan para keluarga korban atas undangan dari Lion Air untuk dialog dan memberikan penjelasan terkait pelaksanaan operasi SAR. Tidak hanya Kabasarnas, tetapi Panglima TNI dan Menteri Perhubungan juga diundang pada kesempatan ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 rute Cengkareng-Pangkalpinang mengalami kecelakaan 13 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (29/10/2018) pagi. Pesawat yang membawa 189 orang penumpang itu jatuh di kawasan Perairan Karawang, Jawa Barat.
Editor: Maya Saputri