tirto.id - Kasus varian baru Omicron yang melibatkan pelaku perjalanan luar negeri atau pun transmisi lokal di Indonesia sampai dengan Rabu, 12 Januari 2022 bertambah menjadi 572 orang. Hal itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi.
“Hampir setengahnya atau sekitar 276 orang telah selesai menjalani isolasi, sedangkan sisanya 296 orang masih isolasi. Dari hasil pemantauan di lapangan, mayoritas gejalanya ringan dan tanpa gejala. Jadi, belum butuh perawatan yang serius,” kata Siti, Jumat siang, 14 Januari 2022.
Seluruh pasien Omicron, kata Siti, wajib menjalankan karantina kesehatan yang mayoritas dilakukan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Jumlahnya sekitar 339 orang, sisanya menjalani karantina di RS yang telah ditunjuk oleh Satgas Penanganan COVID-19.
Apa Itu Omicron?
Seperti dilansir laman resmi CDC, munculnya kasus varian baru Omicron dimulai pada 24 November 2021, ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendapat laporan varian baru SARS-CoV-2, B.1.1.529.
Varian baru itu dideteksi pertama kali pada spesimen yang dikumpulkan pada 11 November 2021 di Botswana dan pada 14 November 2021 di Afrika Selatan. Baru pada tanggal 26 November 2021, WHO menamakan varian baru itu sebagai B.1.1529 Omicron dan mengklasifikasikannya sebagai Varian of Concern (VOC).
Menurut CDC, kemungkinan, varian Omicron ini akan lebih mudah menyebar daripada virus SARS-CoV-2 asli, tetapi belum diketahui apakah varian ini lebih mudah menyebar dibandingkan dengan Delta.
National Geographic melaporkan, ahli epidemiologi dan spesialis penyakit menular dari Universitas Emory di Atlanta bernama Carlos del Rio mengatakan, Omicron lebih cepat menular dan lebih baik dalam menghindari antibodi yang ada.
Pada saat yang sama, Omicron menyebabkan gejala yang berbeda dan tampaknya menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah. Hal tersebut bisa dilihat dari kasus Afrika Selatan, di mana Omicron dideteksi pertama kali pada November 2021.
Berdasarkan laporan administrator asuransi kesehatan swasta pada pertengahan Desember, orang dewasa yang terjangkit Omicron memiliki kemungkinan 29 persen lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit, bila dibandingkan dengan orang dewasa yang terinfeksi beberapa bulan sebelumnya.
Sedangkan di Inggris, berdasarkan penelitian dari Badan Keamanan Kesehatan yang dirilis 31 Desember 2021, tingkat orang yang masuk rumah sakit akibat Omicron dan pergi ke ruang gawat darurat masih sepertiga persen dari Delta.
Di Amerika, menurut penelitian Case Western Reserve University School of Medicine, dari orang dewasa AS yang terkena Omicron kemungkinan setengahnya yang masuk ke ruang gawat darurat, dirawat di rumah sakit atau memakai ventilator.
Ciri-Ciri dan Gejala Omicron
Seperti dilansir NBC News, Dr. Katherine Poehling, seorang spesialis penyakit menular dan ahli vaksin di Atrium Health Wake Forest Baptist di North Carolina mengatakan, gejala Omicron bisa dilihat dari ciri-ciri berikut ini:
- Batuk
- Kelelahan atau kelelahan
- Hidung tersumbat dan pilek
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
“Kami sering mengalami sakit tenggorokan, pilek, kelelahan, dan sakit kepala ringan,” kata Dr. Rahul Sharma, kepala dokter darurat di NewYork-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center.
Editor: Iswara N Raditya