Menuju konten utama
Iktikaf di Masjid

Apa Itu I'tikaf di Masjid Bulan Ramadhan, Tata Cara, dan Kapan?

Apa itu i'tikaf di masjid bulan Ramadhan? Bagaimana tata cara dan kapan pelaksanaannya?

Apa Itu I'tikaf di Masjid Bulan Ramadhan, Tata Cara, dan Kapan?
Salah seorang jamaah Iktikaf Masjid Istiqlal melakukan gerakan salam usai shalat malam di Masjid Istiqlal pada dini hari, Jakarta, Jumat (8/6/2018). Malam hari pada sepuluh hari akhir bulan Ramadan, Masjid Istiqlal dipenuhi jamaah yang melakukan Iktikaf. tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - I'tikaf termasuk salah satu amalan sunah di bulan puasa Ramadhan, apalagi jika dilaksanakan selama malam ganjil 10 hari terakhir agar mendapat pahala Lailatulqadar. Lantas, apa itu iktikaf di masjid? Bagaimana tata caranya dan kapan pelaksanaannya?

Iktikaf hukumnya sunah. Asy-Syirazi, sebagaimana diriwayatkan oleh Ubay bin Ka'b dan Aisyah ra., menjelaskan bahwa Rasulullah saw. beriktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Dalam hadis Aisyah disebutkan: "Dan beliau masih saja beriktikaf hingga meninggal dunia."

Tidak hanya di dalam hadis, perintah iktikaf juga ada dalam dalil Al-Qur'an. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 125 dijelaskan:

“Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud.'" (QS. Al-Baqarah: 125)

Di ayat 187 surah yang sama juga dijelaskan: "Janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beriktikaf di dalam masjid."

Apa Itu I'tikaf di Masjid dan Keutamaannya?

Secara etimologi, i'tikaf artinya berdiam diri menahan diri, dan ketekunan. Asy-Syafi'i menjelaskan dalam Sunan Harmalah: "Iktikaf adalah ketekunan seseorang melakukan sesuatu dan menahan diri padanya, baik ia berupa kebajikan atau keburukan."

Iktikaf juga disebut sebagai jiwar 'di sisi'. Hal ini sesuai dengan perkataan Aisyah dalam Shahih Al Bukhari. Ia berkata, Mujawir fil masjid 'ada di sisi masjid'.

Secara syar'i iktikaf adalah berdiam diri di dalam masjid oleh orang tertentu dengan niat tertentu.

Tujuan utama iktikaf ialah beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan berzikir, membaca ayat-ayat Al-Qur'an, dan berdoa.

Ibadah tersebut hukumnya sunah dan tidak wajib, kecuali nazar. Artinya, jika seseorang bernazar mengerjakan iktikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, maka harus dikerjakan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw, yang diriwayatkan Aisyah ra. bahwa:

"Barangsiapa yang bernazar menaati Allah maka hendaknya ia menaati-Nya, dan barangsiapa yang bernazar maksiat kepada-Nya maka janganlah ia bermaksiat kepada-Nya."

Ibadah ini dapat dilakukan sewaktu-waktu dan bersifat sunah. Selain berzikir, amalan lain yang dapat dilakukan ketika iktikaf ialah melaksanakan sholat sunah, membaca Al-Qur'an, serta berdoa.

I'tikaf Mulai Jam Berapa dan Sampai Kapan?

Iktikaf harus selalu berada di dalam masjid dan dilarang keluar dari masjid kecuali beberapa alasan, misalnya, ingin buang hajat atau dalam kondisi darurat.

Dalam salah satu hadis, Nabi Muhammad saw. bersabda: "Siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beri’tikaflah pada sepuluh malam terakhir," (HR Ibnu Hibban).

Terkait jam dan waktu pelaksanaannya, Asy-Syafi'i dan Ashab dalam kitab al Majmu Syarah al Muhadzdzab Jilid 7 berkata: "Barangsiapa yang ingin mengikuti Nabi Muhammad saw beri'tikaf 10 terakhir dari bulan Ramadhan, maka hendaklah ia masuk masjid sebelum matahari terbenam malam ke-21 Ramadhan agar tidak ketinggalan sesuatupun darinya, dan keluar setelah matahari terbenam pada malam hari raya, baik bulan sempurna maupun kurang."

Selain itu dijelaskan pula bahwa i'tikaf lebih utamanya dilakukan dengan menetap di masjid pada malam hari raya sampai selesai menunaikan salat hari raya, atau keluar darinya menuju tempat salat Idulfitri jika mereka mengerjakannya di musala atau tanah lapang.

Syarat, Tata Cara, dan Niat I'tikaf di Masjid

Menurut artikel NU Online berjudul "Tata Cara I’tikaf dan Keutamaannya di Bulan Ramadhan" oleh Tatam Wijaya, iktikaf dibagi menjadi tiga macam yakni iktikaf mutlak (tidak terikat waktu), iktikaf terikat waktu tanpa terus-menerus, dan iktikaf terikat waktu dan terus-menerus.

Syarat iktikaf ialah beragam Islam, berakal sehat, serta terbebas dari hadas besar. Jika tidak memenuhi syarat tersebut, iktikafnya tidak sah.

Berikut rincian syarat, niat, dan tata cara iktikaf di masjid.

Rukun Iktikaf:

  1. Niat
  2. Berdiam diri di masjid minimal selama tumakninah sholat
  3. Masjid
  4. Orang yang melakukan iktikaf

Syarat Iktikaf

  • Beragama Islam
  • Akal sehat
  • Bebas dari hadas besar
  • Hal yang Membatalkan Iktikaf

9 perkara yang membatalkan iktikaf

  • Berhubungan suami-istri
  • Mengeluarkan sperma
  • Mabuk yang disengaja
  • Murtad
  • Haid
  • Nifas
  • Keluar masjid tanpa alasan
  • Keluar untuk memenuhi kewajiban yang bisa ditunda
  • Keluar disertai alasan hingga beberapa kali
  • Niat Iktikaf

Bacaan Niat Iktikaf

Berikut ini adalah beberapa bacaan niat iktikaf, yang dibedakan berdasarkan tujuannya:

1. I’tikaf Mutlak (tidak terikat waktu)

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ للهِ تَعَالَى
Artinya: "Aku berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah,"

2. Iktikaf terikat waktu

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَوْمًا/لَيْلًا كَامِلًا/شَهْرًا لِلهِ تَعَالَى
Artinya: "Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu hari/satu malam penuh/satu bulan karena Allah,"

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ شَهْرًا مُتَتَابِعًا
Artinya: "Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu bulan berturut-turut karena Allah,".

3. Niat Iktikaf karena nadzar

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى
Artinya: "Aku berniat i’tikaf di masjid ini fardhu karena Allah,"

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ شَهْرًا مُتَتَابِعًا فَرْضًا للهِ تَعَالَى
Artinya: "Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu bulan berturut-turut fardhu karena Allah,"

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2023 atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Fadli Nasrudin