Menuju konten utama

Apa Itu Erotomania Syndrome & Penyebab Merasa Disukai Orang?

Orang yang menderita erotomania syndrome merasa disukai dan sangat percaya bahwa orang lain sedang jatuh cinta padanya.

Apa Itu Erotomania Syndrome & Penyebab Merasa Disukai Orang?
Ilustrasi jatuh cinta. Getty Images/istockphoto

tirto.id - Erotomania syndrome atau sindrom erotomania adalah bentuk khayalan paranoid yang tidak umum. Orang yang menderita erotomania syndrome merasa disukai dan sangat percaya bahwa orang lain sedang jatuh cinta padanya.

Medical News Today melaporkan, khayalan ini berkembang dan bertahan meskipun bukti yang jelas menunjukkan kenyataan yang sebaliknya. Kondisi ini jarang terjadi, dan erotomania lebih sering menyerang wanita daripada pria.

Erotomania sering dikaitkan dengan gangguan kejiwaan lainnya, tetapi juga dapat terjadi dengan sendirinya. Erotomania dapat dimulai secara tiba-tiba, dan gejalanya sering kali berlangsung lama.

Objek kasih sayang biasanya adalah orang yang lebih tua, orang yang tidak dapat diakses dengan status sosial yang lebih tinggi, yang mungkin tidak pernah atau jarang terjadi kontak dengan orang yang mengidap erotomania.

Menurut studi yang terbit di Journal of the National Medical Association Vol. 98 No. 5 (2006), erotomania terkadang juga disebut sindrom De Clerambault. Sebutan ini diambil dari nama psikiater Prancis G.G. De Clerambault yang pertama kali mendeskripsikannya sebagai kelainan yang berbeda pada tahun 1942.

Ciri-ciri Erotomania

Ciri utama erotomania adalah keyakinan palsu seseorang bahwa seseorang jatuh cinta secara mendalam atau obsesif pada mereka.

Sering kali tidak ada bukti nyata mengenai anggapan tersebut. Orang yang dianggap tengah jatuh cinta bahkan mungkin tidak menyadari keberadaan penderita erotomania.

Seseorang dengan kondisi ini mungkin berbicara tentang orang lain secara terus-menerus. Mereka mungkin juga terobsesi untuk bertemu atau berkomunikasi dengan orang tersebut sehingga mereka dapat bersama.

Berikut ini gejala umum yang mungkin terjadi pada penderita erotomani menurut laman Healthline:

  • secara obsesif mengonsumsi media yang berhubungan dengan orang lain jika mereka adalah seorang selebriti atau figur publik;
  • Terus-menerus mengirim surat, email, atau hadiah kepada orang tersebut;
  • Terus-menerus melakukan panggilan telepon ke orang lain;
  • Meyakini bahwa orang tersebut mencoba berkomunikasi secara diam-diam melalui lirikan mata, gerak tubuh, atau pesan berkode di berita, acara televisi, film, atau media sosial;
  • Menciptakan situasi yang rumit tetapi palsu di mana orang lain mengejar mereka, menguntit mereka, atau mencoba menghubungi mereka;
  • Merasa cemburu karena keyakinan bahwa orang lain mungkin berhubungan dengan "kekasih" lain atau mungkin tidak setia;
  • Melecehkan orang lain di depan umum, terkadang sampai ditegur atau ditangkap oleh penegak hukum
  • Kehilangan minat dalam kegiatan selain berbicara tentang orang lain atau melakukan kegiatan yang berhubungan dengan orang tersebut.

Penyebab Penderita Erotomania Merasa Disukai Orang Lain

Laman Choosing Therapy memaparkan, beberapa orang mungkin mengalami erotomania dalam durasi pendek, dan jika tidak ada psikosis.

Penyebab utama erotomania lebih kepada faktor sosial atau emosional dan bukan pergeseran fisiologis dalam kimiawi otak.

Faktor-faktor pencetus berikut ini dapat merujuk pada contoh klinis atau subklinis erotomania:

  • Isolasi sosial
  • Harga diri yang rendah
  • Kesepian
  • Merasa ditolak
  • Kesulitan dengan isyarat sosialisasi.

Faktor-faktor pencetus berikut ini kemungkinan menunjukkan kasus erotomania yang lebih signifikan dan mungkin bersifat klinis:

  • Psikosis yang disebabkan oleh kecanduan narkoba atau alkohol
  • Psikosis yang disebabkan oleh kondisi kesehatan mental yang mendasari, seperti gangguan bipolar atau skizofrenia
  • Psikosis yang disebabkan oleh penurunan kesehatan fisik, seperti tumor otak atau demensia
  • Kecenderungan genetik terhadap spektrum skizofrenia atau gangguan psikotik lainnya.

Apabila erotomania berlangsung lama dan signifikan, erotomania dapat diklasifikasikan sebagai gangguan kesehatan mental, bahkan tanpa adanya gejala lain.

Untuk memenuhi kriteria diagnostik gangguan delusi (subkategori erotomania) dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), erotomania harus sudah ada setidaknya selama satu bulan dengan gangguan kesehatan mental lainnya telah dikesampingkan.

Cara Mengatasi Erotomania

Pada sebagian besar kasus, penderita tidak mungkin menyadari bahwa mereka tengah berkhayal dan tidak menganggap mereka dalam kondisi yang perlu ditangani. Hal ini karena semuanya tampak nyata dan dapat membuat penderitanya merasa nyaman.

Kalau pun, penderita mengunjungi dokter, mungkin karena teman dan keluarga yang memaksa mereka untuk melakukannya. Dokter dapat membantu mengatasi erotomania dengan menerapkan sejumlah langkah di bawah ini mengutip WebMD:

1. Terapi

Terapi bicara adalah pengobatan utama. Ini mungkin termasuk terapi perilaku kognitif (CBT) dan jenis lainnya.

2. Obat resep

Dokter mungkin akan memberikan antipsikotik, antidepresan, atau penstabil suasana hati lainnya. Obat ini dapat membantu penyakit mental yang mendasari.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yonada Nancy