tirto.id - Komorbid, reaktif dan corona finger adalah beberapa istilah atau nama yang muncul saat pandemi virus corona atau COVID-19.
Komorbid corona adalah penyakit penyerta. Menurut Britanica, komorbid merupakan penyakit atau suatu kondisi yang mana muncul secara bersamaan pada individu.
Dalam konteks COVID-19, komorbid adalah orang dengan penyakit bawaan misalnya diabetes, dapat memengaruhi paru-paru, jantung, ginjal, dan hati.
Orang dengan penyakit penyerta (komorbid) paling rentan terpapar COVID-19, bahkan komorbid menjadi penyebab terbanyak kematian pasien COVID-19 di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan, berdasarkan data Antara, 8 Desember 2020.
Oleh sebab itu, pasien yang memiliki Komorbid ini memerlukan perhatian lebih karena kondisinya lebih rentan sehingga ketika tertular COVID-19 bisa berdampak fatal.
Daftar Penyakit Penyerta Menurut Kemenkes:
1. Diabetes Mellitus:
- Diabetes Mellitus Tipe 1;
- Diabetes Mellitus Tipe 2;
- Glucocorticoid-associated diabetes.
3. Penyakit terkait Autoimun;
4. Penyakit Ginjal;
5. ST Segment Elevation Myocardial Infarction (STEMI);
6. Non-ST-segment Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI);
7. Hipertensi;
8. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK);
9. Tuberculosis;
10. Penyakit kronis lain yang diperberat oleh kondisi penyakit COVID-19.
Reaktif Corona
Reaktif corona adalah salah satu istilah yang juga muncul saat pandemi COVID-19. Reaktif corona ini berhubungan dengan rapid test atau tes cepat corona.
Dikutip dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona atau SARS-CoV2.
Hasil dari rapid test ini yaitu reaktif dan non-reaktif. Hasil reaktif pada rapid test antibody tidak memastikan adanya infeksi SARS-CoV2. Kemungkinan penyebabnya adalah:
1. Terinfeksi virus SARS-CoV2
2. Adanya infeksi SARS-CoV2 di masa lampau
3. Adanya reaksi silang dengan virus lain
Jadi bila hasil rapid test Anda reaktif, jangan panik dulu. Antibodi yang terdeteksi pada rapid test bisa saja merupakan antibodi terhadap virus lain atau coronavirus jenis lain, bukan yang menyebabkan Covid-19 atau SARS-CoV-2.
Jika hasilnya non reaktif, pemeriksaan rapid test perlu diulang sekali lagi 7-10 hari setelahnya. Anda juga tetap disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari walaupun tidak mengalami gejala sama sekali dan merasa sehat.
Corona Finger
Corona finger adalah salah satu inovasi yang hadir karena kebutuhan masyarakat di tengah pendemi. Dikutip dari Antara, Corona Finger adalah alat berukuran kecil yang memiliki multifungsi untuk menghindari kontak langsung dengan benda rawan terpapar bakteri dan virus.
Misalnya, corona finger ini digunakan untuk membantuk menekan tombol PIN di ATM, memencet tombol lift, membuka pintu, dan lainnya.
Alat ini mudah didapatkan. Berbagai toko online menjual alat bantu ini. Namun, meskipun membantu Anda untuk tidak menyentuh benda yang mungkin rawan terpapar virus, Anda diimbau untuk tetap mencuci tangan dengan sabun sesuai dengan anjuran kemenkes atau WHO.
Selain produk corona finger, terdapat nama reaktif yang sering didengar saat pandemi COVID-19. Istilah ini digunakan dalam rapid test maupun rapid antigen.
Selain menggunakan corona finger, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus ini menurut Kemenkes:
- Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat.
- Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
- Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).
- Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.
- Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.
- Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di tempat umum.
- Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu cucilah tangan Anda.
- Menunda perjalanan ke daerah yan imana virus ini ditemukan.
Editor: Agung DH