tirto.id - Perjuangan melawan COVID-19 di masa pandemi Corona dilakukan tidak hanya dengan menerapkan #ingatpesanibu terutama 3M. Akan lebih baik jika juga mengaplikasikan langkah 3T dan 3K untuk mencegah penularan coronavirus. Apa itu 3M, 3T, dan 3K?
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebut, COVID-19 merupakan jenis virus baru yang disebabkan oleh SARS-COV2 dan termasuk dalam keluarga besar coronavirus. Penyakit yang kini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia ini dilaporkan pertama kali pada Desember 2019.
Meluasnya penyebaran COVID-19 dengan relatif cepat disebabkan lantaran coronavirus sangat mudah menular, terutama dari orang ke orang melalui percikan-percikan yang keluar dari hidung atau mulut saat orang yang terinfeksi virus ini batuk, bersin, bahkan berbicara.
Selama vaksin yang diharapkan bisa memusnahkan COVID-19 belum ditemukan serta dapat dipastikan keampuhan dan keamanannya, ada cara-cara yang bisa dilakukan dalam menjalani kehidupan newnormal selama pandemi masih berlangsung, sebutlah 3M, 3T, dan 3K.
Apa Itu 3M?
Perilaku disiplin 3M yang sebaiknya secara konsisten dilakukan untuk menekan penularan COVID-19 adalah (1) Memakai masker dengan benar; (2) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir; serta (3) Menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan bahwa berdasarkan penelitian internasional, memakai masker kain dapat menurunkan risiko penularan COVID-19 sebesar 45 persen.
Wiku Adisasmito melanjutkan, lebih baik lagi jika mengenakan masker bedah atau masker medis yang mampu menekan penyebaran virus COVID-19 hingga 70 persen.
Mencuci tangan menjadi langkah 3M berikutnya untuk menurunkan risiko penularan COVID-19 sebesar 35 persen. WHO menyarankan, cucilah tangan menggunakan sabun/antiseptik selama 20-30 detik dan menerapkan langkah-langkah yang benar.
Jika dalam kondisi tertentu, semisal tidak ada air dan sabun atau tidak dapat menggunakan air dan sabun untuk membersihkan tangan, solusi lainnya adalah memakai cairan yang berbasis setidaknya 60 persen alkohol seperti hand sanitizer.
Penerapan 3M selanjutnya adalah menjaga jarak minimal 1-2 meter, serta menghindari kerumunan. Wiku Adisasmito mengatakan, jika hal itu dilakukan maka akan dapat meminimalisir risiko penyebaran COVID-19 hingga 85 persen.
Apa Itu 3T?
Selain perilaku disiplin 3M, upaya untuk semakin menekan penyebaran virus COVID-19 juga ditambahkan dengan penerapan 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment.
Aksi 3T ini hendaknya dilakukan oleh otoritas terkait untuk melakukan pengujian, pelacakan, kemudian tindakan pengobatan atau perawatan kepada orang yang terpapar virus tersebut.
Mantan Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19, Akmal Taher, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (3/10/2020), merekomendasikan penerapan 3T di samping tetap melakukan perilaku disiplin 3M.
Menurut dokter yang juga pakar kesehatan ini, 3T diterapkan sebagai tindakan “jemput bola” untuk menguji dan melacak mereka yang positif sebelum dilakukan upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan pasien hingga sembuh.
Sedangkan menurut Reisa Broto Asmoro selaku Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, penerapan 3T menjadi kunci untuk menurunkan angka kasus positif dan menurunkan angka fatalitas yang disebabkan virus COVID-19.
"Mari dukung 3T yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lakukan 3 Jurus Jitu di atas sebagai bukti kita saling bergotong-royong, berkolaborasi, dan bersatu untuk melawan COVID-19," kata Reisa dilansir website resmi Satgas Penanganan COVID-19.
Apa Itu 3K?
Tak hanya 3M dan 3T, “senjata” untuk perjuangan melawan COVID-19 akan lebih maksimal jika dilengkapi dengan penerapan 3K yang diyakini dapat mempercepat proses penyembuhan pasien yang terpapar virus tersebut.
Lantas, tindakan apa saja yang termasuk dalam 3K? Dikutip dari situs resmi Satgas Penanganan COVID-19, psikolog Edward Andriyanto Sutardhio memaparkannya sebagai berikut:
Pertama,Kaji Informasi. Mengkaji semua informasi yang masuk. Pastikan hanya informasi yang dapat diandalkan dan positif yang masuk ke dalam pikiran.
Kedua,Kelola Emosi. Mengatur seluruh emosi kita agar lebih rileks, tenang, dan lebih nyaman sehingga punya kekuatan untuk melawan penyakit yang menyerang imunitas tubuh tersebut.
Ketiga, Kembangkan Sumber Daya. Mencari hobi atau sesuatu yang menyenangkan bisa membantu masyarakat menjadi lebih baik, lebih sehat, dan lebih mampu menghadapi situasi sulit seperti saat pandemi COVID-19 sekarang ini.
________________________
Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Editor: Agung DH