Menuju konten utama

Bacaan Niat & Doa Salat Iduladha 10 Zulhijah pada 11 Agustus 2019

Bacaan niat salat Iduladha dalam bahasa Arab, "ushalli sunnatan idul-adha rak'ataini (makmuman/imaman) lillahi ta'ala".

Bacaan Niat & Doa Salat Iduladha 10 Zulhijah pada 11 Agustus 2019
Ilustrasi. Umat muslim melaksanakan salat Idul Fitri di halaman sekitar Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus yang letaknya berdekatan dengan Masjid Jami Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (5/6/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Salat Iduladha dilaksanakan pada tanggal 10 Zulhijah tiap tahunnya. Sebelum salat, umat Islam dapat membaca niat mengerjakan ibadah sunah muakkad dua rakaat ini.

Tahun ini, Kementerian Agama (Kemenag) RI sudah memutuskan bahwa 10 Zulhijah jatuh pada Minggu (11/8/2019) mendatang.

"10 Zulhijah Idul Adha jatuh pada Ahad, 11 Agustus 2019," ungkap Muhammadiyah Amin, selaku Dirjen Bimas Islam Kemenag, dilangsir Antara.

Amin menyebutkan bahwa dari hasil sidang isbat, terdapat 10 titik pantau yang melihat hilal secara langsung. Pihak Kemenag sendiri telah memantau 92 titik di 34 provinsi yang terdapat di seluruh Indonesia.

Melaksanakan salat Iduladha tidak berbeda dengan salat lainnya yang berkaitan dengan syarat dan rukun. Hukum salat Iduladha sendiri adalah sunah muakkad atau sangat dianjurkan, meskipun bukan termasuk perkara wajib.

Salat Idul Adha dikerjakan dengan dua rakaat secara berjamaah, disertai khotbah usai salat.

Bcaan niat Salat Iduladha, jika dilafalkan dalam bahasa Arab, adalah sebagai berikut.

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) لِلهِ تَعَــــــــالَى

Artinya, "Aku berniat salat sunah Iduladha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala."

Bacaan niat diatas disesuaikan dengan posisi seseorang ketika mengerjakan salat, yaitu menggunakan kata makmuman ketika menjadi makmum atau imaman yaitu ketika sebagai seorang imam salat.

Usai mengucapkan niat Salat Idul Adha, maka dilanjutkan dengan membaca takbiratul ihram sebagaimana salat biasanya. Setelah membaca doa iftitah, disertai dengan bacaan takbir hingga mencapai tujuh kali yang dilaksanakan pada rakaat pertama.

Di antara takbir-takbir tersebut, diiringi pula dengan bacaan doa sebagai berikut.

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Artinya, "Allah MahaBesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, MahaSuci Allah, baik waktu pagi dan petang."

Atau dengan bacaan doa lain seperti berikut ini.

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Artinya, "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah MahaBesar."

Setelah tujuh takbir tersebut, urutan bacaan dan gerakan salat Iduladha sama seperti salat lainnya, yaitu bacaan Surah Alfatihah dilanjutkan surah lain, kemudian rukuk, iktidal, sujud dua kali, dan di antaranya ada duduk di antara dua sujud.

Pada rakaat kedua, takbir diucapkan sebanyak lima kali dengan melafalkan kalimat "Allahu Akbar" seperti pada rakaat pertama. Setiap takbir diikuti dengan bacaan seperti pada rakaat sebelumnya.

Setelah mengerjakan salat Iduladha, jemaah tidak lantas meninggalkan tempat salat, tetapi melanjutkan dengan mendengarkan khotbah Iduladha hingga selesai.

Baca juga artikel terkait IDULADHA 2019 atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus