Menuju konten utama

Apa Itu Diklatsar Menwa dan Fakta Kasus Tewasnya Mahasiswa UNS?

Kronologi tewasnya Gilang mahasiswa UNS yang meninggal karena mengikuti Diklatsar Menwa. 

Apa Itu Diklatsar Menwa dan Fakta Kasus Tewasnya Mahasiswa UNS?
Salah satu anggota kepolisian sedang memperlihatkan sejumlah barang bukti pada kasus kematian salah satu mahasiswa UNS saat mengikuti Diklatsar Menwa di Solo, Senin (25/10/2021). FOTO/ANTARA/Aris Wasita

tirto.id - Gilang Endi Saputra, seorang mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), meninggal dunia. Polisi menduga, Gilang tewas akibat tindak kekerasan saat mengikuti Diklatsar Resimen Mahasiswa (Menwa).

Berdasarkan hasil autopsi sementara, kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy, korban meninggal akibat penyumbatan di bagian otak. "Korban terkena beberapa pukulan di bagian kepala," kata Iqbal.

Untuk memastikan penyebab kematiannya, Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil resmi autopsi terhadap jenazah korban yang sudah dilakukan sejak Senin, 25 Oktober 2021.

“Kami masih menunggu hasil autopsi dari Tim Kedokteran Forensik RS Moewardi,” kata Ade ketika dihubungi Tirto, Rabu (27/10).

Kronologi Kasus Tewasnya Mahasiswa UNS

Gilang Endi Saputra meninggal dunia ketika mengikuti Diklatsar Menwa pada hari Minggu malam. Gilang adalah mahasiswa D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sekolah Vokasi (SV) UNS.

Ada 12 peserta yang mengikuti kegiatan itu dan berlangsung selama sembilan hari sejak 23-31 Oktober. Tapi Gilang meninggal dan pihak keluarga melihat ada kejanggalan karena jenazah korban terdapat lebam dan darah.

Keluarga korban pun melaporkan peristiwa itu kepada polisi pada 25 Oktober. Berdasarkan hasil sementara, ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban. "Dari hasil autopsi ada tanda-tanda kekerasan," ucap Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iqbal Alqudusy.

Di sisi lain, pihak UNS mengatakan tidak ada lebam di tubuh korban. Menurut keterangan Wakil Rektor UNS Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Ahmad Yunus, ia sempat melihat jenazah.

"Saat jenazah belum diautopsi, saya lihat mata ditutup seperti deplokan daun lembut seperti jamu. Saya tidak bisa melihat memar atau tidak," ungkap Yunus.

"Sekilas secara fisik saya tidak bisa melihat darah karena dari (pihak) rumah sakit sudah dibersihkan. Mulai dada sampai perut tidak ada tanda-tanda merah atau hitam," kata dia.

Menurut kronologi UNS dari panitia acara. Diktatsar Menwa itu berlangsung sejak 23 Oktober dari pukul 06.00-23.00 WIB di sekitar kampus. Para peserta itu disambut di Markas Menwa UNS, kegiatan selanjutnya dilaksanakan di gedung olahraga, musala Fakultas Teknik kemudian jembatan danau.

Tepat di hari yang sama, Gilang mengaku mengalami keram pada kakinya sehingga meminta pendamping. Seperti peserta lainnya, setelah subuh Gilang juga ikut senam senjata, apel pagi dan berkegiatan di luar kampus tepatnya di Jembatan Jurug dan kembali ke kampus.

Sesampainya di kampus, Gilang mulai mengeluh mengalami sakit punggung dan ia dirawat dengan alat kompres. Kemudian mengigau dan tak sadarkan diri.

Gilang kemudian dilarikan ke rumah sakit pada pukul 21.00 WIB. Di dalam mobil, tepatnya pukul 22.05, ia sudah tidak bernapas lagi. Ketika datang ke rumah sakit, Gilang dinyatakan meninggal dunia.

Apa Itu Diklatsar Menwa?

Diklatsar Menwa adalah kepanjangan dari pendidikan dan latihan dasar Resimen Mahasiswa (Menwa). Ini adalah proses awal dalam pembentukan karakter dasar yang akan ditanamkan ke setiap individu yang mengikuti kegiatan tersebut.

Dinukil dari laman Unand.ac.id, Menwa adalah salah satu kekuatan sipil yang lahir di perguruan tinggi sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata).

Menwa beranggotakan mahasiswa dan anggota Menwa di setiap kampus biasanya membentuk satuan. Sebagai salah satu unit kegiatan kemahasiswaan, komandan satuan melapor langsung kepada rektor/pimpinan perguruan tinggi.

Menwa memiliki semboyan “Widya Castrena Dharma Siddha” yang memiliki arti “penyempurnaan pengabdian dengan ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan”. Menwa bukan militer, tetapi berada di bawah naungan TNI yang bekerja berdasarkan SKB 3 Menteri (Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri) Menteri Pertahanan, Menteri Pendidikan Nasional, dan Menteri Dalam Negeri.

Selain itu, Menwa juga merupakan komponen cadangan pertahanan negara. Oleh karena itu, dikutip dari menwa.umm.ac.id, para anggotanya diberikan pelatihan ilmu militer seperti penggunaan senjata, taktik pertempuran, survival, terjun payung, bela diri militer, senam militer, penyamaran, navigasi dan lain-lain.

Baca juga artikel terkait MENWA UNS SOLO atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya