tirto.id - Maraton adalah ajang lari jarak jauh dengan kejauhan kurang lebih sepanjang 42,195 kilometer. Ajang lari jarak jauh tersebut dapat ditempuh melalui berbagai medan, baik di jalan raya maupun di luar jalan raya.
Mengutip jurnal online FIK Universitas Negeri Yogyakarta, maraton menjadi salah satu ajang perlombaan bergengsi di dunia.
Hal ini dikarenakan banyak tersedianya lomba maraton baik di tingkat lokal, nasional, bahkan internasional sekalipun. Kini, maraton telah menjadi salah satu cabang olahraga atletik yang dipertandingkan dalam Olimpiade.
Pada sejarahnya, sebelum maraton menjadi ajang olahraga lari maraton justru bermula dari sebuah peristiwa terjadinya pertempuran antara Persia melawan Yunani.
Peristiwa tersebut dapat dirujuk dari sebuah legenda Pheidippides, dimana terdapat seorang prajurit dari Yunani yang ditugaskan mengirim sebuah pesan dari kota Marathon, Yunani menuju Atena.
Pengiriman tersebut bermaksud untuk memberitakan bahwa bangsa Persia telah dikalahkan pada pertempuran Marathon.
Dalam perjalanannya menyampaikan sebuah pesan, prajurit tersebut memutuskan untuk berlari tanpa berhenti. Akan tetapi sesampainya di kota tujuan, prajurit tersebut meninggal begitu berhasil menyampaikan pesannya tersebut.
Apa Saja Persiapan Sebelum Memulai Maraton
Melansir Antara, Dokter spesialis kedokteran olahraga Pelatnas Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dr. Grace Joselini Corlesa, MMRS, Sp.KO memberikan sejumlah tips dan persiapan bagi orang yang akan memulai maraton agar fisik dan mentalnya siap.
Dokter Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) yang juga berpraktik di Sport Medicine Injury Recovery Center RS Pondok Indah – Bintaro Jaya itu melalui keterangan tertulisnya, menyebutkan salah satu tips yakni melakukan pemeriksaan medis terutama kondisi kesehatan jantung. Berikut 5 tips menurut dr. Grace.
1. Melakukan pemeriksaan medis
Terutama pada kondisi dan kesehatan jantung. Jika terdapat gejala nyeri pada dada, sesak napas, atau kelelahan berlebihan, serta memiliki tekanan darah tinggi ada baiknya untuk segera berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu.
Hal tersebut guna menghindari adanya resiko pingsan atau pusing hingga kehilangan keseimbangan saat sedang menjalani olahraga maraton.
2. Rencana latihan
Setelah melakukan pemeriksaan medis, dr. Grace juga menyarankan agar calon peserta lari terlebih dahulu membuat perencanaan latihan maraton.
Menurutnya, memiliki latihan yang terencana dapat membantu kondisi fisik dan mental ketika sedang menjalani olahraga maraton.
3. Atribut yang memadai
Penggunaan atribut seperti sepatu juga dapat mempengaruhi kondisi fisik dari peserta maraton. Sehingga perlu kiranya untuk memilih sepatu yang tepat serta sesuai dengan bentuk kaki, pola jalan, dan bentuk tubuh.
4. Istirahat yang cukup
Menurut dr. Grace istirahat juga bagian dari program latihan. Istirahat merupakan faktor penting dalam pemulihan fisik dan mental setelah menjalani proses latihan.
Pada orang dewasa, hanya memerlukan tidur umumnya sekitar 6-8 jam, dan 10 jam pada atlet. Bahkan jika peserta maraton mendapati dirinya tidur kurang dari 7 jam di malam hari, dapat meningkatkan risiko cedera hingga 2 kali lipat.
5. Asupan cairan dan nutrisi terpenuhi
Menurut dr. Grace asupan cairan bagi tubuh idealnya didapatkan sebelum, saat, dan sesudah berlari. Saat sedang berlari dengan jarak pendek dan kurang dari 1 jam, maka air putih biasa saja sudah cukup.
Namun, apabila berlari melebihi 1 jam dengan jarak yang cukup jauh, maka dibutuhkan minuman yang mengandung elektrolit.
Minuman jenis ini dapat menggantikan cairan dan elektrolit yang terbuang saat berkeringat, terutama saat cuaca sedang dalam keadaan panas dan lembap.
Penulis: Mohamad Ichsanudin Adnan
Editor: Yandri Daniel Damaledo