tirto.id - Masyarakat Indonesia diimbau untuk tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem. Selama tiga hari ke depan, BMKG menyatakan, cuaca ekstrem ini berpotensi menimbulkan dampak lebih dari biasanya, seperti angin kencang hingga puting beliung.
"BMKG dengan ini menyampaikan kepada masyarakat bahwa dalam tiga hari ke depan akan ada peningkatan intensitas hujan disertai angin kencang yang juga berdampak pada peningkatan tinggi gelombang serta dapat berpotensi menimbulkan puting beliung," ucap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta pada Minggu (26/11/2017).
BMKG saat itu memantau adanya dua bibit siklon tropis di Samudera Hindia Selatan Jawa dan Barat Daya Bengkulu. Bibit siklon tropis dapat berdampak pada peningkatan tinggi gelombang, hujan lebat, angin kencang, maupun potensi puting beliung.
Seperti dilansir laman resmi BMKG, dalam beberapa hari ke depan terdapat peningkatan potensi hujan lebat disertai kilat dan petir, serta angin kencang di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis BMKG pada Senin (27/11/2017) pukul 19.00 WIB mendeteksi siklon tropis bernama “Cempaka” telah tumbuh di perairan yang sangat dekat dengan pesisir selatan Pulau Jawa, yang memicu cuaca ekstrem
Kemunculan siklon tropis di wilayah perairan sebelah selatan Jawa Tengah itu, menurut analisis BMKG, berpotensi besar memicu hujan lebat di Wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Sementara itu, potensi angin kencang tercatat bisa mencapai hingga 30 knot di Wilayah Kepulauan Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain itu, angin kencang juga diprediksi oleh BMKG bisa muncul di Laut Jawa, Selat Sunda bagian utara, perairan utara Jawa Timur hingga Kepulauan Kangean, Laut Sumbawa, Selat Bali hingga Selat Alas, Selat Lombok bagian Selatan dan perairan selatan Bali hingga Pulau Sumba.
Sementara untuk perkiraan satu pekan ke depan, BMKG menyampaikan bahwa akan ada potensi peningkatan gelombang tinggi di beberapa perairan berikut :
- Tinggi gelombang 1.25 - 2.5 meter (Moderate Sea) berpeluangterjadi di perairan timur Simelue hingga Kepulauan Nias, Laut Natuna, perairan selatan Bali, Selat Bali - Lombok- Alas bagian selatan, Selat Karimata, Selat Sunda bagian utara, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan, Laut Sumbawa, Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, Laut Maluku bagian utara, perairan Bitung -Manado, perairan utara Kep. Halmahera hingga Papua, Laut Halmahera.
- Tinggi Gelombang 2.5 - 4 meter (Rough Sea) berpeluang terjadi di perairan barat Aceh hingga Kep. Mentawai, perairan Bengkulu hingga barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Samudra Hindia barat Kep. Mentawai hingga selatan Jawa barat, Laut Cina Selatan, perairan utara Kep. Anambas- Kep. Natuna, Laut Jawa, Perairan utara Kep. Sangihe - Kep. Talaud.
- Tinggi Gelombang 4 - 6 meter (Very Rough Sea) berpeluang terjadi di Laut Andaman, Samudra Hindia Barat Aceh, Samudra Hindia barat daya Bengkulu dan Samudra Hindia selatan jawa tengah
Mewaspadai situasi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau pada masyarakat untuk siaga terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon dan baliho tumbang. Karenanya, masyarakat juga diingatkan untuk tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir.
Bagi nelayan dengan kapal berukuran kecil, diminta untuk mewaspadai hujan lebat disertai angin kencang dan kenaikan tinggi gelombang laut. Bila dimungkinkan, nelayan menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda.
Masyarakat yang di daerah rawan juga diimbau untuk waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari