tirto.id - Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang melewati batas dari kewajiban, tuntutan, aturan, syarat dan perasaan malu.
Secara istilah, pergaulan bebas juga dapat diartikan sebagai perilaku menyimpang yang melanggar norma agama maupun norma kesusilaan.
Dalam situs Ditsmp Kemdikbud disebutkan, pergaulan bebas merupakan salah satu yang kerap menjadi permasalahan di kalangan remaja dalam proses pencarian jati dirinya, dan saat ini kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Beberapa contoh dari pergaulan bebas di antaranya merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, tawuran, mengonsumsi obat-obatan terlarang, hingga melakukan seks bebas.
Penyebab Pergaulan Bebas
Tindakan-tindakan tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor dan penyebabnya seperti dijelaskan di bawah ini:
1. Pendidikan dalam Keluarga
Keluarga berperan penting dalam memengaruhi tindakan dan perilaku remaja di masayarakat.
Kurangnya tingkat pendidikan keluarga akan sangat berperan dalam hal ini, terutama pendidikan agama.
Misalnya anak diizinkan untuk berhubungan dengan teman lawan jenisnya, namun orangtua tidak mengawasi apa-apa saja tindakan yang mereka lakukan, sehingga berpotensi membuat remaja terjerumus pada hal-hal negatif.
2. Broken home
Ada banyak contoh remaja yang terlibat pergaulan bebas berasal dari keluarga broken home.
Broken home tidak hanya dikaitkan dengan perceraian orang tua, tetapi bisa juga karena keadaan di rumah yang tidak nyaman, ini pun bisa dikategorikan sebagai broken home.
Anak yang berasal dari keluarga broken home umumnya kurang mendapat perhatian orang tua, sehingga pengawasan juga berkurang. Ini pula yang menyebabkan anak mencari pelarian, salah satunya dengan melakukan pergaulan bebas.
3. Tingkat perekonomian keluarga
Minimnya perekonomian dalam keluarga akan berdampak pada banyak hal, di antaranya membuat anak putus sekolah.
Hal ini bisa berakibat anak kurang ilmu pengetahuan, ditambah keluarga yang juga seolah kurang perhatian, sehingga tanpa disadari ini bisa membuat anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
4. Kondisi lingkungan sekitar
Lingkungan sekitar juga memilki pengaruh besar terhadap pencarian jati diri anak.
Jika lingkungannya baik, maka anak juga dapat terbentuk dengan baik, namun sebaliknya jika lingkungan sekitarnya tidak baik, maka besar kemungkinan anak bisa terpengaruh yang tidak baik juga.
Oleh sebab itu, orang tua berperan untuk memfilter pertemanan anak-anaknya agar tidak terjerumus ke pergaulan bebas.
5. Penyalahgunaan internet
Internet adalah sumber informasi untuk banyak hal, apa pun bisa diperoleh dengan hanya mengetikkan kata yang dicari di kolom search.
Hal yang membuatnya berbahaya adalah risiko remaja meniru konten yang tidak pantas di internet.
Karenanya, pengawasan dari orang tua ketika remaja sedang berselancar di internet perlu dilakukan.
Dampak Pergaulan Bebas
Dikutip dari Modul Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan KesehatanKelas VIII Terbitan Kemdikbud 2017, berikut ini ciri-ciri pergaulan bebas:
- Suka berfoya-foya dan menghamburkan harta untuk bersenang-senang agar segala hasratnya terpenuhi.
- Akan menghalalkan berbagai cara termasuk dari jalan haram demi mendapatkan harta dan uang.
- Memiliki rasa ingin tahu yang besar, tak jarang pula akan menjadikan orang tersebut berperilaku munafik di masyarakat.
- Selalu ingin mencoba dan merasakan hal baru termasuk hal yang salah
- Mudah mengalami perubahan emosi dan pikiran
- Gampang merasa gelisah, tidak sabaran, emosional tidak terkontrol, dan selalu ingin melawan.
- Menjadi malas, berubah-ubah dalam mempunyai keinginan dan selalu ingin menunjukkan eksistensi serta kebanggaan diri ketika telah mencoba dalam banyak hal.
- Kesukaran yang dialami timbul akibat konlik karena keinginannya menjadi dewasa dan berdiri sendiri dan keinginan akan perasaan aman sebagai seorang anak dalam keluarganya.
- Sering mengalami tekanan mental dan emosi.
- Terjerat dalam pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain.
- Seks bebas
- Ketergantungan obat/narkoba
- Menurunnya tingkat kesehatan
- Merenggangnya hubungan keluarga
- Menurunnya prestasi
- Berdosa
Editor: Addi M Idhom