tirto.id - Perhelatan seni rupa kontemporer "ART|JOG 9" akan kembali digelar pada 27 Mei hingga 27 Juni 2016 dengan menghadirkan 97 karya seni rupa dari 72 seniman dalam negeri maupun mancanegara di Jogja Nasional Museum (JNM).
Direktur ART|JOG 9 Heri Pemad mengatakan, kali ini perayaan seni rupa tersebut akan mengusung tema "Universal Influence" dengan menghadirkan karya dari seniman-seniman pilihan.
"Angka 9 merupakan angka tertinggi. Saya menjanjikan akan menghadirkan sesuatu yang berbeda dari tahun lalu," kata Heri dalam jumpa persnya di Yogyakarta, Jumat (20/5/2016)
Heri mengatakan, karya seni yang dihadirkan di ART|JOG 9 bukan berdasarkan hasil seleksi seperti pada tahun-tahun sebelumnya, tetapi langsung dipilih oleh kurator.
"Tahun ini kami spesial mengundang seniman-seniman yang memang kami lihat penting untuk dihadirkan," ujarnya.
Perayaan seni tersebut, kata dia, akan menghadirkan 62 seniman dalam negeri dan 10 seniman mancanegara seperti Malaysia, Jepang, Australia, serta Filipina.
Seniman dalam negeri yang akan hadir, kata Heri, antara lain Nasirun, Garin Nugroho, Eko Nugroho, Agus Suwage, FX Harsono, serta Djoko Pekik.
"Karya yang dihadirkan terdiri atas karya dua dimensi, tiga dimensi, video, specific object, serta performance," kata dia.
Sementara itu, Kurator ART|JOG 9 Bambang Toko menjelaskan, "Universal Influence" merupakan tema yang berangkat dari sebuah pemahaman bahwa apa yang menjadi kebudayaan global atau universal lahir melalui akumulasi peristiwa sejarah.
Pemilihan tema itu, menurutnya, pada gilirannya akan dapat mengukur seberapa jauh universalitas tersebut mempengaruhi berbagai aspek, baik itu ekonomi, politik, politik, budaya, keamanan, hingga religi.
"Melalui tema itu kita dapat mengetahui bagaimana pengaruh itu berdampak terhadap diri kita. Kita akan menyadari bahwa kita bukan hanya bangsa korban pengaruh," paparnya.
Bambang mengatakan, berangkat dari tema itu pula, tim ART|JOG 9 akan mengubah Jogja Nasional Museum (JNM) seolah-olah kembali menjadi Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) yang telah melahirkan seniman-seniman besar, termasuk Affandi.
"Bahkan tulisan "ASRI" nanti akan kami kembalikan lagi, sehingga nanti memang akan lebih kuat aura ASRI-nya," ujar Bambang.
Salah satu karya unik yang nantinya akan dihadirkan adalah karya bertajuk "ISSS- Indonesia Space Science Society". ISSS merupakan commission work yang akan mengangkat isu di balik perkembangan dunia astronomi.
Karya tersebut berbentuk instrumen berupa radio astronomi yang mampu menangkap signal atau frekuensi dari luar angkasa, dengan antena di atasnya. Signal atau frekuensi yang tertangkap selanjutnya akan diterjemahkan dalam sebuah grafik atau media lainnya yang dapat dinikmati oleh pengunjung.
"Kami ingin mengajak audience membayangkan berbagai tingkat spekulasi dan hipotesa tentang kemungkinan adanya kehidupan di luar bumi," tambah Venzha Christiawan, Commissioned Artist yang akan membawakan karya tersebut. (ANT)
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Putu Agung Nara Indra