tirto.id - Peta telah menjadi bagian dari peradaban bahkan selama ratusan tahun sebelum masehi. Peta dunia pertama yang ditemukan merupakan peninggalan Babilonia yang telah ada sejak 600 SM.
Seperti yang dikutip dari ThoughtCo, peta pertama masih dalam bentuk yang sederhana dan merupakan representasi simbolis bumi.
Kata "map" atau peta dalam Bahasa Inggris berasal dari kata "mappa" yang artinya penutup meja dalam Bahas Yunani. Pengertian peta sendiri tidak hanya sebatas secara bahasa, tetapi juga istilah secara utuh.
Dikutip dari Modul Geografiterbitan PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat, definisi peta berbeda-beda menurut para ahli.
Menurut Erwin Raisz, seorang kartografer Amerika Serikat, peta merupakan gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sebagai kenampakan jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.
Peta menurut International Cartography Assosiation (ICA) merupakan gambaran yang biasanya berskala dan biasanya pada suatu medium yang datar dari penampakan yang nyata maupun abstrak yang telah dipilih sebelum dan berada atau dalam hubungannya dengan permukaan bumi atau benda-benda langit yang lain.
Sementara menurut penulis dan ahli kartografi nasional, RM.Sutarjo Suryosumarno, peta adalah lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagai permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala atau keder.
Dasar pemetaan terdiri dari beberapa hal meliputi unsur, jenis, dan fungsi peta itu sendiri.
Unsur peta
Menurut modul elektronik yang diterbitkan oleh Kemendikbud, peta yang lengkap setidaknya terdiri atas sepuluh unsur. Kesembilan unsur tersebut meliputi:
- Judul yang terletak di bagian atas peta. Judul peta memuat informasi seputar lokasi, jenis, serta keadaan wilayah yang digambarkan peta tersebut.
- Skala, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan jarak dalam peta dengan jarak sesungguhnya
- Tanda arah mata angin untuk menunjukkan arah utara (U), timur (T), selatan (S), dan barat (B). Arah utara biasanya diletakkan di bagian atas tanda mata angin.
- Tata warna yang berguna untuk mempertegas ketinggian tempat. Tiap warna mewakili wilayah tertentu: laut dalam (biru tua), laut dangkal (biru muda), dataran rendah (hijau), dataran tinggi (kuning), pegunungan (cokelat), gunung (hitam), dan salju (putih).
- Inset atau peta sisipan. Inset merupakan gambaran peta dengan skala yang jauh lebih kecil berfungsi untuk memberi kejelasan hubungan antar wilayah.
- Legenda yaitu kotak kecil yang berisi keterangan mengenai simbol-simbol peta.
- Simbol peta yang mewakili keadaan sesungguhnya dalam peta. Simbol digambarkan sesuai dengan wujud aslinya. Seperti contoh, bandara disimbolkan dengan pesawat, gunung disimbolkan dengan segitiga, dan pelabuhan digambarkan sebagai jangkar.
- Lettering atau tulisan. Unsur ini berfungsi untuk menjelaskan simbol-simbol yang tercantum pada peta. Biasanya memuat nama kota, wilayah, gunung, sungai, dan sebagainya.
- Garis astronomis atau garis bujur dan garis lintang. Garis astronomis digunakan untuk menjelaskan lokasi secara astronomis wilayah yang digambarkan dalam peta
- Tahun pembuatan yang mencantumkan kapan peta dibuat.
Secara umum jenis peta dibedakan menjadi tiga macam, yaitu peta berdasarkan skala, peta berdasarkan kepentingan, dan peta berdasarkan keadaan objek. Berikut penjelasannya:
1. Peta berdasarkan skala
Peta berdasarkan skala terbagi menjadi empat, antara lain:
- Peta berskala kecil dengan kisaran skala antara 1:500.000 sampai dengan 1:1.000.000
- Peta berskala medium dengan kisaran skala antara 1:250.000 sampai dengan 1:500.000.
- Peta berskala besar dengan kisaran skala antara 1:5.000 sampai dengan 1:250.000.
- Peta teknik atau kadaster dengan kisaran skala antara 1:100 sampai dengan 1:5000.
Peta berdasarkan kepentingan atau fungsi biasa disebut dengan peta tematik. Peta ini cenderung menggambarkan kenampakan fenomena tertentu di permukaan bumi. Jenis peta ini antara lain:
- Peta geologi, hidrologi, astronomi
- Peta geografi dan topografi
- Peta lokasi dan persebaran flora dan fauna
- Peta lalu lintas dan komunikasi
- Peta cuaca dan iklim
- Peta ekonomi dan statistik
- Peta kebudayaan dan sejarah
Peta berdasarkan keadaan objek dibagi menjadi dua jenis, antara lain:
- Peta dinamik atau peta yang menggambarkan keadaan labil atau keadaan dapat berubah setiap saat. Contoh peta urbanisasi dan peta perluasan wilayah pemukiman.
- Peta satsioner atau peta yang menggambarkan keadaan wilayah yang tetap dalam waktu lama, seperti peta geologi dan peta dunia.
Secara umum peta merupakan alat untuk menunjukkan lokasi. Namun, setiap unsur yang terkandung membuat peta memiliki fungsi yang lebih dari itu. Berdasarkan Modul terbitan Kemendikbud, berikut beberapa fungsi peta:
- Menunjukkan lokasi yang ada di permukaan bumi
- Menentukan arah serta jarak suatu tempat
- Menggambarkan luas dan bentuk berbagai gejala yang terdapat di permukaan bumi
- Menyajikan persebaran sifat-sifat alami (laut, gunung, danau, dan sebagainya) dan nonalami (bangunan, jembatan, waduk, dan sebagainya)
- Menunjukkan ketinggian atau kemiringan suatu tempat
- Memberikan gambaran data atau informasi mengenai wilayah yang dipetakan
- Memperlihatkan gerak mobilitas manusia dengan berbagai aktivitasnya
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari