Faisal Irfani

Keberadaan pasal-pasal bermasalah yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara semakin menegaskan bahwa RKUHP tidak semestinya disahkan.

Dulu menggulingkan rezim, sekarang berpotensi digulingkan. Akankah nasib Daniel Ortega akan sama seperti rezim Somoza?

Dua petenis berbeda tabiat membawa tenis pada puncak kejayaannya.

Penguasaan bahasa asing dan pemahaman kultur setempat sangat membantu karier para pesepakbola yang bermain di luar negara mereka.

Publik kebudayaan digemparkan oleh terkuaknya kasus pelecehan seksual yang dilakukan orang dekat Akademi Swedia, penyelenggara Hadiah Nobel Sastra.

Kemiskinan di Indonesia lebih kompleks dari yang dilaporkan BPS. Tak hanya bisa diukur dari lantai tanah dan beras.

Kelompok Pussy Riot kembali bikin geger Rusia lewat aksi menerobos lapangan di final Piala Dunia. Putin kembali jadi sasaran protes.

Pussy Riot, melalui laman Facebook mengeluarkan pernyataan bahwa keempat orang yang masuk Stadion Luzhniki saat laga Perancis vs Kroasia adalah “anggotanya.”

Belajar desain interior selama kuliah, tetapi ia dengan gagahnya menyebut teori evolusi sebagai kibul belaka. Inilah Harun Yahya dan segala kontroversi hidupnya yang selalu bersembunyi di balik agama.

Berlindung dalam dalih "susu," produk kental manis telah mengelabui konsumen Indonesia selama puluhan tahun.

Mereka menuturkan sepenggal pengalaman hidupnya sebagai LGBT di Indonesia.

Nasib LGBT di Indonesia: digerebek di ruang privat, dijerat UU Pornografi, dan dipermalukan di depan umum.

Persekusi terhadap kelompok LGBT telah melahirkan ketakutan mendalam dan menghambat kerja-kerja penyuluhan HIV.

Kebencian terhadap kelompok LGBT. Persekusi dan pemidanaan atas minoritas seksual dan identitas gender. Hak kesehatan.

Berbekal cinta dan hobi selam gua, Stanton dan Volanthen berupaya melakukan misi penyelamatan paling krusial sepanjang 2018.

Lagi-lagi warga sipil jadi korban perebutan wilayah yang tak berkesudahan.

Mereka membuktikan bahwa sepakbola bukan cuma perkara menang atau kalah. Sepakbola adalah soal perayaan hidup.

Trump sangat getol menghalau masuknya imigran. Saking getolnya, ia tak ragu memisahkan anak-anak dari orangtuanya.

Atas nama kepercayaan yang sudah mendarah daging, anak-anak tak berdosa ini dibantai. Alasannya: mereka adalah jelmaan penyihir yang membawa kesengsaraan.

Tuntutan hidup, kemiskinan, serta anggapan bahwa anak adalah "urusan privat" merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pekerja anak bermunculan.