Menuju konten utama

Apa Saja Jenis Tes Buta Warna dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Terdapat beberapa jenis tes untuk pemeriksaan buta warna. Berikut sejumlah jenis tes buta warna beserta penjelasan tentang cara kerjanya.

Apa Saja Jenis Tes Buta Warna dan Bagaimana Cara Kerjanya?
ilustrasi tes buta warna. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Buta warna adalah kondisi saat seseorang mengalami kesulitan melihat perbedaan antara warna-warna tertentu. Meski umumnya kondisi ini merujuk pada ketidakmampuan dalam mengenali warna, ada beberapa jenis buta warna.

Artinya, kondisi buta warna pada semua orang tidak seragam. Contohnya ada buta warna parsial, buta warna merah-hijau, buta warna biru-kuning, hingga buta warna total.

Laman Colour Blind Awareness mencatat, buta warna sering disebabkan oleh perubahan pada urutan kode genetik yang diwariskan dari orang tua. Namun, selain faktor genetik, penyebab buta warna juga bisa dipicu oleh faktor lain.

Buta warna bisa terjadi akibat kerusakan fisik maupun kimia pada mata, saraf optik yang rusak, atau kerusakan di bagian otak yang mengatur informasi warna. Beberapa penyakit seperti diabetes, sclerosis multiple, dan beberapa gangguan hati, serta berbagai penyakit mata lainnya, juga dapat menyebabkan penurunan kapasitas mata mengenali warna.

Jenis Tes Buta Warna dan Cara Kerjanya

Sebagian besar pemeriksaan untuk cek buta warna hanya memerlukan waktu beberapa menit. Namun, ada juga tes buta warna yang lebih kompleks dan memakan waktu hingga 20 menit. Pemeriksaan buta warna yang kompleks umumnya diterapkan untuk kasus khusus.

Semua jenis tes buta warna bersifat non-invasif dan tidak menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Pemeriksaan mata untuk mengidentifikasi buta warna hanya dilakukan dengan melihat bahan cetak atau layar komputer.

Merujuk laporan Cleveland Clinic, tes buta warna yang paling umum adalah menggunakan piringan warna atau Pseudoisochromatic Plates Test.

Tes buta warna itu memerlukan kemampuan untuk membedakan angka atau simbol dari latar belakangnya. Gambar dan latar belakang pada piringan warna terdiri dari lingkaran-lingkaran kecil atau titik-titik.

Dalam menjalani pemeriksaan buta warna, kemampuan peserta tes mengenali warna dan nuansa tertentu penting agar ia bisa memisahkan angka atau simbol tersebut dari detail di belakangnya.

Mengingat kondisi ketidakmampuan mengenali warna berbeda-beda, ada sejumlah jenis tes buta warna. Cara tes buta warna juga beragam. Berikut ini, beberapa jenis tes buta warna dan cara kerjanya:

1. Tes Ishihara

Tes Ishihara adalah tes yang paling umum digunakan oleh penyedia perawatan mata saat pasien dewasa datang untuk pemeriksaan. Tes ishihara paling sering digunakan untuk tes buta warna parsial.

Dalam tes ini, pasien diminta untuk melihat serangkaian piringan berisi delapan hingga 38 piringan. Masing-masing piringan berisi angka atau simbol yang berbeda.

Cara kerja tes ishihara adalah dengan menyuruh peserta tes buta warna untuk melihat masing-masing piringan tadi.

Usai melihatnya, peserta tes lantas memberi tahu pada petugas pemeriksa tentang apa yang mereka lihat pada setiap piringan.

Hasil tes ishihara dapat menunjukkan apakah seorang peserta tes menderita jenis buta warna merah-hijau atau tidak. Namun, tes ini tidak dapat mengidentifikasi buta warna biru-kuning.

2. Tes Richmond Hardy-Rand-Rittler (Richmond HRR)

Tes Richmond HRR memeriksa defisiensi penglihatan warna merah-hijau dan biru-kuning. Tes ini dapat menunjukkan tingkat buta warna yang dialami oleh pasien mulai dari ringan, sedang, atau parah.

Tes ini dilakukan dengan peserta tes melihat 24 piringan yang masing-masing berisi satu atau dua simbol seperti silang, lingkaran, dan segitiga. Mereka kemudian mengidentifikasi apa yang mereka lihat dan menunjukkan lokasi simbol di piringan.

3. Tes Warna Cambridge

Tes Warna Cambridge merupakan pemeriksaan buta warna berbasis komputer. Tes ini bisa menguji buta warna merah-hijau dan biru-kuning.

Cara kerjanya tak berbeda jauh dengan tes menggunakan piringan yang dicetak. Peserta tes melihat berbagai piringan yang masing-masing berisi huruf C.

Selanjutnya, peserta tes mengidentifikasi arah terbuka dari huruf C menunjuk ke atas, ke bawah, ke kiri, atau ke kanan.

4. Color Vision Testing Made Easy (CVTME)

Tes CVTME ditujukan untuk menguji buta warna merah-hijau pada anak usia 3 hingga 6 tahun.

Cara kerja tes buta warna pasial ini dilakukan dengan meminta anak melihat serangkaian 12 piringan. Peserta lantas diminta mengidentifikasi gambar yang mereka lihat di setiap piringan.

Alat piringan dalam tes buta warna CVTME tersebut terdiri dari gambar sederhana hingga bentuk-bentuk lain yang lebih kompleks.

5. Tes Neitz Color Vision

Tes Neitz Color Vision cocok untuk digunakan pada anak-anak dengan menguji defisiensi penglihatan warna merah-hijau dan biru-kuning.

Cara kerja tes buta warna Neitz Color Vision adalah dengan meminta anak untuk melihat serangkaian sembilan kotak.

Masing-masing dari sembilan kotak itu berisikan simbol seperti berlian, persegi, segitiga, lingkaran, dan lainnya. Di antara kotak tadi juga ada yang tanpa disertai simbol.

Berikutnya, setelah peserta tes melihatnya, mereka diminta mengidentifikasi objek yang terlihat di setiap kotak.

Baca juga artikel terkait BUTA WARNA atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - GWS
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Addi M Idhom