tirto.id - Vitiligo adalah sebuah kondisi yang menyebabkan area kulit pada bagian tubuh tertentu kehilangan warna, atau mengalami pigmentasi.
Vitiligo menurut, Healthline adalah kondisi yang tidak menular dan bisa terjadi pada bagian tubuh mana pun.
Vitiligo ini bisa terjadi ketika sel-sel yang bertanggung jawab atas warna kulit, hancur. Akibatnya, sel-sel itu menjadi tidak berfungsi dengan baik.
Sel-sel yang disebut melanosit itu, tidak lagi menghasilkan pigmen kulit, atau melanin. Akibatnya, sejumlah area kulit pada bagian tubuh tertentu kehilangan warna atau memutih.
Bagian tubuh yang juga bisa mengalami pigmentasi di antaranya adalah:
1. Area kulit yang sering terpapar sinar matahari, seperti tangan, kaki, lengan, dan wajah.
2. Area di dalam mulut atau selaput lendir lainnya.
3. Area lubang hidung.
4. Pada alat kelamin.
5. Area di belakang mata.
6. Dalam sistem pendengaran telinga.
Penyebab Vitiligo
Melansir Cleveland Clinic, vitiligo disebabkan oleh kurangnya pigmen atau melanin di kulit Anda. Kurangnya pigmen di kulit ini bisa terjadi akibat:
1. Kondisi autoimun
Ketika Anda memiliki kondisi autoimun, maka sistem kekebalan tubuh Anda akan salah mengira sel sehat (melanosit) sebagai benda asing, semacam bakteri, yang dapat membahayakan tubuh. Pembacaan yang salah ini membuat sistem kekebalan bereaksi dan mengembangkan antibodi untuk menghancurkan melanosit.
2. Mengalami perubahan genetik
Bila Anda mengalami mutasi genetik atau terjadi perubahan pada DNA tubuh, maka dapat memengaruhi fungsi melanosit Anda.
3. Stres berlebihan
Bila Anda dalam kondisi stres kronis, maka jumlah pigmen yang dihasilkan sel melanosit Anda bisa berubah. Terutama jika Anda sering mengalami stres emosional atau stres fisik pada tubuh, misalnya saja Anda baru saja mengalami cedera atau kecelakaan fisik.
4. Ada pemicu dari lingkungan
Berbagai pemicu dari lingkungan, seperti radiasi sinar ultraviolet dan paparan bahan kimia beracun, seperti polusi udara, dapat memengaruhi fungsi sel melanosit.
Cara Mengobati Penyakit Vitiligo
Hingga kini, menurut Michele Green, MD, seorang dokter kulit di New York City, sebagaimana dilansir dari Everyday Health, tidak ada obat yang bisa benar-benar menyembuhkan vitiligo.
Namun, Anda bisa melakukan sejumlah perawatan agar dapat meminimalisir munculnya pigmentasi pada kulit.
Berikut adalah sejumlah terapi non-obat dan non-bedah yang bisa Anda gunakan untuk merawat vitiligo:
1. Anda bisa menggunakan riasan yang dapat menutupi bercak putih di kulit, atau bila vitiligo terjadi pada rambut, Anda bisa menggunakan pewarna rambut untuk menutupi warna rambut yang terkena vitiligo.
2. Anda juga bisa melakukan terapi cahaya, seperti terapi narrowband UVB.
Selain itu juga ada sejumlah pengobatan serta prosedur pembedahan untuk vitiligo:
3. Anda bisa mengonsumsi obat ruxolitinib (Opzelura), yang dapat memulihkan pigmen.
4. Anda bisa menggunakan krim kortikosteroid yang diresepkan untuk perawatan jangka pendek.
5. Ada juga salep yang mengandung imunomodulator tacrolimus atau pimecrolimus, yang biasanya digunakan dalam jangka panjang.
6. Mengonsumsi vitamin D topikal yang merupakan versi sintetik dari vitamin.
7. Anda juga menjalani terapi kombinasi dengan sinar UVA dan mengonsumsi obat oral psoralen. Terapi ini efektif dilakukan jika area kulit yang terkena vitiligo cukup luas.
8. Anda bisa melakukan penghapusan pigmen dari kulit yang tidak terpengaruh vitiligo dengan menggunakan krim monobenzone.
Namun, sebagai catatan penting yang harus Anda ingat, berbagai perawatan untuk vitiligo ini memiliki sejumlah efek samping negatif, seperti:
1. Perawatan vitiligo ini rentan memunculkan jaringan parut seperti keloid, terutama bagi Anda yang memiliki gen keloid.
2. Kulit Anda bisa kering dan gatal-gatal.
3. Kulit Anda bisa memiliki tampilan bergaris.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari