tirto.id - Kerja Sama Selatan Selatan (KSS) menjadi salah satu topik yang disinggung dalam Debat Pemilihan Umum Presiden Indonesia (Pilpres) 2024 ke-3 yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta Pusat pada Minggu (7/12/2024) malam. Lantas, apa itu KSS dan tujuannya dibentuk?
Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menghelat Debat Calon Presiden (Capres) 2024 setelah debat pertama digelar pada 12 Desember 2023. Ketiga capres yang berlaga, yakni Anies Baswedan (capres nomor urut satu), Prabowo Subianto (capres nomor urut dua), dan Ganjar Pranowo (capres nomor urut tiga) akan kembali saling beradu gagasan.
Debat Capres 2024 ke-3 ini mengusung tema Pertahanan dan Keamanan, dengan subtema Hubungan Internasional: Globalisasi dan Geopolitik: Politik Luar Negeri. Debat ini terdiri dari enam segmen dan berdurasi 150 menit.
Debat Pilpres 2024 malam ini dipandu oleh dua moderator, yakni Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki. Keduanya merupakan jurnalis MNC Group. Sementara MNCTV, RCTI, iNews, Global TV, dan Garuda TV ditunjuk sebagai stasiun TV penyelenggara.
Format debat mengikuti aturan KPU melalui Keputusan KPU Nomor 1621 Tahun 2023 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum. Adapun Debat Pilpres 2024 berikutnya diagendakan pada 21 Januari 2023. Namun, pada tanggal tersebut giliran para calon wakil presiden (cawapres) yang akan saling bertukar ide.
Apa Itu Kerja Sama Selatan Selatan dan Tujuannya Dibentuk?
Topik soal Kerja Sama Selatan Selatan disinggung dalam segmen ke-2 Debat Capres 2024 malam ini. Saat itu, moderator melontarkan pertanyaan terkait topik tersebut kepada capres nomor urut dua, Prabowo Subianto, ketika tiba giliran dirinya untuk merespons pertanyaan dari panelis.
“Sebagai inisiator Dasar Sila Bandung 1955, Indonesia menginspirasi dunia dalam membangun Kerja Sama Selatan Selatan,” kata moderator Anisha Dasuki.
“Pertanyaannya, apa strategi paslon [pasangan calon] untuk menyusun peta jalan yang lebih konkret dalam memperkuat kerja sama tersebut,” sambung jurnalis MNC Group itu.
Dikutip dari Jurnal DPR RI bertajuk “Kerja Sama Selatan Selatan dan Manfaatnya Bagi Indonesia” karya Adirini Pujayanti, Kerja Sama Selatan Selatan adalah kerja sama pembangunan sesama negara berkembang untuk membangun kemandirian kolektif yang akan memperkuat posisi negara berkembang di forum internasional.
Keterlibatan Indonesia dalam Kerja Sama Selatan Selatan dimulai pada Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Implementasi dari kerja sama ini merupakan langkah konkret untuk mencapai solidaritas dan penguatan aksi bersama di antara negara-negara berkembang, membentuk 'satu front tersendiri' yang didasari oleh nilai-nilai kebersamaan, kesetaraan, dan keadilan.
Bagi Indonesia, keterlibatannya dalam Kerja Sama Selatan Selatan mencerminkan implementasi dari semangat Pembukaan UUD 45 yang menegaskan keterlibatan Indonesia dalam melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Indonesia berusaha mendorong kerja sama antarnegara berkembang untuk menciptakan peluang pertukaran pengetahuan dan inovasi guna kemajuan bersama.
Kerja Sama Selatan Selatan terus mengalami transformasi dan penguatan melalui berbagai tahap penting setelah Konferensi Asia Afrika tahun 1955, termasuk pembentukan Gerakan Non Blok pada tahun 1961, Kelompok-77 pada tahun 1964, Kelompok 15 pada tahun 1989, Kelompok D-8 pada tahun 1997, South Summit di Kuba dan Qatar pada tahun 2000 dan 2005, serta adopsi Resolusi PBB No. 58/220 tentang pembentukan High Level Committee on South-South Cooperation dan Bogota Statement: Towards Effective and Inclusive Development Partnerships pada tahun 2010.
Respons Prabowo Subianto
Setelah dipersilakan moderator, capres nomor urut dua tersebut kemudian memberikan respons atas pertanyaan yang diajukan. Menurutnya baik dalam hubungan hubungan internasional yang utama bagi Indonesia harus tentunya kepentingan geopolitik dan kepentingan ekonomi.
“Karena itu yang utama adalah kita harus memperkuat ekonomi dalam negeri Indonesia. Kita harus menjaga kekayaan kita kita harus mengelola kekayaan kita. Kita harus realisasi supaya nilai tambah berpuluh-puluh kali naik. Kita kumpulkan kekuatan aset-aset dan keuangan kita, kita sejahterakan rakyat kita,” ujar Prabowo.
Pasangan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 itu mengatakan jika mampu mewujudkan itu baru kita akan disegani dan akan didengar oleh semua negara terutama negara-negara selatan.
“Kita sekarang pun sudah jadi panutan bagi banyak negara di Afrika. Begitu banyak negara di Afrika sekarang melihat ke kita, datang ke kita, minta belajar dari kita, karena kita dianggap negara Selatan yang cukup berhasil,” imbuhnya.
Editor: Yantina Debora