Menuju konten utama

Apa Itu Paraneoplastic Syndrome, Penyebab hingga 13 Gejalanya

Munculnya gejala sindrom paraneoplastik terhitung cepat, hitungan hari sampai pekan. Bahkan sebelum penderita kanker menyadari adanya kanker dalam tubuhnya.

Apa Itu Paraneoplastic Syndrome, Penyebab hingga 13 Gejalanya
Ilustrasi sindrom paraneoplastik. Foto/FOTOLIA

tirto.id - Paraneoplastic syndrome atau sindrom paraneoplastikkerap dikaitkan dengan adanya gejala tumor ganas atau kanker dalam tubuh seseorang. Sindrom ini ditandai dengan munculnya beberapa tanda yang umum dialami oleh seorang penderita kanker.

Disinyalir, sindrom ini terjadi akibat dari hormon atau protein yang dikeluarkan oleh tumor, sehingga sistem dalam tubuh penderita jadi terpengaruh.

Pada sindrom paraneoplastik, keberadaan sistem antibodi yang tidak seperti biasanya muncul untuk upaya menghancurkan tumor atau kanker. Serbuan sistem kekebalan tubuh ini tidak hanya berusaha menghancurkan sel yang terkena tumor atau kanker, akan tetapi juga merusak sel yang sehat. Kondisi ini dikenal dengan respons autoimun.

Di mana Sindrom Paraneoplastik Bisa Terjadi?

Beberapa sistem dalam tubuh yang dapat terpengaruh dan mengalami sindrom paraneoplastik adalah sistem saraf (otak, saraf tepi, sumsum tulang belakang), sistem endokrin (hormon), ginjal, juga tulang dan sendi (rheumatologi) serta darah (hematologi), dan kulit (dermatologi), laman Cleveland Clinic melansir.

Di sistem mana sindrom tersebut terjadi, maka akan terjadi masalah pada gerakan atau koordinasi otot. Bisa juga muncul masalah ingatan dan kemampuan berpikir jika terjadi di otak, bahkan membuat seseorang tidur dalam waktu panjang.

Apabila telah mempengaruhi sistem saraf dan membuatnya cedera, terapi yang ditujukan untuk membunuh kanker dapat memulihkan kembali kondisi sistem itu. Walau sering juga sindrom ini menyebabkan kerusakan yang membuat sistem saraf tidak bisa dipulihkan.

Gejala Sindrom Paraneoplastik

Kemunculan gejala sindrom paraneoplastik terhitung cepat, mulai dari hitungan hari sampai ke pekan. Bahkan sebelum penderita kanker menyadari adanya kanker dalam tubuhnya, gejala sindrom ini sudah terlihat.

Gejala yang muncul berbeda-beda, tergantung sistem mana yang diserang. Namun umumnya adalah:

  1. Sulit berjalan
  2. Kehilangan keseimbangan
  3. Sulit mengkoordinasi otot
  4. Tonus otot menjadi lemah dan bahkan hilang
  5. Sulit melakukan gerak motorik halus (Mis: mengambil dengan jari-jari)
  6. Sulit makan dan menelan
  7. Halusinasi
  8. Cadel atau gagap
  9. Hilangnya memori otak dan menurunnya kemampuan kognitif
  10. Penglihatan menurun
  11. Insomnia
  12. Kejang
  13. Gerakan diluar kesadaran
Penyebab Sindrom Paraneoplastik

Penyebab utama munculnya sindrom paraneoplastik bukanlah sel kanker secara langsung. Akan tetapi muncul bersamaan dengan kemunculan kanker, diakibatkan reaksi sistem kekebalan tubuh yang menyerang sistem tubuh dimana kanker berada.

Ilmuwan meyakini bahwa sindrom ini dipicu oleh kemampuan dari sistem antibodi ketika melawan sel kanker. Nama antibodi yang bertugas menyerang sel kanker tersebut sel T dan sel darah putih.

Sayangnya, sistem antibodi ini tidak hanya menyerang sel yang abnormal akibat kanker namun juga merusak sel sistem saraf hingga terjadi masalah gangguan saraf.

Jenis Sindrom Paraneoplastik pada Sistem Saraf

1. Degenerasi serebelar (cerebellar ataxia)

Terjadi ketika sel saraf pada area otak kecil dengan tugas mengontrol keseimbangan serta fungsi otot, menghilang. Gejala yang terlihat adalah kemampuan berjalan mulai berkurang atau goyah, dll.

2. Ensefalitis limbik

Terjadi saat muncul peradangan di area otak bernama sistem limbik, yang berfungsi mengendalikan emosi serta memori tertentu dan perilaku. Gejalanya hilang ingatan, perubahan perilaku dan gangguan mood, dll, laman Mayo Clinic melansir.

3. Ensefalomielitis

Terjadi akibat peradangan di otak dan sumsum tulang belakang. Gejala yang tampak tergantung bagian mana yang diserang oleh sistem imun.

4. Opsoklonus-mioklonus

Terjadi karena adanya disfungsi otak kecil atau koneksinya. Gejalanya menimbulkan opsoklonus atau gerakan mata yang tidak teratur dan cepat. Juga bisa terjadi mioklonus atau sentakan otot tiba-tiba di tungkai dan batang tubuh.

5. Sindrom orang kaku

Terjadi ketika tulang belakang dan otot menjadi kaku, atau bahkan kejang-kejang.

6. Mielopati

Terjadi saat sumsum tulang belakang mengalami sindrom dan cedera. Kondisi ini menyebabkan perubahan fungsi usus dan kandung kemih. Kadang mengalami mati rasa, bahkan cacat yang memicu kelumpuhan tangan dan kaki.

7. Sindrom Lambert-Eaton myasthenic

Terjadi akibat masalah komunikasi antara saraf dan otot. Muncul gejala lemah otot panggul dan anggota tubuh bawah, kelelahan, sulit menelan, sulit bicara, dll.

8. Miastenia gravis

Terjadi akibat komunikasi antara saraf dan otot yang terganggu. Gejalanya lemah dan kelelahan di salah satu otot pada kendali volunter misalnya wajah, mata, lengan dan kaki.

9. Neuromiotonia

Nama lainnya adalah sindrom Isaacs. Gejalanya adalah gerakan yang lambat, kaku, kram otot, otot berdesir dan lainnya. Terjadi akibat impuls abnormal di sel saraf luar otak dan sumsum tulang belakang (hipereksitabilitas saraf perifer).

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari