tirto.id - Dolar AS menjadi mata uang cadangan yang paling dominan diterapkan di seluruh dunia ketimbang euro, yen, poundsterling, dan lainnya.
Mata uang cadangan (reserve currency) adalah mata uang yang disimpan oleh bank sentral dalam jumlah yang sangat berarti atau signifikan. Cadangan mata uang ini dijaga oleh bank sentral dalam memenuhi kewajiban keuangan akibat adanya transaksi internasional.
Contohnya, dolar AS dipakai dalam perdagangan internasional dan transaksi keuangan. Dolar AS digunakan pula sebagai solusi saat transaksi melibatkan mata uang yang berbeda. Keterlibatan dolar ini dalam beragam transaksi internasional ini sudah terjadi semenjak Perang Dunia II.
Mengutip laporan Congressional Research Service (2020), saat ini berbagai bank sentral telah menempatkan sekitar 60% dari cadangan devisa mereka dalam bentuk mata uang dolar AS. Setengah dari perdagangan atau pinjaman internasional, serta surat utang global, turut menggunakan dolar sebagai mata uang penagihannya.
Lalu, di berbagai negara, sekitar 90% perdagangan valuta asing telah melibatkan dolar. Dolar juga menjadi mata uang pilihan untuk investor selama terjadi krisis ekonomi utama. Hal inilah yang akhirnya menjadikan dolar AS sebagai mata uang "safe haven" yang cenderung stabil dan aman untuk disimpan ketimbang mata uang lainnya.
Keuntungan dan kerugian menyimpan dolar AS
Posisi dolar AS yang "safe haven" menjadikan mata uang ini dijadikan bentuk simpanan bagi sebagian orang.
Simpanan dolar tersebut diwujudkan sebagai tabungan, dan bahkan investasi. Nilai dolar AS yang cenderung stabil dan kerap menguat dibanding mata uang lain, menjadi daya tarik untuk mencari keuntungan dari pergerakan kurs valuta asing.
Saat dolar menguat, maka terdapat selisih dari harga beli awal. Seseorang dapat menukarkan dolarnya untuk memperoleh keuntungan dari simpanan yang dimilikinya. Di sisi lain saat dolar melemah, umumnya penurunan nilainya masih dalam kewajaran.
Mengutip lamanInvestopedia, ada beberapa alasan keuntungan memiliki simpanan dolar:
1. Bisa membeli barang impor tanpa terpengaruh naik-turun kurs rupiah. Sewaktu nilai tukar rupiah melemah, harga barang impor menjadi lebih mahal jika dirupiahkan. Namun saat memiliki simpanan dolar sebelumnya, sekali pun rupiah melemah, maka membeli barang impor dalam harga dolar tidak akan banyak terpengaruh.
2. Traveling ke luar negeri lebih mudah. Dolar yang diterima di banyak negara akan memudahkan seseorang saat menukarkannya dengan mata uang setempat di lokasi tujuan. Nilai dolar yang cenderung stabil dan kuat ini memberi keuntungan ekonomis untuk menyukupi kebutuhan selama dalam perjalanan.
3. Memperoleh keuntungan dari fluktuasi nilai tukar dolar. Penguatan dolar AS akan memberi keuntungan bagi penyimpannya. Jika sebelumnya menyimpan dolar senilai Rp13 ribu/dolar, maka saat nilai tukarnya menjadi Rp14 ribu/dolar akan terdapat keuntungan sebesar Rp1.000 untuk setiap dolarnya.
4. Dapat dijadikan instrumen investasi. Tabungan dalam mata uang bisa untuk instrumen investasi sebagai diversifikasi aset dan kekayaan. Saat nilai tukar rupiah melemah, simpanan dolar memiliki nilai investasi yang cenderung stabil.
Kendati demikian, menyimpan dolar AS tidak selamanya memberikan keuntungan. Ada beberapa hal juga perlu dipertimbangkan untuk menjadikan dolar sebagai simpanan seperti:
1. Saat dolar AS menguat, maka melakukan perjalanan ke Amerika Serikat menjadi lebih mahal. Hal ini akan dirasakan oleh pelancong yang memiliki simpanan dolar terbatas. Namun perlu tinggal di AS lebih lama seperti mahasiswa pertukaran antarnegara. Mereka harus menukarkan mata uang negara sendiri dengan nilai yang jauh lebih banyak dari biasanya.
2. Dolar yang menguat akan memengaruhi ekonomi secara luas. Karena banyak negara memiliki cadangan dalam bentuk dolar AS, maka mereka juga relatif mengeluarkan lebih banyak uang untuk menukarkannya. Hal ini bisa berpengaruh pada perekonomian, seperti naiknya harga barang.
3. Kurs tidak ada kepastian. Fluktuasi nilai mata uang akan selalu berada dalam ketidakpastian. Adanya fluktuasi bisa membuat seseorang membeli dolar di waktu yang salah dan justru berisiko kerugian.
4. Uang dolar dimungkinkan mengalami kerusakan fisik. Jika menyimpan dolar dalam bentuk fisik, ada risiko terjadi kecacatan fisik seperti robek, berlubang, dan sebagainya. Seseorang yang menyimpan fisik dolar dalam jumlah banyak, sebaiknya menyiapkan pula tempat aman seperti brankas untuk penyimpanan.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari