Menuju konten utama

Apa Penyebab Kasus Gangguan Ginjal 66 Anak Meninggal di Gambia?

Presiden Gambia mengatakan, kasus gangguan ginjal akut menyebabkan 66 anak meninggal dalam tiga bulan.

Apa Penyebab Kasus Gangguan Ginjal 66 Anak Meninggal di Gambia?
Dokter melakukan pemeriksaan USG ginjal kepada anak di klinik. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Puluhan anak di Gambia dilaporkan meninggal dunia akibat gangguan ginjal akut misterius. Kini negara kecil di Afrika Barat itu sedang meluncurkan kampanye dari rumah ke rumah yang mendesak untuk menghilangkan sirop obat batuk dan pilek yang diduga menjadi penyebabnya.

Seperti dikutip Washington Post dari AP News, Direktur Kesehatan Gambia, Dr. Mustapha Bittaye mengkonfirmasi gelombang kematian anak (lebih dari 60 orang) akibat cedera ginjal akut.

Terkait kematian itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan dan bekerja sama dengan pemerintah Gambia untuk menyelidiki penyebabnya, terutama terkait kematian yang sudah terjadi sejak Agustus lalu.

“WHO telah mengeluarkan peringatan produk medis untuk empat obat terkontaminasi yang diidentifikasi di Gambia yang berpotensi terkait dengan cedera ginjal akut dan 66 kematian di antara anak-anak,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu.

“Hilangnya nyawa anak muda sangat menyedihkan bagi keluarga mereka.”

Diduga Akibat Sirop Obat Batuk Produksi India?

WHO mengatakan, keempat sirop obat batuk dan pilek itu diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited di India.

Sejauh ini, kata WHO, produk yang terkontaminasi itu hanya terdeteksi di Gambia, tapi ada kemungkinan juga sudah didistribusikan ke negara lain. WHO sedang melakukan penyelidikan dengan perusahaan dan otoritas India.

“WHO merekomendasikan semua negara untuk mendeteksi dan menghapus produk ini dari peredaran untuk mencegah bahaya lebih lanjut pada pasien,” katanya.

Antara Newsmemberitakan, Presiden Gambia Adama Barrow mengatakan, kasus gangguan ginjal akut itu telah menyebabkan 66 anak meninggal dalam tiga bulan terakhir.

Akan tetapi, kata dia, kasus itu sudah ditangani sehingga bisa meredam lonjakan korban yang dikaitkan dengan sirop parasetamol. Hal itu terbukti dengan hanya dua diagnosis dalam dua pekan belakangan.

Pada September lalu, kata dia, otoritas mulai melakukan penyelidikan setelah para dokter mengetahui bahwa sejumlah anak mengalami gejala seusai minum sirop parasetamol yang dijual secara lokal. Obat itu biasa dipakai mengobati demam.

Sementara itu, pemerintah Gambia menginstruksikan para importir dan toko untuk menangguhkan penjualan semua merek sirop parasetamol. Obat tersebut juga sudah ditarik dari peredaran di semua apotek dan rumah tangga.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya