Menuju konten utama

Arti Asmaul Husna Al-Muhyi dan Al-Baa'its & Konsekuensi Keimanannya

Asmaul Husna Al-Muhyi, Al-Baaits, arti Al-Muhyi, arti Al-Baaits dan konsekuensi keimanannya.

Arti Asmaul Husna Al-Muhyi dan Al-Baa'its & Konsekuensi Keimanannya
Ilustrasi Asmaul Husna. foto/Istockphoto

tirto.id - Dua di antara 99 Asmaul Husna atau nama Allah yang indah adalah Al-Muhyi dan Al-Baa'its. Arti Al-Muhyi adalah Yang Maha Menghidupkan dan Al-Baa'its adalah Yang Maha Membangkitkan.

Allah SWT memerintahkan hambanya untuk berdoa dan berzikir dengan menyebut Asmaul Husna, termasuk Al-Muhyi dan Al-Baa'its.

Doa yang disertai dengan wasilah Asmaul Husna mustajab di sisi Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam surah Al-A'raf ayat 180:

“Dan Allah memiliki Asmaul Husna [nama-nama yang terbaik], maka mohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan,” (Q.S. Al-A’raf [7]: 180).

Sementara itu, hitungan Asmaul Husna yang berjumlah 99 tersebut berasal dari sabda Nabi Muhammad SAW:

“Allah mempunyai 99 nama, seratus kurang satu, barangsiapa yang memahaminya akan masuk surga,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Di antara 99 Asmaul Husna tersebut, terdapat dua nama mulia yang patut dipelajari, diimani, dan disebut ketika berdoa kepada Allah SWT, yaitu Al-Muhyi dan Al-Baa'its.

Berikut penjelasannya sebagaimana dikutip dari buku Akidah Akhlak (2020) yang ditulis Mahdum.

Arti Al-Muhyi (Yang Maha Menghidupkan) dan Konsekuensi Keimanannya

Salah satu tanda kebesaran Allah SWT adalah bukti bahwa Dia adalah Tuhan yang Maha Menghidupkan. Sebab, tak ada manusia yang bisa menciptakan dirinya sendiri, bahkan dengan teknologi secanggih apa pun.

Sa'id bin Ali Al-Qathani dalam buku Syarah Asmaul Husna (2005) menyebutkan bahwa nama Al-Muhyi ini tertera dalam firman Allah SWT dalam surah Qaaf ayat 43:

“Sesungguhnya Kami [Allah SWT] menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada Kamilah tempat kembali [semua makhluk],” (QS. Qaaf [50]:43)

Karena hidup kita adalah anugerah dari Allah SWT, maka manusia harus bersyukur, mengikuti perintah, dan senantiasa beribadah kepada-Nya.

Konsekuensi meyakini bahwa Allah SWT adalah Al-Muhyi harus menjadikan manusia sadar bahwa keberadaannya di dunia adalah untuk mencapai rida Allah SWT.

Selain itu, karena Allah SWT yang menghidupkan makhluk-makhluknya di muka bumi, maka tugas manusia adalah memelihara kelangsungan hidup dan melestarikannya.

Hal ini tertera dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 32: “Barang siapa yang memelihara [kehidupan seorang manusia], maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya,” (QS. Al-Maidah [5]:32).

Arti Al-Baa'its (Yang Maha Membangkitkan) dan Konsekuensi Keimanannya

Setelah manusia mati, terutama pada hari Kiamat nanti, Allah SWT akan membangkitkan manusia untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatannya selama hidup di dunia.

Dalil bahwa Allah SWT adalah Al-Baa'its, yang Maha Membangkitkan tertera dalam Al-Quran surah Al-Hajj ayat 7:

”Dan sungguh [hari] kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya, dan sungguh Allah Swt akan membangkitan siapa pun yang di dalam kubur,” (QS. Al-Hajj [22]: 7).

Konsekuensi meyakini bahwa Allah SWT adalah Al-Baa'its seharusnya menjadikan manusia beramal baik sebanyak-banyaknya. Ia menyadari bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan manusia mesti bertanggungjawab atas perbuatan-perbuatan dosanya.

Seorang muslim yang mengetahui Asmaul Husna dianjurkan untuk menjadikannya wasilah dalam doanya.

Dengan menyertakan Asmaul Husna, termasuk penyebutan Al-Muhyi dan Al-Baa'its, menjadikan doa lebih mudah dikabulkan Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Berdoalah dengan menyebutkan nama-Nya yang agung [Asmaul Husna]. Jika ia [hamba] berdoa dengannya pasti dikabulkan, dan jika meminta dengannya pasti akan diberikan,” (H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Baca juga artikel terkait ASMAUL HUSNA atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno