tirto.id - Dokter spesialis paru dari rumah sakit Persahabatan, Elisna Syahruddin mengatakan berada di lingkungan atau memiliki rumah dengan atap asbes menjadi salah satu faktor risiko seseorang terkena kanker paru, Selasa (11/2/2020).
"Jangan pakai asbes, ada kaitannya dengan kanker paru," ujar dia dalam acara peresmian Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru di Jakarta, melansir laman Antara News.
Elisna menjelaskan, serbuk asbes bisa terhirup dan menumpuk di paru dan memicu kanker paru. Serbuk ini juga menyerang jaringan paru sehingga memicu kanker primer pada selaput paru.
"Asbes kan ada serbuk-serbuk, terinhalasi, dia menumpuk di paru jadi kanker paru. Terhirup. Kalau menunggu sampai jaringan, tapi yang paling banyak dia menembus (jaringan) karena dia tajam (serbuk asbes), jadi kanker primer pada selaput paru," jelas dia.
Menurut dokter yang juga mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, umumnya kanker muncul setelah seseorang terekspos asbes sekitar 40 tahun.
Selain asbes, menurut Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto paparan asap rokok dan polusi udara juga termasuk faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena kanker paru.
Dia mencatat, faktor risiko ini berkontribusi pada meningkatnya jumlah kasus kanker paru di rumah sakit rujukan hingga 10 kali lipat dibandingkan 15 tahun lalu. Data PDPI menyebutkan, kasus kanker paru tertinggi di Indonesia terjadi pada laki-laki 88,8 persen, dibandingkan perempuan (11,2 persen).
"Kami harap masyarakat aware soal kanker paru. Jumlah kasus di rumah sakit rujukan meningkat 10 kali lipat dibanding 15 tahun lalu. Ini tidak terlepas dari faktor risiko seperti merokok, menjadi perokok pasif, polusi udara," kata Agus.
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH