Menuju konten utama

Badai Dahlia: BMKG Gunakan Nama Bunga Agar Masyarakat Tenang

BMKG menyebut berbagai siklon dengan nama-nama seperti Siklon Dahlia, Cempaka, Bakung, Flamboyan, Lili, Teratai hingga Kamboja.

Badai Dahlia: BMKG Gunakan Nama Bunga Agar Masyarakat Tenang
Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengamati arah angin melalui monitor di kantor BMKG Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (29/11/2017). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

tirto.id - Setelah dilanda Badai Tropis Cempaka pada Senin, (27/11/2017), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali merilis badai baru pada Rabu, (29/11/2017) yaitu Badai Tropis Dahlia yang sudah melanda wilayah Indonesia.

BMKG punya alasan tersendiri dalam menyebut berbagai siklon yang terdampak di beberapa daerah di Indonesia dengan nama-nama bunga.

Pada laman resminya, BMKG menyebut berbagai siklon dengan nama-nama seperti Siklon Dahlia, Cempaka, Bakung, Flamboyan, Lili, Teratai hingga Kamboja.

Bukan tanpa alasan BMKG memberikan nama-nama itu, karena badan pemantau iklim dan cuaca tersebut ingin meredam kekhawatiran masyarakat terkait dampak yang ditimbulkan dari siklon itu sendiri.

"Jika siklon itu masuk wilayah suatu negara, maka negara tersebutlah yang berhak memberikan nama. Kami memberikan nama-nama bunga agar lebih tenang, enak didengar dan tidak terlalu mengkhawatirkan harapannya,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Hary T Djatmiko saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis, (30/11/2017).

Kendati demikian, tidak ada perbedaan signifikan antara nama-nama siklon tersebut selain soal jarak pergerakan siklon dari negara yang terdampak.

Kalau Cempaka itu pergerakannya puluhan kilo meter dari daratan Indonesia, kalau Dahlia itu ratusan kilo meter dari daratan,” ungkap Hary.

Baca juga: Asal-usul Penamaan Badai Tropis Cempaka dan Dahlia di Indonesia

Menurut Hary, berbagai siklon yang datang juga memiliki dampak yang kurang lebih sama, yakni menimbulkan potensi hujan lebat, angin kencang dan tingginya gelombang air laut dengan durasi sekitar 10 jam.

Baca juga artikel terkait BADAI DAHLIA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo