Menuju konten utama

Apa Itu Angin Puting Beliung yang Sering Terjadi di Musim Pancaroba

Angin puting beliung sering terjadi saat peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya.

Apa Itu Angin Puting Beliung yang Sering Terjadi di Musim Pancaroba
Prakiraan cuaca hujan dan berawan. FOTO/istockphoto

tirto.id - Angin puting beliuang menjadi salah satu bencana yang sering terjadi saat musim pancaroba atau pergantian dari musim kemarau ke musim hujan dan sebaliknya.

Melalui infografis di media sosial resminya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, angin puting beliung adalah angin kencang.

“Tapi angin kencang belum tentu bisa dikatakan angin puting beliung, tergantung kecepatan angin yang menyertai, waktu kejadian singkat setelah itu diikuti angin kencang yang berangsur melemah kecepatannya,” tulis BMKG melalui media sosial Instagram.

Angin puting beliung ini sering terjadi saat peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya dan sangat jarang terjadi adanya angin puting beliung susulan di lokasi yang sama.

BMKG menambahkan, angin puting beliung ini biasanya lebih sering terjadi saat siang atau sore hari dan sangat jarang terjadi pada malam hari.

BMKG juga mengatakan biasanya angin puting beliung bisa terdeteksi 30 menit hingga satu jam sebelum terjadi.

“Daerah tumbuh (angin puting beliung) sering di darat, bila terjadi di laut namanya water spout. Arah gerakannya tergantung gerakan awan cumulusnimbus (CB). Dan proses terjadinya hanya dari awan CB bukan pergerakan angin monsun,” seperti ditulis BMKG.

BMKG menambahkan kecepatan angin puting beliung antara 30 hingga 50 knots dengan durasi singkat, tiga hingga maksimal lima menit.

BMKG juga mengatakan jangkauan daerah yang rusak akibat angin puting beliung antara lima hingga 10 kilometer.

Sementara, beberapa tanda akan datangnya angin puting beliung antara lain,

1. Udara panas, atau pengap

Ini biasanya terjadi satu hari sebelumnya, udara pada malam hingga pagi hari.

2. Terlihat tumbuh awan cumulus

Sekitar pukul 10.00 pagi, di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang berbatas tepi sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

3. Awan cumulus akan cepat berubah warna

Awan cumulus akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap.

4. Sentuhan udara dingin

Sentuhan udara dingin terasa di sekitar tempat kita berdiri.

5. Ranting atau dahan bergoyang cepat

Dahan atau ranting biasanya sudah bergoyang cepat yang artinya hujan dan angin kencang akan datang.

6. Terdengar sambaran petir yang cukup keras

Apabila indikator ini dirasakan maka ada kemungkinan hujan lebat dan angin kencang akan terjadi.

7. Jika satu atau tiga hari berturut-turut tidak ada hujan di musim penghujan

Ada kemungkinan hujan deras yang turun pertama kali diikuti angin kencang yang masuk dalam kategori puting beliung maupun tidak.

Baca juga artikel terkait PUTING BELIUNG atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH