tirto.id -
"Telur ini sebelum dan sesudah Idulfitri ini mengalami kenaikan dari Rp22 ribu-Rp29 ribu per kilogram. Belum minyak goreng, cabai-cabaian kita di atas Rp60 ribu," katanya kepada Tirto.id, Jumat (3/6/2022).
“Cabe dan bawang akan naik karena sentra cabai kita di dalam negeri Jatim Lumajang itu menghasilkan cabai dan gak bisa pemerintah melakukan subsidi distribusi ke daerah yang membutuhkan cabai. Misalnya lumajang panen raya nih tapi harga di sana anjlok ya. Paska lewat panen raya ini begitu Juni harga itu Rp60 ribu jadi gak ada roadmap yang jelas dari pemerintah. Kami menghimbau supaya ketersediaannya aman ya untuk menghindari lonjakan harga ke depan," katanya.
Harga cabai merah di Jakarta saat ini dijual dengan harga Rp65.400 per kilogram. Kepulauan Bangka Belitung Rp66.250 per kilogram, Banten Rp67.000 per kilogram, Kalimantan Utara Rp80.950 per kilogram, Kalimantan Tengah Rp92.500 per kilogram.
Sementara untuk telur, di DKI Jakarta dijual dengan harga Rp28.850 per kilogram, Aceh Rp29.300 per kilogram, Nusa Tenggara Timur Rp29.800 per kilogram, Kalimantan Tengah Rp30.050 per kilogram, Kalimantan Utara Rp30.450 per kilogram, Gorontalo Rp30.650 per kilogram, Maluku Utara Rp33.700 per kilogram, Papua Barat Rp34.000 per kilogram, Papua Rp38.900 per kilogram, Maluku Rp39.350 per kilogram.
Strategi Mentan Amankan Stok Pangan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkap, sejumlah strategi dan adaptasi untuk mengamankan stok pangan di dalam negeri jelang musim kemarau. Di antaranya pembangunan sumber air alternatif secara masif untuk mengurangi dampak kekeringan dan banjir di sektor pertanian.
"Pembangunan 400 embung, perpompaan 688 unit, perpipaan 150 unit. Pengembangan irigasi hemat air melalui rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) 3.600 unit," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Kamis (2/6/2022).
Strategi penambahan benih secara masif terutama untuk varietas-varietas toleran kekeringan dan varietas toleran banjir juga dilakukan. Itu dilakukan untuk pengembangan secara masif unit pengolahan pupuk organik untuk aplikasi bahan organik tanah dalam upaya meningkatkan kapasitas tanah untuk menahan air.
"Diversifikasi pangan lokal akan mengurangi ketergantungan padi karena padi butuh banyak air, mulai sekarang arahnya ke ke non padi seperti jagung sukun singkong pisang yang butuh sedikit air," kata dia.
Selain itu, Kementan juga akan melakukan pengembangan kawasan kebun pekarangan untuk tanaman kelapa, kopi, mangga, kelengkeng. Itu dilakukan memperbanyak penyerapan CO2 demi mengurangi pemanasan global.
"Antisipasi lain yaitu akan merehabilitasi lahan-lahan kritis dalam rangka mengurangi pemanasan global," ujarnya.
Kementan juga akan melakukan mitigasi dengan pengembangan kawasan kebun pekarangan, rehabilitasi lahan-lahan kritis, dan mengurangi food loss untuk menekan emisi gas rumah kaca. Pada program ketahanan pangan yang dirancang saat ini ada 10 komoditas utama yang menjadi prioritas kementan untuk diamankan. Di antaranya beras, bawang merah, daging sapi, tebu, jagung, kopi, kedelai, bawang putih, kakao, kelapa.
Adapun beberapa target yang sudah ditetapkan produksi padi pada tahun 2023 ditargetkan mencapai 55,39 juta ton, tebu 37,15 juta ton, dan daging sapi 465,15 juta ton, dan bawang merah 1,71 juta ton.
"Target jagung mencapai 23,21 juta ton, cabai 2,93 juta ton, kopi 810,95 ribu ton, guna mewujudkan target peningkatan produksi dan daya saing di tahun 2023," ucapnya.
Selain itu, target produksi 2023 untuk kedelai sebanyak 0,55 juta ton, kakao 782,01 ribu ton dan kelapa 2,99 juta ton, bawang putih 45,45 ribu ton.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin