tirto.id - Badai siklon tropis Cempaka di perairan selatan Jawa membuat ribuan nelayan tangkap di Cilacap, Jawa Tengah tidak melaut. Cuaca ekstrem ini membahayakan bagi para nelayan.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap Sarjono menuturkan badai tersebut berdampak besar terhadap nelayan. "Kapal-kapal mulai dari ukuran 2 GT (Gross Tonnage) hingga 30 GT semua masuk (pelabuhan)," kata Sarjono di Cilacap, Selasa (28/11/2017) seperti dikabarkan Antara.
Selain di Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap (PPSC), kapal-kapal yang berlindung di dermaga-dermaga yang berada sekitar Segara Anakan.
Bagi kapal-kapal nelayan tradisional (ukuran 2 GT) ditambatkan di daratan agar tidak terseret gelombang tinggi yang dipengaruhi oleh badai siklon tropis Cempaka.
Bahkan, lanjut dia, kapal-kapal nelayan Pangandaran maupun Pelabuhanratu pun banyak yang berlindung di PPSC.
"Kapal-kapal itu baru mencari ikan di daerah tangkapan perairan selatan Yogyakarta namun tidak berani ambil risiko untuk tetap melanjutkan perjalanan pulang ke Pangandaran maupun Pelabuhanratu sehingga masuk ke PPSC," katanya.
Akan tetapi, kata dia, untuk kapal-kapal "longline" yang sudah terlanjur berangkat melaut dan daerah tangkapannya tidak terdampak siklon tropis Cempaka tetap bisa mencari ikan tanpa adanya kendala.
Dia mengakui jika sebenarnya saat sekarang sudah memasuki masa istirahat bagi ribuan nelayan tangkap di Cilacap karena sedang berlangsung masa peralihan dari musim angin timuran menuju musim angin baratan.
"Biasanya sampai bulan Februari atau tiga-empat bulan. Tiap tahun memang seperti ini, daripada cuaca di laut tidak menentu, terombang-ambing sehingga tidak bisa bekerja, mending masuk ke pelabuhan," katanya.
Berdasarkan data HNSI Cilacap, di kabupaten itu terdapat sekitar 17.000 nelayan tangkap yang mayoritas mencari ikan di laut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan bibit siklon tropis 95S yang muncul di perairan selatan Jawa Tengah telah berkembang menjadi siklon tropis (badai) Cempaka.
Berdasarkan hasil analisis BMKG pada Senin (27/11), pukul 19.00 WIB, posisi siklon tropis Cempaka berada di perairan sebelah selatan Jawa Tengah, yakni di sekitar 8,6 lintang selatan dan 110,8 bujur timur atau 100 kilometer sebelah selatan-tenggara Cilacap.
Siklon tropis Cempaka bergerak ke arah timur laut menuju wilayah Indonesia dengan kecepatan 5 knots atau 9 kilometer per jam dan tekanan terendah mencapai 999 milibar dengan kekuatan 65 kilometer per jam atau 35 knots.
Pada Selasa, pukul 19.00 WIB, posisi siklon tropis Cempaka diprakirakan berada di sekitar 8,3 lintang selatan dan 109,1 bujur timur atau sekitar 165 km sebelah barat-barat daya Cilacap yang bergerak ke arah barat menuju wilayah Indonesia dengan kecepatan 4 knots atau 8 kilometer per jam dan diprakirakan mencapai 996 milibar dengan kekuatan 75 kilometer per jam atau 40 knots.
Siklon tropis Cempaka berpotensi mengakibatkan tinggi gelombang 2,5-6 meter di perairan selatan Jawa Timur, Laut Jawa bagian timur, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudera Hindia barat Bengkulu hingga selatan Jawa Tengah.
Selain itu, siklon tropis Cempaka memberikan dampak juga berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Angin kencang dengan kecepatan hingga 30 knot juga berpotensi terjadi di wilayah Kepulauan Mentawai, Bengkulu, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Laut Jawa, Selat Sunda bagian utara, perairan utara Jawa Timur hingga Kepulauan Kangean, Laut Sumbawa, Selat Bali hingga Selat Alas, Selat Lombok bagian selatan, dan perairan selatan Bali hingga Pulau Sumba.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH