tirto.id - Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membangunkan orang tidur. Namun, di beberapa kasus ada juga orang-orang yang sering membangunkan orang lain dengan cara mengagetkannya.
Mengagetkan orang yang tidur bisa dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja, bisa dengan suara keras, guncangan, dipukul dengan keras, atau lewat cara-cara yang lainnya.
Banyak yang berpendapat bahwa mengagetkan orang yang sedang tidur berbahaya untuk kesehatan. Tentu diperlukan fakta ilmiah untuk membuktikan pendapat ini.
Apakah Bahaya Mengagetkan Orang Tidur?
Mengutip dari Rise Science, dalam beberapa kasus membangunkan orang tidur secara tiba-tiba dengan cara dikagetkan bisa jadi berbahaya.
Hal ini berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang pada 2005. Menurut penelitian tersebut, membangunkan seseorang secara tiba-tiba dapat memicu peningkatan detak jantung dan tekanan darah.
Kondisi ini tentu tidak baik untuk orang dengan penyakit jantung bawaan atau orang yang sudah berusia lanjut. Selain itu, tindakan ini dilakukan sering dapat berdampak buruk pada kesehatan jantung.
Kendati demikian, belum pernah ditemukan kasus gagal jantung atau penyakit serupa yang berkaitan dengan cara membangunkan seseorang.
Masih menurut Rise Science, mengagetkan orang sehat saat tidur lebih mungkin memberikan efek psikologis seperti:
- kebingungan;
- perubahan suasana hati;
- lekas marah;
- lemas;
- sulit melanjutkan tidur.
Ini juga berlaku pada kasus orang dengan kondisi tidur sambil berjalan atau somnambulism (sleepwalker). Berdasarkan mitos yang beredar di masyarakat, orang yang tidur dalam keadaan tidur sambil berjalan tidak boleh dibangunkan karena khawatir akan terkejut dan terkena serangan jantung.
Faktanya, membangunkan orang yang tidur sambil berjalan tidak berbahaya. Melansir University of Arkansas for Medical Sciences seorang sleepwalker dapat dibangunkan jika ia menuju lokasi atau melakukan hal yang berbahaya.
Memang cara terbaik untuk menangani sleepwalker adalah menuntunnya perlahan ke tempat tidur. Namun, jika tidak berhasil, maka penderita sleepwalker dapat dibangunkan dengan lembut.
Mereka mungkin akan kaget karena berada di lokasi yang berbeda saat ia terlelap. Selebihnya, mereka tidak akan mengalami gangguan serius lainnya terkait kesehatan.
Hal ini turut didukung oleh manajer umum di California Center for Sleep Disorders, Michael Salemi. Ia mengungkapkan bahwa belum pernah ada kasus sleepwalker meninggal karena dibangunkan.
"Mereka bisa sangat bingung ketika Anda membangunkannya dan mereka dapat memiliki reaksi yang keras, atau bingung, tetapi saya belum pernah mendengar kasus yang terdokumentasi tentang seseorang yang meninggal karena dibangunkan," katanya seperti yang dikutip dari Scientific American.
Hal yang lebih berbahaya justru membiarkan sleepwalker berkeliaran pada malam hari yang bisa memicu kecelakaan dirinya atau orang lain.
Cara Membangunkan Orang Tidur dengan Benar
Membangunkan orang yang sedang tidur tentu diperlukan dalam situasi tertentu, seperti sebelum pergi bekerja, sekolah, atau janji temu lainnya.
Cara yang paling disarankan untuk membangunkan orang yang sedang tidur adalah membangunkannya dengan lembut.
Orang yang sedang tidur memiliki pikiran dan otot yang rileks. Melansir Healthline, meskipun rileks bukan berarti tubuh tidak dapat merespons apapun.
Otak dan sel-sel saraf justru merupakan yang paling sibuk ketika manusia tertidur. Ketika tidur, otak bekerja dengan merapikan dan menyimpan informasi yang baru, serta membuang limbah-limbah beracun.
Sel-sel saraf juga ikut bekerja dalam proses ini dengan cara memperbaiki sel, memulihkan energi, serta melepaskan molekul seperti hormon dan protein.
Singkatnya, tidur adalah proses biologis yang diperlukan oleh tubuh. Ketika tubuh menganggap proses perbaikan ini selesai, mereka akan bangun secara alami. Namun, ada kalanya seseorang perlu bangun sebelum jam biologisnya.
Ini bisa dilakukan dengan mendistraksi tidurnya dengan beberapa bentuk rangsangan eksternal, bisa dari cahaya, suara, fisik, hingga aroma. Kabar baiknya ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan rangsangan eksternal ini, berupa:
1. Rangsangan suara
- menghidupkan alarm;
- membunyikan bunyi-bunyian ruangan seperti ketukan pintu;
- membuat suara-suara berisik di luar ruangan, seperti televisi, hair dryer, atau mesin penyedot debu (vacuum cleaner);
- memanggil nama orang yang ingin dibangunkan.
2. Rangsangan cahaya
- menghidupkan lampu ruangan;
- mengatur ponsel agar menyalakan cahaya saat alarm dibunyikan;
- menyikap gorden agar sinar matahari masuk.
3. Rangsangan fisik
- menepuk-nepuk pundak;
- mencium pipi;
- menekan-nekan kaki dan tangan;
- menciprat-cipratkan air;
- mengusap area sensitif terhadap rasa geli atau gatal seperti telinga, hidung, atau telapak kaki.
4. Rangsangan aroma
- dekatkan botol minyak kayu putih, peppermint, atau minyak aroma terapi lainnya di hidung;
- nyalakan dupa atau lilin aroma terapi yang baunya kencang;
- seduh kopi, masak nasi goreng, atau masakan-masakan lain yang merangsang nafsu makan.
Editor: Yantina Debora