tirto.id - Hujan disertai angin kencang masih melanda Kota Bengkulu pada Senin (4/12/2017) pagi. Karenanya, masyarakat di Provinsi Bengkulu diimbau untuk mewaspadai hujan dengan intensitas lebat yang berpotensi melanda seluruh wilayah daerah ini.
"Hujan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang masih berpotensi melanda wilayah Bengkulu," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Bengkulu Sudiyanto di Bengkulu.
Hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah Bengkulu merupakan dampak dari badai siklon Dahlia yang berpusat di pantai barat Bengkulu.
Siklon yang sudah terjadi sejak 1 Desember 2017 itu memang diperkirakan berlangsung hingga 4 Desember 2017 dengan kondisi yang ditimbulkan adalah hujan lebat, angin kencang dan ketinggian gelombang di perairan Bengkulu berada di atas normal.
Wilayah yang masih berpotensi dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara meliputi wilayah Putri Hijau, Ketahun, Ulok Kupai, Marga Sakti Sebelat, Giri Mulya, Batik Nau, Air Padang, Lais, Air Besi, Air Napal, Arga Makmur, Arma Jaya, Hulu Palik, Kerkap, dan Tanjung Agung.
Sedangkan di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah berpotensi terjadi di Pematang Tiga, Bang Haji, Pagar Jati, Marga Sakti, Merigi Kelindang, Taba Penanjung, Karang Tinggi, Pondok Kubang, dan Talang Empat.
Potensi hujan juga akan meluas ke wilayah Kota Bengkulu, Mukomuko, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang dan Seluma.
Sementara wilayah Kota Bengkulu, hingga Senin (4/12) pukul 08.00 WIB masih dilanda hujan disertai angin kencang.
Dengan adanya potensi dampak badai Dahlia, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor.
Kondisi ini juga bisa membuat angin kencang yang dapat menyebabkan pohon maupun papan reklame atu baliho tumbang. Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat atau petir.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari