Menuju konten utama

Apa yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gempa untuk Jaga Keselamatan

Masyarakat yang berada di kawasan rawan gempa perlu melakukan sejumlah langkah antisipasi. Ada juga beberapa langkah penting saat gempa.

Apa yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gempa untuk Jaga Keselamatan
Sebuah mobil dan bangunan rusak akibat gempa bumi, di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021). ANTARA FOTO/Akbar Tado/wpa/hp.

tirto.id - Gempa dengan magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Mamuju dan Majene pada Jumat (15/1/2021) memakan korban jiwa. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per pukul 14.00 WIB hari ini, jumlah korban sementara mencapai 34 jiwa. Selain itu, gempa pun memicu kerusakan sejumlah bangunan di kawasan Provinsi Sulawesi Barat itu.

Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menyatakan, dari 34 korban jiwa tersebut 26 di antaranya meninggal di Mamuju, dan 8 lainnya di Majene.

Selama ini gempa merusak sudah sering terjadi di Indonesia. Sebab, wilayah Indonesia berada di wilayah tektonik aktif.

Di sisi lain, gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang tidak bisa diprediksi, setidaknya hingga saat ini. Menurut United States Geological Survey (USGS), para ilmuwan sementara ini baru bisa menghitung probabilitas, atau kemungkinan, kapan gempa bumi yang signifikan akan terjadi di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Merujuk catatan yang dirilis Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, pada 2020 lalu, tercatat ada setidaknya 11 gempa merusak di Indonesia. Sebanyak 10 kejadian gempa di antaranya memiliki kekuatan di atas magnitudo 5.

Daryono mengingatkan, wilayah Indonesia merupakan daerah rawan gempa. Secara geologi dan tektonik, Indonesia memiliki banyak sekali sumber gempa, yang terdiri dari 13 segmentasi zona megathrust dan lebih dari 295 sesar aktif.

"Sumber gempa ini kapan saja dapat memicu gempa, baik yang berpusat di darat maupun di laut," kata Daryono, pada akhir Desember 2020 lalu.

Dia menambahkan, keberadaan sumber gempa berupa sesar aktif yang jalurnya dekat dengan permukiman tentu menjadi ancaman karena akan meningkatkan bahaya dan risiko bencana.

Apabila kondisi tanah lunak dan struktur bangunan lemah karena tidak memenuhi standar tahan gempa, risiko kerusakan saat terjadi gempa kuat juga bertambah besar.

"Untuk mengurangi risiko [bahaya] gempa, wajib hukumnya membangun bangunan tahan gempa serta mengedukasi warga bagaimana cara selamat saat terjadi gempa. Ini penting sebagai upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi kejadian gempa berikutnya," ujar Daryono.

Dia mengingatkan hal itu karena dalam banyak kasus gempa yang merusak, faktor utama pemicu adanya korban jiwa adalah kerusakan bangunan saat guncangan terjadi.

Mengutip publikasi resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terdapat sejumlah langkah pada saat dan sesudah gempa yang mesti dilakukan sebagai upaya mengantisipasi risiko bahaya yang mungkin terjadi.

Langkah-langkah saat Terjadi Gempa

1. Di dalam bangunan

Jika gempa terjadi saat sedang berada di dalam bangunan, pastikan untuk mencari tempat yang dapat melindungi badan dan kepala dari reruntuhan, seperti bersembunyi di bawah meja. Jika memungkinkan, segera lari lewat pintu keluar atau pintu darurat. Hindari penggunaan lift maupun tangga berjalan, untuk keluar dari gedung saat gempa terjadi.

2. Di luar bangunan

Jika gempa terjadi saat sedang berada di luar bangunan sebisa mungkin tidak berlindung di dekat bangunan seperti gedung, rumah, tiang listrik, pohon, ataupun baliho. Perhatikan tempat berpijak dan waspadai retakan tanah. Jika sedang berkendara, tepikan kendaraan dan turun dari mobil atau motor dan cari tempat yang lapang.

3. Di pinggir pantai

Jika gempa terjadi saat sedang berada di pantai atau dekat pantai, segera tinggalkan pantai dan berlindung di tempat lapang dan tinggi. Ingat prinsip 20-20-20, yakni waspadai jika gempa terjadi selama 20 detik berpotensi tsunami, 20 menit waktu untuk menyelamatkan diri, dan lari ke area yang lebih tinggi dari 20 meter, sesuai arahan papan petunjuk jalur evakuasi.

4. Di area pegunungan

Jika gempa terjadi saat sedang berada di wilayah pegunungan atau perbukitan, waspadai daerah yang rawan terjadi tanah longsor.

Langkah-langkah Setelah Terjadi Gempa

1. Keluar dari bangunan

Setelah gempa berhenti dan sedang berada di dalam bangunan, segera keluar dari bangunan dengan tertib tanpa berdesak-desakan. Hindari penggunaan lift dan tangga berjalan. Periksa diri sendiri dan orang sekitar apakah ada yang terluka. Jika ada korban yang terluka, segera berikan perawatan dan pengobatan pertama (P3K). Jika korban luka parah, telepon pusat bantuan atau minta pertolongan pada orang sekitar untuk membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat.

2. Periksa lingkungan sekitar

Jangan lupa untuk memeriksa apakah ada kebakaran, kebocoran gas, arus pendek listrik, atau kebocoran pipa air. Segera padamkan api sekecil apa pun untuk menghindari kebakaran yang lebih besar

3. Hindari masuk rumah sementara waktu

Jangan langsung masuk ke dalam rumah setelah terjadi gempa. Hal ini untuk mengantisipasi gempa susulan atau kemungkinan ada bagian rumah yang ternyata retak dan akan runtuh. Hindari pula berjalan-jalan di sekitar bangunan setelah gempa terjadi.

4. Pantau informasi

Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio atau internet untuk memantau apakah ada gempa susulan dan proses evakuasi. Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya. Hati-hati dan jangan percaya dengan info hoaks terkait berncana.

5. Beri informasi pada petugas

Isi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi. Penting untuk tenang, tidak panik, tetapi tetap waspada.

Tips Mengantisipasi Risiko Gempa

Bagi masyarakat yang bermukim di kawasan rawan gempa bumi, penting melakukan antisipasi dengan mempersiapkan diri.

Menurut BMKG, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi bencana gempa bumi.

1. Mengenali setiap aspek gempa bumi

Kunci utama sebagai tindakan antisipasi ialah mengenali apa itu gempa bumi dan risikonya bagi lingkungan sekitar, seperti: tanah longsor; likuifaksi; robohnya bangunan. Pastikan struktur dan letak rumah terhindar dari bahaya yang diakibatkan oleh gempa. Penting untuk mengevaluasi atau merenovasi ulang struktur bangunan untuk menghindari risiko bahaya akibat gempa.

2. Mengenali lingkungan tempat kerja

Perhatikan di mana letak pintu keluar, tangga darurat, dan tempat aman untuk berlindung apabila terjadi gempa bumi. Pahami pengetahuan P3K dan penggunaan alat pemadam kebakaran. Pastikan pula mencatat nomor telepon penting yang dapat dihubungi saat kondisi darurat, seperti: rumah sakit terdekat; kantor polisi; pemadam kebakaran; atau hotline darurat Indonesia di 112.

3. Mempersiapkan keadaan rumah dan tempat kerja secara rutin

Penting memastikan perabotan berat seperti lemari dan kabinet menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh atau roboh saat gempa bumi. Cek kestabilan benda-benda yang rawan jatuh dan berisiko menimpa, seperti lampu gantung. Sebisa mungkin letakkan benda-benda berat di bawah.

Selain itu, simpan bahan-bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah atau bocor agar terhindar dari kebakaran. Selalu mematikan air, gas, dan listrik saat tidak digunakan.

4. Siapkan peralatan untuk keadaan darurat

Peralatan yang harus ada di setiap tempat yang mudah dijangkau antara lain, Kotak P3K, senter atau lampu baterai, radio, makanan dan air. Bila perlu persiapkan tas siaga bencana sejak dini, yang diisi dengan:

  • Surat-surat penting seperti Akta Kelahiran, Ijazah, Surat Kendaraan, Kartu Keluarga, dan surat berharga lainnya.
  • Pakaian untuk 3 hari termasuk selimut, handuk, dan jas hujan
  • Makanan ringan dan tahan lama seperti mie instan, abon, coklat, biskuit, dan sebagainya
  • Air minum yang setidaknya dapat mendukung kebutuhan selama 3 hari
  • Obat-obatan pribadi atau umum
  • Alat bantu penerangan seperti senter, lilin, dan korek api
  • Uang tunai untuk bekal selama kurang lebih 3 hari
  • Peluit sebagai alat bantu pertolongan
  • Masker sebagai alat lindung pernafasan
  • Perlengkapan mandi
  • Radio atau ponsel untuk memantau informasi lebih lanjut mengenai bencana alam.
  • Pengisi daya seperti baterai atau power bank.

    Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

    tirto.id - Sosial budaya
    Kontributor: Yonada Nancy
    Penulis: Yonada Nancy
    Editor: Addi M Idhom