tirto.id - Meski Pilgub DKI Jakarta hanya menyisakan waktu satu minggu lagi, sebagian kecil pemilih masih belum memutuskan pilihan. Untuk mengatasi hal itu Agus Harimurti Yudhoyono, calon gubernur nomor urut satu, meluncurkan buku berjudul "Telah Ku Pilih Jalan Hidupku yang Baru untuk Jakarta"
"Harapannya dalam seminggu terakhir ini buku ini bisa dibaca oleh mungkin mereka yang belum menentukan pilihan. Termasuk undecided voters yang masih perlu tahu tentang saya," ujar Agus pada Selasa (07/02) di AHY Command Center, Jakarta Selatan.
Buku bersampul hitam itu terbagi ke dalam 24 chapter yang menceritakan pengalamannya selama menekuni karir politik. Termasuk pengalamannya saat diremehkan oleh orang-orang ketika memutuskan untuk mengikuti jejak ayahnya, mantan presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Waktu saya datang pertama kali ke KPUD saya dianggap ingusan. Saya senang diremehkan karena saya akan buktikan kepada mereka," ujar Agus.
Agus mengaku dalam pembuatan buku tersebut ia dibantu oleh salah satu stafnya. Buku yang diterbitkan oleh penerbit expose itu menurut Agus, ia rampungkan selama tiga bulan. "Ada staf saya yang membantu merapi-rapikan tapi semuanya berasal dari saya sendiri," ujarnya.
Tio Prasetyo, salah seorang yang hadir dalam peluncuran tersebut mengatakan bahwa judul buku Agus mirip dengan judul lagu milik ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono. "Judul bukunya sama dengan judul lagunya bapak. Saya ingin tahu sinopsisnya," tutur pria berkacamata itu. Judul buku Agus memang sekilas mirip dengan judul lagu-lagu SBY yang berkesan romantik, seperti "Kasih Akupun Rindu," atau "Ku Yakin Sampai Di Sana".
Dalam peluncuran bukunya, Agus banyak menceritakan pengalamannya menekuni dua profesi yang berbeda, yaitu sebagai tentara dan politikus. Salah satu ceritanya adalah ketika ia kesulitan menentukan musuh. "Kalau di TNI musuh kita jelas, kalau di politik musuh kita nggak jelas. Bisa di depan kita bisa di samping kita, nggak jelas," tuturnya diselingi gelak tawa.
Sejumlah tamu undangan dari politisi partai Demokrat juga turut hadir meramaikan. Asma Nadia, penulis buku Emak Ingin Naik Haji, juga terlihat menghadiri acara tersebut. "Kedatangan saya ini karena diundang. Saya datang sebagai sesama penulis. Orang-orang bijak harus makin banyak menulis. Pemimpin-pemimpin kita harus menulis," tutur Nadia.
Waktu kampanye yang singkat menurut Agus tidak dapat mengelaborasi seluruh pandangan, karakter, dan pemikirannya. Ia berharap buku ini mampu menjelaskan hal-hal tersebut. "Melalui buku ini saya berharap dapat semakin mengenalkan karakter, kepribadian, cara berpikir saya, dan solusi-solusi saya untuk warga Jakarta," ucap Agus.
Penulis: Ruhaeni Intan Hasanah
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan